56
tertentu dapat membunuh biota perairan. Biota-biota yang tergolong bangsa udang-udangan crustacea akan mengalami kematian dalam selang waktu 24 –
504 jam bila dalam badan perairan di mana biota ini hidup terlarut logam Cd atau persenyawaannya pada rentang konsentrasi 0.005 – 0.15 ppm.
Kadmium Cd merupakan logam berat yang berbahaya karena elemen ini beresiko tinggi terhadap pembuluh darah. Kadmium berpengaruh terhadap
manusia dalam jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal. Secara prinsipil pada konsentrasi rendah berefek
terhadap gangguan pada paru-paru, emphysema dan renal turbular disease yang kronis. Jumlah normal kadmium di tanah berada di bawah 1 ppm, tetapi angka
tertinggi 1700 ppm dijumpai pada permukaan sample tanah yang diambil di dekat pertambangan biji seng Zn. Kadmium lebih mudah diakumulasi oleh
tanaman dibandingkan dengan ion logam berat lainnya seperti timbal. Menurut badan dunia FAOWHO, konsumsi per minggu yang ditoleransikan bagi manusia
adalah 400-500 μg per orang atau 7 μg per kg berat badan.
2.8 Analisis Risiko Kesehatan
Risiko adalah suatu konsep matematis yang mengacu pada kemungkinan terjadinya efek yang tidak diinginkan akibat pemaparan terhadap suatu polutan
WHO 2006. Analisis risiko adalah suatu metode untuk menilai dan melakukan prediksi apa yang akan terjadi akibat adanya pemaparan exposure atau
pencemaran pollution, terhadap zat berbahaya di masa yang akan datang. Menurut WHO 2006 dalam analisis risiko dievaluasi probabilitas dan sifat dari
efek merugikan yang muncul akibat pemaparan terhadap zat kimia. Lebih lanjut WHO 2006 menjelaskan bahwa kriteria penting untuk menetapkan prioritas
dalam pemilihan zat kimia untuk pengkajian risiko adalah: a indikasidugaan adanya bahan berisiko terhadap kesehatan manusia danatau lingkungan; b
kemungkinan bahwa tingkatan produksi tertentu dan penggunaan zat kimia dapat membuka peluang terjadinya pemaparan; c kemungkinan persistensinya di
lingkungan; d kemungkinan bioakumulasi; dan e tipe dan besar populasi yang mungkin terpapar. Metode analisis risiko digunakan untuk menilai faktor bahaya
yang paling berpengaruh buruk terhadap kesehatan sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan terhadap menurunnya tingkat kesehatan seseorang akibat
faktor bahaya tersebut.
57
Analisis risiko kesehatan terdiri atas beberapa tahap, yaitu: identifikasi bahaya, analisis pemaparan, analisis dosis respon, dan karakterisasi risiko
Soemirat 2000; enHealth 2002; Rahman 2007. Tahapan dalam analisis risiko disajikan pada Gambar 4.
Identifikasi Bahaya
Analisis
Pemaparan Analisis Dosis-Respon
Karakterisasi Risiko
Manajemen Risiko
Gambar 4 Tahapan dalam analisis risiko kesehatan diringkas dari enHealth 2002.
1 Identifikasi Bahaya Identifikasi bahaya adalah proses untuk memperoleh data mengenai masalah
kesehatan yang dapat terjadi akibat adanya suatu bahan yang dapat ditelusuri dari sumber dan penggunaan risk agent memakai pendekatan agent oriented WHO
1983 dalam Rahman 2007. Identifikasi bahaya juga bisa dilakukan dengan mengamati gejala dan penyakit yang berhubungan dengan toksisitas risk agent di
masyarakat yang telah terkumpul dalam studi-studi sebelumnya, baik di wilayah kajian atau di tempat-tempat lain. Salah satu langkah penting dalam identifikasi
bahaya adalah memilih metode yang tepat sehingga mendapatkan data akurat mengenai faktor bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia CEPA
2001. Data penelitian terhadap manusia merupakan data yang sangat baik dalam mengevaluasi risiko kesehatan terhadap manusia yang dikaitkan dengan
pemaparan terhadap suatu zat. 2 Analisis Pemaparan
Analisis pemaparan atau exposure assessment adalah proses untuk memperoleh informasi mengenai frekuensi, durasi, dan pola pemaparan suatu zat
terhadap manusia. Menurut Rahman 2007, analisis pemaparan bertujuan untuk
58
mengenai jalur-jalur pemaparan risk agent agar jumlah asupan yang diterima individu dalam populasi berisiko dapat dihitung.
