Skenario optimis dan moderat dibangun berdasarkan keadaan state kelima faktor kunci tersebut sudah berjalan dengan skala “cukup baik” untuk skenario
moderat dan skala “baik” untuk skenario optimis dalam pengelolaan Kali Surabaya. Sementara itu, skenario pesimis dibangun atas dasar kondisi saat ini
existing condition, dengan pengertian bahwa walaupun sudah memiliki usaha pengelolaan namun belum mengutamakan faktor-faktor penting yang seharusnya
terlebih dahulu dilakukan sehingga tidak memiliki prospek pengelolaan Kali Surabaya yang berpandangan jauh ke depan. Interpretasi kondisi state faktor-
faktor ke dalam pengelolaan dapat dilihat pada Tabel 48.
5.9.2 Simulasi Skenario
Simulasi model dilakukan terhadap skenario pada Tabel 48, untuk mengetahui perilakunya masing-masing. Kajian dilakukan terhadap peubah yang
dianggap menentukan arah kebijakan pengelolaan Kali Surabaya di masa yang akan datang, yaitu hasil simulasi tingkat beban pencemaran Kali Surabaya dari
tiap skenario. Ketiga skenario memberikan hasil yang berbeda pada peubah yang dikaji, di mana secara umum perbedaan antar skenario mulai tampak pada tahun
2012. Hasil simulasi skenario beban sumber pencemaran BOD Kali Surabaya BODK disajikan pada Gambar 55.
Tahun
B O
D K
k g
tahun
2005 2010
2015 2020
2025 2030
4000000 6000000
8000000 10000000
12000000
1 2 3
4 1 2 3
4 1 2 3
4 1
2 3
4 1
2 3
4 1
2 4
Keterangan: 1 kondisi eksisting, 2 skenario optimis 3 skenario moderat, 4 skenario pesimis
Gambar 55 Prediksi beban pencemaran BOD Kali Surabaya hasil simulasi skenario sampai tahun 2030.
Tabel 48 Interpretasi kondisi state faktor-faktor kuncipenentu ke dalam sistem
No. Faktor Keadaan State
Pesimis Moderat
Optimis
1. Pertumbuhan
penduduk dan kesadaran
masyarakat Pelaksanaan program
KB mengendur dan kegiatan penyuluhan
sosialisasi Prokasih tidak berjalan baik
dengan interpretasi kondisi state faktor
kunci penentu sebesar 15.43
Pelaksanaan program KB dan kegiatan
penyuluhan sosiali- sasi Prokasih berjalan
cukup optimaldengan interpretasi kondisi
state faktor kunci penentu sebesar
53.90 Pelaksanaan program
KB dan kegiatan penyuluhan sosialisasi
Prokasih berjalan optimal tepat sasaran
dengan interpretasi kondisi state faktor
kunci penentu sebesar 76.95
2. Persepsi
masyarakat Kegiatan penyuluhan
tidak didukung SDM dan sarana dan
prasarana yang memadai dengan
interpretasi kondisi state faktor
kuncipenentu sebesar 21.08
Anggaran pemerintah ditingkatkan untuk
pengadaan sarana dan prasarana penunjang
kegiatan penyuluhan dengan interpretasi
kondisi state faktor kuncipenentu
sebesar 61.43 Adanya upaya
peningkatan kualitas SDM tenaga penyuluh
dan anggaran untuk pengadaan sarana-
prasarana penunjang dengan interpretasi
kondisi faktor kunci penentu sebesar
80.71
3. Implementasi
peraturan pengendalian
pencemaran air
Sosialisasi kebijakan dan penegakan
hukum yang lemah dengan interpretasi
kondisi state faktor kuncipenentu
sebesar 21.60 Penegakan hukum
sudah mulai berjalan, namun kurang
sosialisasi sehingga tidak berjalan efektif
dengan interpretasi kondisi state faktor
kuncipenentu sebesar 62.10
Kegiatan sosialisasi terus ditingkatkan dan
didukung oleh aparatur yang cukup memadai
dengan interpretasi kondisi state faktor
kuncipenentu sebesar 81.00
4. Komitmen
dukungan Pemda
Tidak didukung oleh dana alokasi khusus
yang memadai oleh Pemerintah Pusat
untuk menjalankan tugas pembantuan
tersebut dengan interpretasi kondisi
state faktor kunci penentu sebesar
21.68 Pemerintah Pusat
memberikan dana alokasi khusus yang
cukup memadai kepada Pemda
dengan interpretasi kondisi state faktor
kuncipenentu sebesar 62.23
Pemda menganggap bahwa sungaikali
merupakan SDA yang memiliki potensi tinggi
untuk pengembangan ekonomi daerah sehing-
ga merasa memiliki kewajiban untuk
menjaganya dengan interpretasi kondisi
faktor kunci penentu sebesar 81.11
5. Sistem dan
kapasitas kelembagaan
Lemahnya koordinasi kelembagaan dengan
interpretasi kondisi state faktor
kuncipenentu sebesar 22.85
Koordinasi kelembagaan sudah
berjalan namun kurang efektif dengan
interpretasi kondisi state faktor
kuncipenentu sebesar 63.80
Kuatnya koordinasi kelembagaan terkait
dengan pengelolaan Kali Surabaya dengan
interpretasi kondisi state faktor kunci
penentu sebesar 81.90
Sumber: Hasil Analisis 2010.
