Manfaat Penelitian Sistematika Penulisan Skripsi

7

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis masalah berbantuan media pembelajaran Pohon Matematika terhadap kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik melalui penelaahan hal-hal berikut. 1 Menelaah perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematik antara peserta didik yang memperoleh PBL berbantuan media pembelajaran Pohon Matematika dan peserta didik yang memperoleh pembelajaran ekspositori. 2 Menelaah peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik yang memperoleh PBL berbantuan media pembelajaran Pohon Matematika apakah lebih baik dibandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik yang memperoleh pembelajaran ekspositori. 3 Mendeskripsikan capaian ketuntasan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik sesuai dengan KKM yang diterapkan di SMP Negeri 2 Tarub yaitu minimal 85 peserta didik mencapai nilai minimal 65. 4 Mendeskripsikan sikap peserta didik terhadap PBL berbantuan media pembelajaran Pohon Matematika.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1 Bagi peserta didik, terdorong meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik yang akan berpegaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah sekaligus memberikan pengalaman belajar. 8 2 Bagi pendidik, dapat mengembangkan alternatif strategi dan media pembelajaran Matematika dalam meningkatkan sumber daya kognitif peserta didik sekaligus melatih kemampuan berpikir kreatif matematik sebagai daya dukung kemampuan pemecahan masalah. Selain itu, dapat memotret kemampuan kognitif dan berpikir kreatif matematik peserta didik. 3 Bagi sekolah, memberikan potret perkembangan peserta didik baik kognitif, psikomotorik dan afektif sehingga dapat memberikan kebijakan yang tepat dalam mendukung proses pembelajaran.

1.5 Penegasan Istilah

1.5.1. Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam http:bahasa.kemdiknas.go.idkbbiindex.php, definisi pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu orang, benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. Pengaruh yang dimaksudkan dalam penelitian ini berkaitan dengan daya kognitif peserta didik terutama kemampuan berpikir kreatif matematik. Indikator dari pengaruh dalam penelitian ini meliputi adanya perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematik antara kelas eksperimen dan kontrol setelah diterapkan PBL berbantuan Pohon Matematika, peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik di kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol, dan kemampuan berpikir kreatifnya mencapai KKM yang diterapkan SMP Negeri 2 Tarub yaitu 85 peserta didik mendapatkan nilai minimal 65. 9

1.5.2. Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning PBL

Menurut Roh 2003 pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran dimana pemecahan masalah merupakan kendali dari pembelajaran yaitu suatu pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan atau mengkonstruksi masalah sehingga peserta didik memerlukan pengetahuan baru untuk dapat menyelesaikannya. Pembelajaran berbasis masalah disebut juga Problem Based Learning PBL. Nuansa yang dibangun dalam PBL adalah nuansa pembelajaran active learning yang menekankan pada student oriented CTL, 2001, Hmelo-Silver,2004; Liu et al., 2012; Savery,2006. Peserta didik didorong untuk aktif mengkonstruksi pemahaman dan meningkatkan keterampilan yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Pembelajaran berbasis masalah pada penelitian ini lebih sering disebut dengan PBL.

1.5.3. Pohon Matematika

Menurut Aini 2010, Pohon Matematika merupakan media pembelajaran yang diwujudkan dengan gambar pohon. Struktur Pohon Matematika terdiri dari batang, ranting dan daun. Pohon Matematika dalam penelitian ini merupakan media pembelajaran Matematika berupa gambar pohon dua dimensi yang digunakan sebagai sarana mengantarkan pembentukan pemahaman sekaligus meningkatkan proses berpikir peserta didik dalam menemukan dan memecahkan masalah. Pohon Matematika menjadi media menuangkan gagasan, ide jawaban peserta didik terhadap permasalahan yang diberikan. Proses berpikir yang diasah adalah pola berpikir divergen sehingga visualisasinya adalah dengan pola pohon berbentuk menyebar dan menjari di bagian ranting dan daun. 10

1.5.4. Berpikir Kreatif Matematik

Berpikir kreatif merupakan proses berpikir yang memiliki pandangan berpikir think out of the box. Munandar 1999: 48 dan Guilford Supriadi, 1997: 7 mengungkapkan ciri-ciri yang mencerminkan adanya kemampuan berpikir kreatif antara lain kelancaran fluency, keluwesan flexibility, keaslian originality, penguraian elaboration, dan perumusan kembali redefinition. Pehkonen Siswono, 2011 mengungkapkan bahwa berpikir kreatif dalam matematika merupakan kombinasi dari berpikir logis dan divergen dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Berpikir kreatif matematik yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah berpikir kreatif yang berkenaan dengan proses matematika maupun penyelesaian tugas matematika.

1.5.5. Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama

Peserta didik Sekolah Menengah Pertama yang menjadi subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Tarub Tahun Ajaran 20112012. SMP Negeri 2 Tarub berlokasi di Desa Bulakwaru, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal. Peserta didik kelas VII mempunyai usia antara 13 sampai dengan 14 tahun. Menurut Piaget dalam Stenberg 2008: 126, perkembangan kognitifnya berada tahap operasi formal yang muncul di usia antara 11 – 15 tahun yang mempunyai karakter berpikir abstrak, idealistik dan logis. Remaja pada tahap ini tidak lagi terbatas pada pengalaman yang konkret sebagai titik tolak pemikirannya.

1.5.6. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar menurut BSNP 2006: 12 berkisar antara 0-100. Kriteria 11 ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Ketuntasan belajar pada penelitian ini yang diterapkan SMP Negeri 2 Tarub adalah 85 peserta didik mendapatkan nilai minimal 65.

1.5.7. Materi Pecahan

Penelitian ini diterapkan pada materi pecahan untuk SMP kelas VII. Materi yang ditekankan adalah mengenai operasi hitung pada pecahan. Menurut Negoro Harahap 1998: 248, pecahan adalah bilangan yang menggambarkan bagian dari suatu keseluruhan, bagian dari suatu daerah, bagian dari suatu benda atau bagian dari suatu himpunan. Bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk , dengan a dan b adalah bilangan pecah, ≠ 0. Bilangan a disebut pembilang, b disebut penyebut. Nuharini, 2008: 41; Manik: 2009: 25. Bentuk pecahan menurut Negoro Harahap 1998: 250 antara lain pecahan biasa, pecahan campuran, pecahan desimal dan persen.

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika skripsi ini secara garis besar terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian awal, inti dan akhir. Bagian awal skripsi ini berisi halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. 12 Bagian inti skripsi terdiri dari lima bab yaitu sebagai berikut. BAB 1 Pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan. BAB 2 Tinjauan Pustaka berisi kajian teori, hasil-hasil penelitian terdahulu, tinjauan materi, kerangka berpikir, dan hipotesis. BAB 3 Metode Penelitian berisi penentuan desain penelitian, subjek penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, analisis uji coba instrumen, teknis analisis data dan hasil uji coba instrumen. BAB 4 Hasil dan Pembahasan berisi hasil penelitian dan pembahasannya. BAB 5 Penutup, berisi simpulan dan saran. Bagian akhir skripsi ini berisi daftar pustaka dan lampiran. 13 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Belajar

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

0 6 53

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK SISWA.

0 0 39

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF GEOMETRI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN PROGRAM CABRI GEOMETRY II.

0 1 56

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF GEOMETRI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN PROGRAM CABRI GEOMETRY II.

0 0 56

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTUAN WINGEOM.

0 0 24

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

0 0 41

PENGARUH PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

1 2 183

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENGAJUAN DAN PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

0 0 12

Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik

0 0 11

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E BERBANTUAN E-MODUL TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA - Raden Intan Repository

0 3 109