Kriteria Kreativitas Cara Mengukur Kreativitas

27 untuk dipisahkan satu sama lain, namun demikian dapat dilihat aspek mana yang lebih dominan. Dari pendapat di atas, disimpulkan bahwa berpikir kreatif adalah proses berpikir yang memiliki pandangan berpikir think out of the box. Ciri-ciri atau yang mencerminkan adanya kemampuan berpikir kreatif antara lain kelancaran fluency, keluwesan flexibility, keaslian originality, penguraian elaboration, dan perumusan kembali redefinition. Berpikir kreatif memunculkan ide-ide baru, solusi unik dan berkembangnya beragam alternatif solusi untuk memecahkan permasalahan. Berpikir kreatif dalam matematika merupakan kombinasi dari berpikir logis dan divergen dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Kemampuan berpikir kreatif ini dicerminkan dalam empat aspek yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian dan elaborasi dalam kajian bidang matematika. Empat aspek tersebut tidak dapat dipisahkan namun dilihat dominansi aspeknya dalam kreativitas matematika yang dimiliki seseorang.

2.2.2.2 Kriteria Kreativitas

Penentuan kriteria kreativitas menurut Arnable 1983 dalam Supriadi 1997: 13 menyangkut tiga dimensi yaitu proses, orang atau pribadi, produk kreatif. Jika proses kreatif digunakan sebagai kriteria kreativitas, maka segala produk yang dihasilkan dari proses itu dianggap sebagai produk kreatif, dan orangnya disebut sebagai orang kreatif. Teori tentang proses kreatif menurut Munandar 2009: 39 – 40 bertumpu pada teori Wallas tentang tahap proses kreatif yaitu persiapan, inkubasi, iluminasi dan verifikasi dan teori tentang belahan otak kiri dan kanan dimana belahan otak kanan berkaitan dengan fungsi 28 kreatif, sehingga terjadi dichotomamia yang membagi semua fungsi mental menjadi fungsi belahan otak kanan atau kiri. Menurut Amabile 1983 dalam Supriadi 1997: 13 mengatakan bahwa pengertian person sebagai kriteria kreativitas identik dengan apa yang oleh Guilford 1950 disebut kepribadian kreatif creative personality , yaitu “those patterns of traits that are characteristics of creative persons ”. Kepribadian kreatif menurut Guilford dalam Supriadi 1997: 14 meliputi dimensi kognitif bakat dan nonkognitif minat, sikap, kualitas temperamental. Kriteria produk kreatif menunjuk pada hasil perbuatan, kinerja, atau karya seseorang dalam bentuk barang atau gagasan. Kriteria ini dipandang sebagai yang paling eksplisit untuk menentukan kreativitas seseorang. Penilaian kreativitas dilakukan melalui analisis obyektif terhadap produk, pertimbangan subyektif oleh peneliti, atau peneliti ahli, dan melalui tes Supriadi, 1997: 14. Kriteria produk kreatif menurut Roger dalam Munandar 2009: 21 – 22 ialah produk itu harus nyata observable, produk itu harus baru, dan produk itu adalah hasil dari kualitas unik individu dalam interaksi dengan lingkungannya.

2.2.2.3 Cara Mengukur Kreativitas

Menurut Supriadi 1997: 24 ada lima pendekatan yang digunakan untuk menilai kreativitas seseorang yaitu analisis obyektif terhadap produk kreatif, pertimbangan subyektif, inventori kepribadian, inventori biografis, tes kreativitas. Pendekatan analisis obyektif terhadap peroduk kreatif dimaksudkan untuk menilai secara langsung kreativitas suatu produk berupa benda atau karya kreatif lain yang dapat diobsevasi wujud fisiknya. Pendekatan pertimbangan subyektif diarahkan 29 kepada “orang” atau “produk” kreatif dengan subyektifitas kriteria oleh orang yang akan mengukur. Pendekatan inventori kepribadian ditujukan untuk mengetahui kecenderungan-kecenderungan kepribadian kreatif seseorang atau korelat-korelat kepribadian yang berhubungan dengan kreativitas sehingga kepribadian kreatif diartikan secara luas meliputi sikap, motivasi, minat, gaya berpikir, dan kebiasan-kebiasaan dalam berperilaku. Pendekatan inventori biografis digunakan untuk mengungkap berbagai aspek kehidupan orang-orang kreatif, meliputi identitas pribadi, lingkungan dan pengalaman-pengalaman hidupnya. Sedangkan pendekatan dengan tes kreativitas banyak digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang kreatif yang ditunjukan oleh kemampuannya dalam berpikir kreatif yang hasil pengukurannya dikonversikan ke dalam skala tertentu sehingga menghasilkan CQ Creativity Quotient yang analog dengan IQ Intelligence Quotient untuk intelegensi. Sebagaimana Snyder 2004 mengungkapkan dalam pengukuran CQ salah satunya melalui pengukuran indikator fluency and flexibility.

2.2.2.4 Pengajaran dan Cara Pengembangan Kreativitas

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

0 6 53

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK SISWA.

0 0 39

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF GEOMETRI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN PROGRAM CABRI GEOMETRY II.

0 1 56

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF GEOMETRI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN PROGRAM CABRI GEOMETRY II.

0 0 56

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTUAN WINGEOM.

0 0 24

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

0 0 41

PENGARUH PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

1 2 183

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENGAJUAN DAN PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

0 0 12

Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik

0 0 11

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E BERBANTUAN E-MODUL TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA - Raden Intan Repository

0 3 109