Berdasarkan simulasi model beban sumber pencemaran BOD Kali Surabaya BODK untuk tiap skenario diketahui, bahwa terjadi perbedaan yang mencolok
di antara ketiga skenario yang digunakan. Skenario pesimis 4 memberikan
tingkat pencemaran yang sangat tinggi dibandingkan dengan kedua skenario lainnya. Skenario optimis 2 dan moderat 3 memiliki proyeksi tingkat
pencemaran yang rendah dan berada di bawah tingkat pencemaran kondisi eksisting 1, sedangkan skenario pesimis 4 memiliki proyeksi beban
pencemaran yang sangat tinggi, jauh di atas beban pencemaran kondisi eksisting 1. Gambaran mengenai proyeksi beban pencemaran masing-masing skenario
adalah sebagai berikut:
Skenario Optimis 2 . Pada tahun 2003 tercatat beban pencemaran BOD
Kali Surabaya BODK di skenario ini 2 adalah 3,563 tontahun, dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 4,716 tontahun. Beban pencemaran BOD
terus mengalami peningkatan hingga akhir tahun simulasi 2030, yaitu dengan beban BODK sebesar 6,092 tontahun. Peningkatan beban pencemaran BOD Kali
Surabaya BODK skenario optimis 2 berdasarkan skenario model adalah yang paling rendah jika dibandingkan kedua skenario lainnya.
Skenario Moderat 3 . Pada tahun 2003 tercatat beban pencemaran BOD
Kali Surabaya BODK di skenario moderat 3 sebesar 3,563 tontahun, dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 4,716 tontahun. Penurunan
kualitas air ini terus berlangsung hingga akhir tahun simulasi 2030, yaitu dengan beban BODK sebesar 6,602 tontahun. Peningkatan beban pencemaran BOD Kali
Surabaya BODK skenario moderat 3 berdasarkan skenario model masih berada di bawah beban pencemaran kondisi eksisting 1.
Skenario Pesimis 4 . Pada tahun 2003 tercatat beban pencemaran BOD
Kali Surabaya di skenario pesimis 4 adalah 3,563 tontahun, dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 4,716 tontahun. Beban pencemaran BOD
ini terus mengalami peningkatan hingga akhir tahun simulasi 2030, yaitu dengan kondisi BODK sebesar 12,839 tontahun. Peningkatan beban pencemaran BOD
Kali Surabaya BODK skenario pesimis 4 adalah yang paling besar dibandingkan peningkatan beban BODK dua skenario lainnya dan berada di atas
beban pencemaran kondisi eksisting 1. Berdasarkan simulasi model beban sumber pencemaran TSS Kali Surabaya
Gambar 56 untuk tiap skenario diketahui bahwa terjadi perbedaan yang mencolok di antara ketiga skenario yang digunakan. Gambar 56, menunjukkan
bahwa skenario pesimis 4 memberikan tingkat pencemaran yang sangat tinggi dibandingkan dengan kedua skenario lainnya. Skenario optimis 2 dan moderat
1 memiliki proyeksi tingkat pencemaran yang rendah dan berada di bawah tingkat pencemaran kondisi eksisting 1.
