Kondisi Eksisting Model .1 Simulasi Sub-Model Lingkungan
5.8.4 Kondisi Eksisting Model 5.8.4.1 Simulasi Sub-Model Lingkungan
Simulasi model lingkungan menggambarkan tingkat pencemaran Kali Surabaya yang ditunjukkan oleh parameter kualitas air. Parameter yang
digunakan dalam simulasi model ini adalah BOD, COD, dan TSS. Hasil simulasi sub-model lingkungan disajikan pada Gambar 43.
Tahun k
g tahun
BOD 1
COD 2
TSS 3
2005 2010
2015 2020
2025 2030
20000000 40000000
60000000 80000000
100000000
1 2
3
1 2
3
1 2
3
1 2
3
1 2
3
1 2
3
Gambar 43 Simulasi sub-model lingkungan berdasarkan beban BOD, COD dan TSS dari sumber pencemaran.
Hasil simulasi sub-model berdasarkan beban BOD, COD, dan TSS dari sumber pencemaran, diketahui bahwa terjadi peningkatan beban pencemaran air
Kali Surabaya akibat meningkatnya pencemaran lingkungan Kali Surabaya. Peningkatan beban pencemaran air tersebut ditunjukkan oleh peningkatan beban
BOD, COD, dan TSS dari sumber pencemaran selama tahun simulasi yang dibuat. Pada tahun 2003, beban pencemaran BOD, COD, dan TSS berturut-turut adalah
15,649; 36,291 dan 42,173 tontahun. Pada tahun 2008, beban pencemaran tersebut meningkat masing-masing menjadi 19,825; 47,342 dan 71,468 tontahun.
Peningkatan beban pencemaran BOD, COD, dan TSS terus berlangsung hingga akhir simulasi 2030, yaitu beban BOD 23,636; COD 57,014 dan TSS 95,638
tontahun. Hasil simulasi selengkapnya disajikan pada Lampiran 20. Hasil simulasi sub-model lingkungan berdasarkan beban N-NO
3
dan P-PO
4
dari sumber pencemar ditunjukkan pada Gambar 44.
Tahun k
g tahun
NNO3 1
PPO4 2
2005 2010
2015 2020
2025 2030
500 1000
1
2 1
2 1
2 1
2 1
2 1
Gambar 44 Simulasi sub-model lingkungan berdasarkan N-NO
3
dan P-PO
4
beban sumber pencemaran. Berdasarkan simulasi sub-model lingkungan Gambar 44, tampak bahwa
beban N-NO
3
dan P-PO
4
yang masuk ke Kali Surabaya mengalami penurunan akibat menurunnya beban pencemaran limbah yang mengandung senyawa nitrat
dan fosfat ke Kali Surabaya. Penurunan ini ditunjukan oleh berkurangnya beban nitrat dan fosfat selama tahun simulasi yang dibuat. Pada tahun 2003, tercatat
beban N-NO
3
dan P-PO
4
berturut-turut 1,232 dan 895 kgtahun. Pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 1,026 dan 745 kgtahun. Perbaikan kua litas air
berdasarkan kandungan N-NO
3
dan P-PO
4
terus mengalami peningkatan hingga akhir simulasi tahun 2030, yaitu beban N-NO
3
dan P-PO
4
menjadi 34.49 dan 25.06 kgtahun. Hasil simulasi sub-model lingkungan berdasarkan beban N-NO
3
dan P-PO
4
Hasil simulasi Gambar 45, memperlihatkan bahwa beban BOD, COD, dan TSS di Kali Surabaya menunjukkan kecenderungan yang berbeda. Hasil
simulasi tahun 2003 hingga tahun 2008, beban BOD berfluktuasi akibat perubahan debit dan kadar BOD Kali Surabaya. Kecenderungan peningkatan
beban BOD terjadi pada tahun 2009 hingga akhir tahun simulasi akibat meningkatnya pencemaran lingkungan Kali Surabaya. Beban BOD tahun 2003
dan tahun 2008 berturut-turut 3,563 dan 3,935 tontahun, sedangkan pada tahun selengkapnya disajikan pada Lampiran 21.
Simulasi sub-model lingkungan juga dilakukan terhadap beban pencemaran BOD, COD, dan TSS yang terjadi di Kali Surabaya dibandingkan dengan
kapasitas asimilasi Kali Surabaya. Hasil simulasi ditunjukkan pada Gambar 45.
2030 beban BOD mencapai 7,701 tontahun. Beban pencemar COD dan TSS pada tahun 2003-2006 menunjukkan nilai yang fluktuatif, namun pada tahun 2007
hingga tahun 2030, beban TSS terus mengalami peningkatan dan beban COD menurun. Pada tahun 2003, 2008, dan 2030 beban TSS masing-masing adalah
26,782; 85,722 dan 348,784 tontahun, sedangkan beban COD berturut-turut adalah 17,845; 13.190 dan 5,913 tontahun.
Tahun
k g
tahun
BODK 1
KABOD 2
2005 2010
2015 2020
2025 2030
2000000 4000000
6000000 1
2 1
2 1
2 1
2 1
2 1
2
Tahun k
g tahun
CODK 1
KACOD 2
2005 2010 2015 2020 2025 2030
5000000 10000000
15000000 1
2 1
2 1
2 1
2 1
2 1
2
Tahun k
g tahun
TSSK 1
KATSS 2
2005 2010
2015 2020
2025 2030
100000000 200000000
300000000
1 2
1 2
1 2
1
2 1
2 1
2
Gambar 45 Simulasi sub-model lingkungan berdasarkan BOD, COD dan TSS di Kali Surabaya.