3 Analisis Dosis-Respon Analisis dosis-respon adalah penentuan hubungan antara nilai dosis atau
tingkat paparan suatu bahan kimia dan respon berupa kejadian-kejadian yang berkaitan dengan efek buruk atau efek yang membahayakan enHealth 2002.
Analisis dosis-respon dilakukan untuk menetapkan nilai-nilai kuantitatif toksisitas risk agent untuk setiap bentuk spesi kimianya. Melalui analisis dosis-respon dapat
diperkirakan jumlah zat yang masuk ke dalam tubuh dan pengaruhnya terhadap kesehatan seseorang. Menurut Soemirat 2000, analisis dosis respon dilakukan
untuk melihat hubungan yang konsisten antara jumlah zat yang masuk dosis dengan respon berupa efek kesehatan. Dosis-respon kuantitatif beberapa zat
toksik ditunjukkan pada Tabel 15. Tabel 15 Dosis-respon kuantitatif nonkarsinogen dan karsinogen beberapa
zat toksik
Risk agent RfD atau RfC
mgkg bbhari CSF
mgkg bbhari Efek Kritis Sumber Data
Merkuri Hg
1E-4 -
Kelainan neuropsikologis perkembangan dalam studi
epidemologi Grandjean et al. 1997; Budz-Jergensen et a.l
1999
Kadmium Cd
5E-4 -
Proteinuria paparan kronik pada manusia USEPA, 1985
Arsen As 3E-4
1.5 Hiperpigmentasi, keratosis dan
kemungkinan komplikasi vaskular paparan oral Tseng
1977; Tsen et al. 1968
Krom Cr
6+
3E-3 -
Uji hayati air minum 1 tahun dengan tikus Mckenzie et al.
1958 dan paparan air minum penduduk Jinzhou Zhang Li,
1987
Bromoform CHBr
3
2E-2 7.9E-3
Lesi hepatik uji hayati subkronik gavage oral pada tikus NTP
1989 Nitrit
NO
2 -
1E-1 -
Methemoglobinemia Walton 1951
Sumber: IRIS 2007. Keterangan: RfD = reference dose, RfC = reference concentration , CSF = cancer slope factor
4 Karakterisasi Risiko Karakterisasi risiko dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dari
ketiga langkah sebelumnya sehingga dapat diperkirakan efek suatu zat terhadap
59
kondisi kesehatan. Karakteristik risiko kesehatan dinyatakan sebagai tingkat risiko risk quotient, RQ untuk efek-efek nonkarsinogenik dan excess cancer risk
ECR untuk efek-efek karsinogenik. Dalam mengkarakterisasi risiko, diperlukan analisis dengan cara mengembangkan informasi yang diperoleh selama
pemaparan dan penilaian dosis-respon sehingga diperoleh hasil risiko kesehatan yang diharapkan terjadi pada populasi terpapar CEPA 2001.
5 Manajemen Risiko Berdasarkan karakterisasi risiko, dapat dirumuskan pilihan-pilihan
manajemen risiko untuk meminimalkan RQ dan ECR, sehingga RQ 1 dan ECR 10
-4
dengan memanipulasi nilai faktor-faktor pemaparan sedemikian rupa
sehingga asupan intake lebih kecil atau sama dengan dosis referensi toksisitasnya. Pada dasarnya hanya ada dua cara untuk menyamakan I
nk
dengan RfD atau RfC atau mengubah I
k
Dalam menyelesaikan persoalan dengan AHP, ada beberapa prinsip yang harus dipahami di antaranya: decompocition, comparative judgement, synthesis of
priority, dan logical consistency. Penggunaan AHP dimulai dengan melakukan sedemikian rupa sehingga ECR tidak melebihi E-
4, yaitu menurunkan konsentrasi risk agent atau mengurangi waktu kontak.
2.9 Metode Analisis Hirarki Proses AHP Analytical hierarchy process AHP atau analisa jenjang keputusan AJK,
merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk membuat keputusan yang efektif melalui strukturisasi kriteria majemuk ke dalam struktur hirarki, menilai
kepentingan relatif setiap kriteria, membandingkan alternatif untuk tiap kriteria dan menentukan seluruh rangking dari alternatif-alternatif. Menggunakan AHP
persoalan yang kompleks dapat disederhanakan dan dipercepat proses pengambilan keputusannya. Menurut Marimin 2005, prinsip kerja AHP adalah
penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, strategis, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki.