Tahun
T S
S K
k g
tahun
2005 2010
2015 2020
2025 2030
500000000 1000000000
1 2 3
4 1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3
4 1
2 3
4 1
2 4
Gambar 56 Prediksi beban pencemaran TSS Kali Surabaya hasil simulasi skenario sampai tahun 2030.
Gambaran mengenai proyeksi beban pencemaran TSS Kali Surabaya untuk masing-masing skenario adalah sebagai berikut:
Skenario Optimis 2 . Pada tahun 2003 tercatat beban pencemaran TSS
Kali Surabaya TSSK di skenario ini sebesar 26,782 tontahun, dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 101,499 tontahun. Penurunan kualitas air
ini terus berlangsung hingga akhir tahun simulasi 2030, yaitu dengan beban TSSK sebesar 196,817 tontahun. Peningkatan beban pencemaran TSS Kali Surabaya
TSSK skenario optimis 2 berdasarkan skenario model adalah yang paling rendah jika dibandingkan kedua skenario lainnya.
Skenario Moderat 3 . Pada tahun 2003 tercatat beban pencemaran TSS
Kali Surabaya TSSK di skenario moderat 3 adalah 26,782 tontahun, dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 101,499 tontahun. Beban
pencemaran TTS ini terus mengalami peningkatan hingga akhir tahun simulasi 2030, yaitu dengan beban TSS sebesar 240,330 tontahun. Peningkatan beban
pencemaran TSS Kali Surabaya TSSK skenario moderat 3 berdasarkan skenario model masih berada di bawah beban pencemaran kondisi eksisting 1.
Skenario Pesimis 4 . Pada tahun 2003 tercatat beban pencemaran TSS
Kali Surabaya TSSK di skenario pesimis 4 sebesar 26,782 tontahun, dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 101,499 tontahun. Penurunan
kualitas air ini terus berlangsung hingga akhir tahun simulasi 2030, yaitu dengan
kondisi TSSK sebesar 1,110,623 tontahun. Peningkatan beban pencemaran TSS Kali Surabaya TSSK skenario pesimis 4 merupakan yang paling besar
dibandingkan dua skenario lainnya dan dengan tingkat beban pencemaran di atas beban pencemaran kondisi eksisting 1.
Hasil simulasi model beban sumber pencemaran COD Kali Surabaya CODK untuk tiap skenario, menunjukkan bahwa diantara ketiga skenario yang
diterapkan terjadi perbedaan yang relatif rendah Gambar 57.
Tahun C
O D
K k
g tahun
2005 2010
2015 2020
2025 2030
5000000 10000000
15000000 1 2
3 4
1 2 3 4
1 2 3
4 1
2 3
4 1
2 3
4 1
2 4
Gambar 57 Prediksi beban pencemaran COD Kali Surabaya hasil simulasi skenario sampai tahun 2030.
Berdasarkan Gambar 57, tampak bahwa skenario pesimis 4 memberikan tingkat pencemaran yang sangat tinggi dibandingkan dengan kedua skenario
lainnya. Skenario optimis 2 dan moderat 3 memiliki proyeksi tingkat pencemaran yang rendah dan berada di bawah tingkat pencemaran kondisi
eksisting 1, sedangkan skenario pesimis 4 memiliki proyeksi beban pencemaran sedikit di atas beban pencemaran kondisi eksisting 1. Gambaran
mengenai proyeksi beban pencemaran masing-masing skenario adalah sebagai berikut:
Skenario Optimis 2 . Pada tahun 2003 tercatat beban pencemaran COD
Kali Surabaya CODK di skenario ini adalah 17,845 tontahun, dan mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi 11,066 tontahun. Beban pencemaran COD
ini terus menurun hingga akhir tahun simulasi 2030 menjadi 3,356 tontahun.
Skenario Moderat 3 . Pada tahun 2003 tercatat beban pencemaran COD
Kali Surabaya CODK di skenario moderat 3 sebesar 17,845 tontahun, dan
mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi 11,066 tontahun. Beban pencemaran COD Kali Surabaya terus mengalami penurunan hingga akhir tahun
simulasi 2030, yaitu dengan kondisi CODK sebesar 4,465 tontahun. Peningkatan beban pencemaran COD Kali Surabaya CODK skenario moderat 3
berdasarkan skenario model masih berada di bawah beban pencemaran kondisi eksisting 1.
