Partisipasi Masyarakat dalam Pengendalian Pencemaran

datang kualitas air Kali Surabaya akan memenuhi standar kualitas air untuk bahan baku air minum. Persepsi masyarakat yang benar terhadap upaya pengendalian pencemaran air Kali Surabaya merupakan faktor penting karena akan menentukan peran dan partisipasi masyarakat selanjutnya. Hasil analisis data kuesioner menunjukkan bahwa secara umum, masyarakat sekitar bantaran Kali Surabaya memiliki persepsi yang tinggi terhadap pencegahan dan penanggulangan pencemaran air Kali Surabaya Gambar 32, namun hal tersebut tidak sejalan dengan kondisi Kali Surabaya yang masih tetap tercemar berat. Hal ini diduga akibat kurangnya sarana dan prasarana seperti IPAL komunal, MCK umum, jarak dan tempat pembuangan sementara TPS, dan lain-lain. Hasil penelitian JICA dan KLH tahun 2007 KLH 2008 menunjukkan bahwa 15 orang yang tinggal dalam jarak 100 m dengan tempat penampungan sampah melakukan pembuangan sampah ke sungai, sementara sebanyak 70 orang yang tinggal dengan jarak antara 100 m hingga 200 m dengan TPS melakukan pembuangan sampah ke sungai. Menurut Harihanto 2001, ada tiga faktor yang menyebabkan perilaku individu tidak sesuai dengan sikap dan tindakannya, yaitu: motivasi, pandangan mengenai perilaku panutan, dan pandangan mengenai konsekuensi dari perilaku tertentu terhadap air sungai. Gambar 32 Persentase persepsi masyarakat tentang pengendalian pencemaran.

5.5.3 Partisipasi Masyarakat dalam Pengendalian Pencemaran

Partisipasi participation adalah suatu tindak mengambil bagian atau memberi sumbangan pada aktivitas atau peristiwa. Tindak itu dapat dilakukan oleh perorangan atau oleh sejumlah orang yang terorganisasikan atau tidak terorganisasikan. Partisipasi masyarakat dalam pengendalian pencemaran air Kali Surabaya adalah keterlibatan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas pengendalian pencemaran. Menurut Benjathikul 1986, partisipasi masyarakat dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, politik, budaya, dan faktor sosio-psikologi. Hasil analisis data kuesioner partisipasi masyarakat dalam pengendalian pencemaran ditunjukkan pada Gambar 33. Gambar 33 Partisipasi masyarakat dalam pengendalian pencemaran. Gambar 33 menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam pengendalian pencemaran air Kali Surabaya cukup tinggi 56.10, namun jauh di bawah nilai persepsi masyarakat. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa persepsi yang benar tentang pencegahan dan penanggulangan pencemaran air tidak selalu diikuti tindakan nyata dalam pengendalian. Hal tersebut sesuai hasil penelitian Pimon 2004 yang menyatakan bahwa selain adanya persepsi yang benar, partisipasi masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor gender, pengetahuan, tingkat pendapatan, status sosial dan pesan persepsi message perception, namun tidak berkaitan dengan usia, pekerjaan, dan lama tinggal dalam komunitas. Hal tersebut juga sesuai dengan hasil penelitian Mulyanto 2003, yang menyimpulkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat terhadap pengendalian pencemaran berbeda-beda sesuai situasi setempat sosial, ekonomi, kultural. Aspek ekonomi mempunyai pengaruh kecil terhadap partisipasi masyarakat, namun kondisi sosial dan budaya masyarakat berpengaruh signifikan terhadap partisipasi masyarakat dalam pengendalian pencemaran, terutama menyangkut penanggulangan limbah domestik. Bentuk-bentuk partisipasi yang diberikan responden 32.0 berupa uangdana, 57.5 tenaga, 5.5 bahan, dan 5.0 berupa ide, saran, dan pemikiran. Hasil kuesioner juga menunjukkan bahwa sebanyak 65 responden 32.5 membuang air limbah, bekas masak, mandi, dan mencuci ke Kali Surabaya. Hasil ini senada dengan hasil penelitian JICA dan KLH tahun 2007 KLH 2008, yang menyatakan bahwa berdasarkan hasil wawancara terhadap 411 responden di Kota Bogor, Palembang, dan Gorontalo menunjukkan bahwa rata-rata 30 orang yang tinggal di bantaran sungai atau sempadan sungai melakukan pembuangan sampah ke sungai.

5.6 Prioritas Kegiatan Reduksi Beban Pencemaran