Metode AHP secara efisien umum digunakan dalam meranking kriteria yang berbeda, tujuan yang berbeda atau alternatif yang berbeda, di mana masing-
masing independen dan tidak terhubung dalam pola matematis tertentu. Data yang ada bersifat kualitatif yang didasarkan atas aspek-aspek kognetif, persepsi,
pengalaman dan intuisi.
60
decompocition dekomposisi masalah kompleks dan kemudian menggolongkan pokok permasalahannya menjadi elemen-elemen keputusan dalam satu hirarki
tertentu. Jika ingin mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan juga dilakukan terhadap elemen-elemennya sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih
lanjut sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan tadi. Karena alasan ini, maka proses analisis ini dinamakan hirarki hierarchy. Ada dua jenis hirarki,
yaitu hirarki lengkap dan tidak lengkap. Dalam hirarki lengkap, semua elemen pada suatu tingkat memiliki semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya. Jika
tidak demikian, dinamakan hirarki tidak lengkap. Pada tahap comparative judgement, dilakukan penilaian tentang kepentingan
relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena akan berpengaruh
terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil dari penilaian ini akan tampak lebih baik bila disajikan dalam bentuk matriks yang dinamakan matriks pairwise
comparison. Dalam penilaian kepentingan relatif dua elemen berlaku aksioma reciprocal, artinya jika elemen i dinilai 3 kali lebih penting dibanding j, maka
elemen j harus sama dengan 13 kali pentingnya dibanding elemen-i. Di samping itu, perbandingan dua angka yang sama akan menghasilkan angka 1, artinya sama
penting. Dua elemen yang berlainan dapat saja dinilai sama penting. Jika terdapat n elemen, maka akan diperoleh matriks pairwise comparison berukuran n x n.
Banyaknya penilaian yang diperlukan dalam menyusun matriks perandingan berpasangan adalah nn-12 karena matriksnya reciprocal dan elemen-elemen
diagonal sama dengan 1. Selanjutnya adalah synthesis of priority, di mana dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari eigen vector-nya untuk
mendapatkan local priority. Karena matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesa di
antara local priority. Prosedur melakukan sintesa berbeda menurut bentuk hirarki. Pengurutan elemen-elemen pertanyaan yang biasa diajukan dalam penyusunan
skala kepentingan. Agar diperoleh skala yang bermanfaat ketika membandingkan dua elemen, responden yang akan memberikan jawaban perlu pengertian
menyeluruh tentang elemen-elemen yang dibandingkan dan relevansinya terhadap kriteriatujuan yang ingin dicapai. Dalam penyusunan skala kepentingan,
didasarkan pada Tabel 16.
61
Tabel 16 Nilai skala perbandingan Saaty dalam AHP
Nilai Skala Keterangan
1 KreteriaAlternatif A sama pentingnya dengan B
3 A sedikit lebih penting dari B
5 A jelas lebih penting dari B
7 A sangat lebih penting dari B
9 A Mutlak lebih penting dari B
2,4,6,8 Apabila ragu-ragu dari dua nilai yang berdekatan
Dalam penilaian menurut kepentingan relatif melalui prosedur sintesa dinamakan priority setting. Consistency ratio CR menyatakan ukuran tentang
konsisten tidaknya suatu penilaian atau pembobotan perbandingan berpasangan. Pengujian ini diperlukan, karena pada keadaan yang sebenarnya akan terjadi
beberapa penyimpangan dari hubungan, sehingga matriks tersebut tidak konsisten sempurna. Hal ini dapat terjadi karena ketidakkonsistenan dalam preferensi
seseorang. Keuntungan proses hirarki analitis menurut Marimin 2005 adalah:
a. Konsistensi, mampu melacak konsistensi logis dari pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas;
b. Sintesis, menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif;
c. Pengukuran, mampu memberi suatu skala untuk mengukur hal takwujud dan suatu metode untuk menetapkan prioritas;
d. Kompleksitas, mampu memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan yang kompleks;
e. Kesatuan, memberikan suatu model tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk anekaragam persoalan tidak terstruktur;
f. Saling Ketergantungan, mampu menangani saling ketergantungan elemen- elemen dalam suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran linier.
2.10 Metode Perbandingan Indeks Kinerja dan Perbandingan Eksponensial