Skenario Pesimis 4 . Pada tahun 2003 tercatat beban pencemaran COD
Kali Surabaya CODK di skenario pesimis 4 sebesar 17,845 tontahun, dan mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi 11,066 tontahun. Penurunan
beban COD terus berlangsung hingga akhir tahun simulasi 2030, yaitu dengan kondisi COD Kali Surabaya sebesar 8,065 tontahun. Penurunan beban
pencemaran COD Kali Surabaya CODK skenario optimis 2 merupakan yang terkecil dibandingkan dua skenario lainnya dan berada di bawah beban
pencemaran kondisi eksisting 1. Berdasarkan simulasi model beban sumber pencemaran N-NO
3
Tahun N
N O
3K k
g tahun
2005 2010
2015 2020
2025 2030
500000 1000000
1500000 1
2 3
4 1 2 3 4
1 2 3
4 1
2 3 4
1 2 3
4 1
Kali Surabaya NNO3K untuk tiap skenario diketahui bahwa terjadi perbedaan yang
rendah rendah di antara ketiga skenario yang digunakan Gambar 58.
Gambar 58 Prediksi beban pencemaran N-NO
3
Skenario pesimis 4 memberikan tingkat pencemaran paling tinggi dibandingkan dengan kedua skenario lainnya. Skenario optimis 2 dan moderat
3 memiliki proyeksi tingkat pencemaran yang rendah dan berada di bawah Kali Surabaya hasil simulasi
skenario sampai tahun 2030.
tingkat pencemaran kondisi eksisting 1, sedangkan skenario pesimis 4 memiliki proyeksi beban pencemaran sedikit di atas beban pencemaran kondisi
eksisting 1. Gambaran mengenai proyeksi beban pencemaran masing-masing skenario adalah sebagai berikut:
Skenario Optimis 2 . Pada tahun 2003 tercatat beban pencemaran N-NO
3
Kali Surabaya NNO3K di skenario ini adalah 1,783 tontahun, dan mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi 187.97 tontahun. Perbaikan kualitas air ini
terus berlangsung hingga akhir tahun simulasi 2030, yaitu dengan kondisi beban N-NO
3
Kali Surabaya sebesar 28.17 tontahun. Penurunan beban pencemaran N- NO
3
Kali Surabaya NNO3K skenario optimis 2 berdasarkan skenario model adalah yang paling besar jika dibandingkan kedua skenario lainnya.
Skenario Moderat 3 . Pada tahun 2003 tercatat beban pencemaran N-NO
3
Kali Surabaya NNO3K di skenario moderat 3 adalah 1,783 tontahun, dan mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi 187.97 tontahun. Pada akhir
tahun simulasi 2030, beban N-NO
3
Kali Surabaya terus menurun menjadi 45.29 tontahun. Penurunan beban pencemaran N-NO
3
Kali Surabaya NNO3K skenario moderat 3 berdasarkan skenario model masih berada di bawah beban
pencemaran kondisi eksisting 1.
Skenario Pesimis 4 . Pada tahun 2003, beban pencemaran N-NO
3
Kali Surabaya NNO3K di skenario pesimis 4 adalah 1,783 kgtahun, dan
mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi 187.97 tontahun. Pada akhir tahun simulasi 2030, beban N-NO
3
Kali Surabaya terus menurun menjadi 117.03 tontahun. Penurunan beban pencemaran N-NO
3
Berdasarkan simulasi model beban sumber pencemaran P-PO Kali Surabaya skenario
pesimis 4 merupakan yang paling rendah dibandingkan dua skenario lainnya dan dengan tingkat beban pencemaran masih di atas beban pencemaran kondisi
eksisting 1.
4
Kali Surabaya PPO4K untuk tiap skenario diketahui bahwa terjadi perbedaan yang
rendah di antara ketiga skenario yang digunakan Gambar 59. Skenario pesimis 4 memberikan tingkat pencemaran paling tinggi dibandingkan dengan kedua
skenario lainnya. Skenario optimis 2 dan moderat 3 memiliki proyeksi tingkat pencemaran yang rendah dan berada di bawah tingkat pencemaran kondisi
eksisting 1, sedangkan skenario pesimis 4 memiliki proyeksi beban pencemaran sedikit di atas beban pencemaran kondisi eksisting 1.
