29 kepada “orang” atau “produk” kreatif dengan subyektifitas kriteria oleh orang
yang akan mengukur. Pendekatan inventori kepribadian ditujukan untuk mengetahui kecenderungan-kecenderungan kepribadian kreatif seseorang atau
korelat-korelat kepribadian yang berhubungan dengan kreativitas sehingga kepribadian kreatif diartikan secara luas meliputi sikap, motivasi, minat, gaya
berpikir, dan kebiasan-kebiasaan dalam berperilaku. Pendekatan inventori biografis digunakan untuk mengungkap berbagai aspek kehidupan orang-orang
kreatif, meliputi identitas pribadi, lingkungan dan pengalaman-pengalaman hidupnya. Sedangkan pendekatan dengan tes kreativitas banyak digunakan untuk
mengidentifikasi orang-orang kreatif yang ditunjukan oleh kemampuannya dalam berpikir kreatif yang hasil pengukurannya dikonversikan ke dalam skala tertentu
sehingga menghasilkan CQ Creativity Quotient yang analog dengan IQ Intelligence Quotient untuk intelegensi. Sebagaimana Snyder 2004
mengungkapkan dalam pengukuran CQ salah satunya melalui pengukuran indikator fluency and flexibility.
2.2.2.4 Pengajaran dan Cara Pengembangan Kreativitas
Menurut Klausmeier dalam Slameto 2003: 152-153 menyebutkan langkah-langkah yang diperlukan dalam pembentukan keterampilan memecahkan
masalah berlaku pula untuk pembentukan kreativitas. Sekolah dapat menolong peserta didik mengembangkan keterampilan memecahkan masalah sealigus
mengembangkan kreativitas melalui langkah-langkah sebagai berikut:
30 1 menolong peserta didik mengenal masalah-masalah untuk dipecahkan;
2 menolong peserta didik menemukan informasi, pengertian, asas-asas, dan metode yang perlu untuk memecahkan masalah;
3 menolong peserta didik merumuskan dan membatasi masalah-masalah; 4 menolong peserta didik mengolah dan kemudian menerapkan informasi,
pengertian, asas dan metode itu pada masalah tersebut untuk memperoleh kemungkinan pemecahan hipotesis;
5 mendorong peserta didik merumuskan dan menguji hipotesis-hipotesis untuk memperoleh pemecahan masalah;
6 mendorong peserta didik mengadakan penemuan dan menilai secara bebas. Pengembangan kreativitas dilakukan untuk mendorong mengoptimalkan
capaian dan tujuan pembelajaran. Kemampuan berpikir kreatif pun dapat didorong dengan langkah-langkah pengembangan kerativitas yang telah disebutkan di atas.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kreativitas menurut Davis dalam Slameto 2003: 154 yaitu sebagai berikut:
1 Sikap individu Sikap individu ini mencakup tujuan untuk menemukan gagasan-gagasan serta
produk dan pemecahan baru sehingga perlu diperhatikan tentang perhatian khusus bagi pengembangan kepercayaan diri dan membangkitkan rasa
keingintahuan peserta didik. 2 Kemampuan dasar yang diperlukan
Tahap pembelajaran masalah yang kreatif dan mencakup kemampuan berpikir konvergen dan divergen yaitu sebagai berikut:
31 a memikirkan keseluruhan tahap dari masalah;
b memilih bagian masalah yang harus dipecahkan; c memikirkan informasi yang kiranya dapat membantu;
d memilih sumber-sumber data yang paling memungkinkan; e memikirkan segala kemungkinan pemecahan masalah tersebut;
f memilih gagasan-gagasan yang paling memungkinkan bagi pemecahan; g memikirkan segala kemungkinan cara pengujian;
h memilih cara yang paling dapat dipercaya untuk menguji; i membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi;
j mengambil keputusan. Tahap 1, 3, 5, 7 dan 9 membutuhkan pemikiran divergen. Tahap 2, 4, 6, 8
dan 10 membutuhkan pemikiran konvergen. 3 Teknik-teknik yang digunakan
Teknik yang dapat digunakan untuk mengembangkan kreativitas seperti melakukan pendekatan inquiry, sumbang saran brain storming, memberikan
penghargaan bagi prestasi kreatif, dan meningkatkan pemikiran kreatif melalui banyak media.
2.3 Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based