97
berdasarkan profesi yang terbanyak adalah pegawai swasta 23.34, selanjutnya adalah sebagai ibu rumah tangga 18.21 dan sebagai pelajar mahasiswa
18.00. Persentase penduduk yang berprofesi sebagai nelayan, pembantu, petani, dan buruh berturut-turut adalah 0.09, 0.14, 0.27 dan 0.44.
Berdasarkan data penduduk tahun 2003 – 2009, jumlah penduduk Kota Surabaya cenderung mengalami peningkatan dari 1.21 – 2.58 dengan rata-rata
pertumbuhan 1.67 . Tabel 27 memperlihatkan keadaan penduduk Kota Surabaya menurut jenis kelamin tahun 2003 – 2009.
Tabel 27 Keadaan penduduk Kota Surabaya tahun 2003-2009
Tahun Penduduk
Laki-laki Penduduk
Perempuan Jumlah
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009 1 337 982
1 353 886 1 377 951
1 399 385 1 421 573
1 453 135 1 474 874
1 321 584 1 337 780
1 362 539 1 384 811
1 407 979 1 449 372
1 463 351 2 659 566
2 691 666 2 740 490
2 784 196 2 829 552
2 902 507 2 938 225
Sumber : Dinas Kependudukan dan Capil Kota Surabaya 2009 dan ILPPD 2009.
Peningkatan jumlah penduduk di Kota Surabaya akan menimbulkan berbagai dampak berantai dan saling berkaitan dengan yang lain, misalnya
pertambahan penduduk akan mengakibatkan berkurangnya ketersediaan sumber daya alam dan lingkungan, air bersih, sanitasi lingkungan, ketersediaan
pendidikan, lapangan kerja dan fasilitas lainnya, yang pada akhirnya akan menimbulkan beban bagi lingkungan hidup dan secara otomatis daya dukung
lingkungan akan semakin berat sehingga pada akhirnya akan terjadi degradasi lingkungan dan dampak sosial ekonomi. Menurut Bapedal Kota Surabaya 2007,
kendala yang dihadapi akibat pertumbuhan penduduk adalah : a. Peningkatan penggunaan sumber daya alam sumber daya air
b. Peningkatan kuantitas limbah hasil kegiatan limbah padat, cair c. Peningkatan kebutuhan sosial ekonomi.
4.5.2 Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan utuk melihat perkembangan kota, termasuk tingkat kecerdasan masyarakat. Komposisi
98
penduduk kota Surabaya berdasarkan tingkat pendidikan pada tahun 2008 terbanyak adalah pada tingkat pendidikan SD sebanyak 777,801 27.49
kemudian SLTP sebanyak 753,881 jiwa 26.64 serta tidak sekolah berjumlah 601,740 21.27. Data komposisi penduduk Kota Surabaya tahun 2008
berdasarkan tingkat pendidikan selengkapnya diperlihatkan pada Gambar 12.
Akademi, 1.64 Universitas, 8.38
Pascasarjana, 0.67
Tidak sekolah, 21.27
SD, 27.49 SLTP, 26.64
SLTA, 13.91
Gambar 12 Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan. Sumber: BPS 2009
4.5.3 Kondisi Ekonomi
Kondisi ekonomi Kota Surabaya secara umum dapat dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB, pendapatan per kapita, tingkat investasi, dan
perkembangan sektor industri dan jasa serta perdagangan. Struktur ekonomi Surabaya ditopang oleh sektor tersier. Terdapat tiga sektor terbesar yang menjadi
leading sector perekonomian Surabaya yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor industri pengolahan, dan sektor pengangkutan dan komunikasi.
Pada tahun 2009 ketiga sektor tersebut telah memberikan kontribusi sebesar 76.72 terhadap keseluruhan produk domestik bruto Surabaya. Kontribusi sektor
perdagangan, hotel, dan restoran terhadap total PDRB Surabaya pada tahun 2009 sebesar 39.13 dan menempati posisi pertama untuk konstribusinya dalam
perekonomian Surabaya. Diikuti oleh sektor industri pengolahan, sebagai kontributor kedua sebesar 28.77. Kontribusi sektor pengangkutan dan
komunikasi sebesar 8.81. Sektor lain memiliki tingkat kontribusi lebih kecil dibanding ketiga sektor di atas. Sektor kontruksi dan sektor jasa-jasa memberikan
kontribusi sebesar 6.56 dan 6.64. Kontribusi sektor keuangan, persewaan dan
99
jasa perusahaan sebesar 5.63. Kontribusi sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 4.36, sedangkan kontribusi terkecil diberikan oleh sektor pertanian dan
sektor pertambangan dan penggalian masing-masing sebesar 0.09 dan 0.01. Berdasarkan data BPS Kota Surabaya 2009, PDRB Kota Surabaya
mengalami peningkatan dari Rp 123,792,042 juta tahun 2007 menjadi Rp 149,792,615 juta pada tahun 2008, sedangkan menurut ILPPD 2009, pada
tahun 2009 PDRB Kota Surabaya mencapai Rp 154,242,136 juta Atas Dasar Harga Berlaku, ADHB. PDRB Kota Surabaya disumbang oleh sembilan sektor
ekonomi yaitu sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan; sektor listrik gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor
perdagangan, hotel dan restoran PHR; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; dan sektor jasa-jasa. Dari
kesembilan sektor tersebut sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor yang menyumbang PDRB paling besar yaitu sebesar Rp 60,349,244 juta.
Sektor industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar kedua yaitu mencapai Rp 44,382,834 juta ADHB.
Pendapatan perkapita Kota Surabaya juga menunjukkan peningkatan dari Rp 38,804,700 tahun 2007 menjadi Rp 46,945,340 pada tahun 2008, dan pada
tahun 2009 pendapatan per kapita mencapai Rp 53,186,943. Besarnya pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya tahun 2009 sebesar 5.51 masih lebih
tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur sebesar 4.77 dan Nasional 4.50 ILPPD 2009, namun lebih rendah jika dibandingkan
pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya pada tahun 2006 dan 2007 yang masing- masing mencapai 6.31 dan 6.23 BPS 2009.
100
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kondisi Eksisting Perairan Kali Surabaya