Tahun P
P O
4K k
g tahun
2005 2010
2015 2020
2025 2030
200000 400000
600000
1 2
3
4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3
4 1
2 3 4
1
Gambar 59 Prediksi beban pencemaran P-PO
4
Kali Surabaya hasil simulasi skenario sampai tahun 2030.
Gambaran mengenai proyeksi beban pencemaran P-PO
4
Kali Surabaya untuk tiap skenario adalah sebagai berikut:
Skenario Optimis 2 . Pada tahun 2003, beban pencemaran P-PO
4
Kali Surabaya PPO4K di skenario ini adalah 762.57 tontahun, dan pada tahun 2011
mengalami penurunan menjadi 84.37 tontahun. Pada akhir tahun simulasi 2030, beban P-PO
4
Kali Surabaya terus menurun menjadi 21.89 tontahun. Penurunan beban pencemaran P-PO
4
Kali Surabaya skenario optimis 2 berdasarkan skenario model adalah yang paling besar jika dibandingkan kedua skenario
lainnya.
Skenario Moderat 3 . Pada tahun 2003, beban pencemaran P-PO
4
Kali Surabaya PPO4K di skenario moderat 3 sebesar 762.57 tontahun, dan
mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi 84.37 tontahun. Pada akhir tahun simulasi 2030, beban P-PO
4
Kali Surabaya terus menurun menjadi 30.50 tontahun. Penurunan beban pencemaran P-PO
4
Skenario Pesimis 4 . Pada tahun 2003 tercatat beban pencemaran P-PO
Kali Surabaya skenario moderat 3, berdasarkan skenario model masih berada di bawah beban pencemaran
kondisi eksisting 1.
4
Kali Surabaya PPO4K di skenario pesimis 4 sebesar 762.57 tontahun, dan mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi 84.37 tontahun. Pada akhir
tahun simulasi 2030, beban P-PO
4
Kali Surabaya terus menurun menjadi 59.90 tontahun. Penurunan beban pencemaran P-PO
4
Kali Surabaya PP04K skenario
pesimis 4, merupakan yang paling rendah dibandingkan dua skenario lainnya dan dengan tingkat beban pencemaran masih di atas beban pencemaran kondisi
eksisting 1. Berdasarkan perhitungan persentase beban pencemaran dibandingkan
dengan kapasitas asimilasinya untuk tiap parameter, menunjukkan bahwa pada skenario optimis 2, parameter BOD dan TSS memiliki tingkat persentase beban
pencemaran paling tinggi dibandingkan ketiga parameter lainnya, sedangkan berdasarkan tingkat kecenderungannya, seluruh parameter mengalami penurunan
beban pencemaran selama tahun simulasi Gambar 60.
Tahun per
s en
PBOD 1
PTSS 2
PCOD 3
PNNO3 4
PPPO4 5
2005 2010
2015 2020
2025 2030
2000 4000
6000
1 2 3
4 5
1 2
3 4
5 1
2
3 4
5 1
2
3 4
5 1
2
3 4 5
1 2
3
Gambar 60 Prediksi persentase beban pencemaran dibandingkan kapasitas asimilasi hasil simulasi skenario optimis sampai tahun 2030.
Pada tahun 2003, persentase beban pencemaran kelima parameter kualitas air dibandingkan kapasitas asimilasinya adalah berturut-turut BOD sebesar
2,454, COD 2,458, TSS 738, N-NO
3
4,911, dan P-PO
4
105. Pada tahun 2011, persentase beban pencemaran mengalami penurunan menjadi 2,281
BOD, COD 1,071, TSS 1,964, N-NO
3
364 dan P-PO
4
menjadi 8. Penurunan persentase beban pencemaran ini terus terjadi hingga akhir tahun
simulasi 2030, yaitu dengan kondisi BOD sebesar 1,008, COD 111, TSS 1,303, N-NO
3
19, dan P-PO
4
Pada skenario moderat, hasil simulasi persentase beban pencemaran dibandingkan dengan kapasitas asimilasinya untuk tiap parameter disajikan pada
Gambar 61. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa parameter BOD dan TSS memiliki tingkat persentase beban pencemaran paling tinggi dibandingkan ketiga
0.7.