Beban pencemaran air Kali Surabaya berdasarkan ketiga parameter di atas, melampaui batas kapasitas asimilasi atau kemampuan Kali Surabaya dalam
mereduksi beban pencemaran tersebut secara alamiah. Kapasitas asimilasi BOD KABOD pada tahun 2003, 2008, dan 2030 berturut-turut adalah 145.19,
129.53 dan 604.29 tontahun. Kapasitas asimilasi COD KACOD pada tahun 2003, 2008, dan 2030 masing-masing adalah 725.96; 647.64 dan 3,021.50
tontahun, sedangkan kapasitas asimilasi TSS berturut-turut adalah 3,629.84; 3,238.23 dan 15,107.53 tontahun.
Kecenderungan perubahan beban pencemar N-NO
3
dan P-PO
4
di Kali Surabaya mengikuti pola perubahan beban pencemar N-NO
3
dan P-PO
4
dari sumber pencemar limbah pertanian dan domestik. Kecenderungan perubahan
tersebut dapat dilihat dari hasil simulasi beban N-NO
3
dan P-PO
4
Tahun k
g tahun
NNO3K 1
KANNO3 2
2005 2010
2015 2020
2025 2030
500000 1000000
1500000 1
2 1
2 1
2 1 2
1 2
1
yang ditunjukan pada Gambar 46.
a
Tahun
k g
tahun PPO4K
1 KAPPO4
2
2005 2010
2015 2020
2025 2030
1000000 2000000
3000000
1 2
1 2
1 2
1 2
1 2
1 2
b Gambar 46 Simulasi sub-model lingkungan berdasarkan: a beban N-NO
3
b beban P-PO
4
di Kali Surabaya. Hasil simulasi Gambar 46, memperlihatkan bahwa beban nitrat dan fosfat
di Kali Surabaya mengalami penurunan yang cukup tajam. Penurunan tersebut ditunjukkan oleh berkurangnya kadar nitrat dan fosfat selama tahun simulasi yang
dibuat. Pada tahun 2003 beban pencemar N-NO
3
dan P-PO
4
berturut-turut adalah 1,783.56 dan 762.57 tontahun. Pada tahun 2008 mengalami penurunan cukup
tajam masing-masing menjadi 308.91 dan 120.00 tontahun. Perbaikan kualitas air Kali Surabaya tersebut berdasarkan beban nitrat dan fosfat terus mengalami
peningkatan hingga akhir tahun simulasi 2030, yaitu beban nitrat menurun hingga 71.53 tontahun dan fosfat menjadi 42.13 tontahun. Pada Gambar 46 juga
memperlihatkan, bahwa kapasitas asimilasi yang menunjukkan kemampuan air Kali Surabaya dalam menerima beban pencemar P-PO
4
fosfat masih di atas tingkat pencemaran fosfat, sedangkan untuk parameter N-NO
3
nitrat pada awal tahun simulasi tingkat pencemarannya melampaui kapasitas asimilasi, namun
secara perlahan beban pencemarannya mengalami penurunan sehingga mulai tahun simulasi 2021, nilai kapasitas asimilasinya sudah berada di atas tingkat
pencemaran. Hasil simulasi sub-model lingkungan berdasarkan persentase beban
pencemaran tiap parameter dan persentase total, disajikan pada Gambar 47 dan 48.
Tahun per
s en
PBOD 1
PTSS 2
PCOD 3
PNNO3 4
PPPO4 5
2005 2010
2015 2020
2025 2030
1000 2000
3000 4000
5000
1
2 3 4
5 1
2 3
4 5
1 2
3 4
5 1
2
3 4 5
1 2
3 4
5 1
2
3
Gambar 47 Simulasi sub-model lingkungan berdasarkan persentase tiap parameter pencemar.
Tahun PT
P
2005 2010
2015 2020
2025 2030
1000 1500
2000 2500
Gambar 48 Simulasi sub-model lingkungan berdasarkan persentase beban pencemaran total.
Berdasarkan perhitungan persentase beban pencemaran dibandingkan kapasitas asimilasi tiap parameter, diketahui bahwa parameter BOD dan TSS
memiliki tingkat persentase beban pencemaran paling tinggi dibandingkan ketiga parameter lainnya, sedangkan berdasarkan tingkat kecenderungan, hanya
parameter TSS yang mengalami peningkatan beban pencemaran selama tahun simulasi Data hasil simulasi disajikan pada Lampiran 22-25.
Berdasarkan perhitungan persentase beban pencemaran total dibandingkan kapasitas asimilasi, memperlihatkan bahwa terjadi penurunan persentase total
beban pencemaran selama tahun simulasi. Pada tahun 2003, persentase total beban pencemaran 21.33 kali kapasitas asimilasi. Pada tahun 2008 mengalami
penurunan menjadi 17.38 kali kapasitas asimilasi. Pada akhir tahun simulasi 2030, persentase total beban pencemaran terus menurun menjadi 7.65 kali
kapasitas asimilasi.