parameter lainnya, sedangkan berdasarkan tingkat kecenderungan, seluruh parameter mengalami penurunan beban pencemaran selama tahun simulasi. Pada
tahun 2003, persentase beban pencemaran tiap parameter kualitas air dibandingkan kapasitas asimilasinya untuk BOD sebesar 2,454, COD 2,458,
TSS 738, N-NO
3
4,911, dan P-PO
4
sebesar 105. Pada tahun 2011, persentase beban pencemaran mengalami penurunan masing-masing menjadi
2,281 BOD, COD 1,072, TSS 1,964, N-NO
3
364, dan P-PO
4
menjadi 8. Penurunan persentase beban pencemaran terus terjadi hingga akhir tahun
simulasi 2030, yaitu dengan beban BOD menjadi 1,092, COD 148, TSS 1,591, N-N0
3
30, dan P-PO
4
Tahun
per sen
PBOD 1
PTSS 2
PCOD 3
PNNO3 4
PPPO4 5
2005 2010
2015 2020
2025 2030
1000 2000
3000 4000
5000
1 2 3
4
5 1
2 3
4 5
1 2 3
4 5
1 2
3 4 5
1 2
3 4
5 1
2
3
sebesar 1.
Gambar 61 Prediksi persentase beban pencemaran dibandingkan kapasitas asimilasi hasil simulasi skenario moderat sampai tahun 2030.
Untuk skenario pesimis, hasil simulasi persentase beban pencemaran dibandingkan dengan kapasitas asimilasi untuk tiap parameter ditunjukkan pada
Gambar 62. Hasil skenario pesimis berbeda dengan kedua skenario lainnya. Parameter BOD dan TSS memiliki tingkat persentase beban pencemaran paling
tinggi dibandingkan ketiga parameter lainnya, sedangkan berdasarkan tingkat kecenderungannya, hanya parameter BOD dan TSS yang mengalami peningkatan
beban pencemaran selama tahun simulasi.
Tahun per
s en
PBOD 1
PTSS 2
PCOD 3
PNNO3 4
PPPO4 5
2005 2010
2015 2020
2025 2030
5000 10000
1 2
3 4
5 1
2 3 4
5 1
2 3 4
5 1
2 3 4
5 1
2
3 4 5
1 2
3
Gambar 62 Prediksi persentase beban pencemaran dibandingkan kapasitas asimilasi hasil simulasi skenario pesimis sampai tahun 2030.
Hasil skenario pesimis, pada tahun 2003 persentase beban BOD sebesar 2,454 menurun sedikit menjadi 2,281 tahun 2011, dan pada akhir tahun
simulasi 2030 menjadi 2,125. Sementara, peningkatan TSS dari 738 tahun 2003 menjadi 1,964 tahun 2011, dan meningkat tajam pada akhir tahun
simulasi 2030 menjadi 7,352. Berdasarkan perhitungan persentase beban pencemaran total dibandingkan
dengan kapasitas asimilasinya masing-masing skenario, diketahui bahwa terjadi penurunan persentase beban pencemaran selama tahun simulasi di skenario
optimis 2 dan moderat 3, sedangkan skenario pesimis 4 sebaliknya. Hasil simulasi persentase beban pencemaran total dibandingkan kapasitas asimilasi
ketiga skenario ditunjukkan pada Gambar 63. Pada tahun 2003, tercatat persentase beban pencemaran total dibandingkan
kapasitas asimilasi untuk ketiga skenario adalah 2,133, mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi 1,138. Untuk skenario optimis 2 dan moderat 3
penurunan persentase pencemaran total terus terjadi hingga akhir tahun simulasi 2030, yaitu masing-masing sebesar 488 dan 572, sedangkan untuk skenario
pesimis 4 terus mengalami peningkatan beban pencemaran total dari tahun simulasi 2011 hingga akhir tahun simulasi 2030 menjadi sebesar 1,964.
Tahun PT
P
2005 2010
2015 2020
2025 2030
500 1000
1500 2000
2500 3000
1 2 3
4 1 2 3 4
1 2 3
4 1
2 3 4
1 2 3
4
1 2
4
Gambar 63 Prediksi persentase beban pencemaran total dibandingkan kapasitas asimilasi hasil simulasi skenario sampai tahun 2030.
5.9.3 Analisis Perbandingan Penerapan antar Skenario