Sumber Pencemaran Air Sungai

13 dan dikonsumsi; sedangkan jumlah penduduk dunia yang terus bertambah menyebabkan konsumsi air segar meningkat secara drastis. Pemakaian air global meningkat lima kali lipat pada abad yang lalu ketika penduduk dunia meningkat dari satu setengah sampai enam miliar orang, dan ketersediaan air perkapita diperkirakan akan menurun dengan sepertiganya pada beberapa dekade mendatang ketika penduduk dunia mencapai hampir sembilan miliar orang di tahun 2025. Indonesia termasuk sepuluh negara kaya air, namun krisis air diperkirakan akan terjadi juga akibat kesalahan pengelolaan air yang tercermin dari tingkat pencemaran air yang tinggi, pemakaian air yang tidak efisien, fluktuasi debit air sungai yang sangat besar, kelembagaan yang masih lemah dan penerapan peraturan perundang-undangan yang tidak memadai. Pencemaran air berhubungan dengan masalah limbah yang tergantung pada sifat-sifat kontaminan yang memerlukan oksigen, memacu pertumbuhan algae, penyakit dan zat toksik. Pencemaran terhadap sumber daya air dapat terjadi secara langsung dari saluran pembuangan sewer atau buangan industri dan secara tidak langsung melalui pencemaran air dan limpasan dari daerah pertanian dan perkotaan non-point sources. Menurut Effendi 2003, bahan pencemar memasuki sungai dapat melalui atmosfer, tanah, limpasan pertanian, limbah domestik dan perkotaan, pembuangan limbah industri, dan lain-lain.

2.1.1 Sumber Pencemaran Air Sungai

Sumber pencemaran yang masuk ke badan perairan, dibedakan atas pencemaran yang disebabkan oleh alam misal letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir dan pencemaran karena kegiatan manusia. Sumber bahan pencemar yang masuk ke perairan dapat berasal dari buangan yang diklasifikasikan sebagai: 1 point source discharges sumber titik dan 2 non point source sumber menyebar. Sumber titik atau sumber pencemaran yang dapat diketahui secara pasti dapat merupakan suatu lokasi tertentu seperti dari air buangan industri maupun domestik serta saluran drainase. Pencemar bersifat lokal dan efek yang diakibatkan dapat ditentukan berdasarkan karakteristik spasial kua litas air. Sumber pencemar yang berasal dari sumber menyebar berasal dari sumber yang tidak diketahui secara pasti. Pencemar masuk ke perairan melalui 14 run off limpasan dari permukaan tanah wilayah pertanian yang mengandung pestisida dan pupuk, atau limpasan dari daerah permukiman dan perkotaan. Pencemaran air sungai dapat berasal dari berbagai sumber pencemar antara lain dari limbah industri, limbah rumah tangga, limbah pertanian dan lain-lain. Limbah-limbah dimaksud dapat berupa zat, energi, dan atau komponen lain yang dikeluarkan atau dibuang akibat sesuatu kegiatan baik industri maupun non- industri. Menurut Effendi 2003, pencemaran air diakibatkan oleh masuknya bahan pencemar berupa gas, bahan-bahan terlarut, dan partikulat, sedangkan menurut Simonovic 2006 sumber pencemar air di dunia yang paling dominan adalah limbah manusia, limbah industri dan bahan kimia, dan limbah pertanian pestisida dan pupuk. Bentuk-bentuk bahan pencemar tersebut mencakup bahan organik industri, bahan asiditas, logam berat, amonia, nitrat, dan fosfat dan residu pestisida dari pertanian. Davis dan Cornwell 1991 dalam Effendi 2003 mengemukakan beberapa jenis pencemar dan sumbernya dalam Tabel 1. Tabel 1 Beberapa jenis pencemar dan sumbernya Jenis Pencemar Point Source Non Point Source Limbah Domestik Limbah Industri Limpasan Daerah Pertanian Limpasan Daerah Perkotaan 1. Limbah yang dapat menurunkan kadar oksigen 2. Nutrien 3. Patogen 4. Sedimen 5. Garam-garam 6. Logam yang toksik 7. Bahan organik yang toksik 8. Pencemaran panas     - - - -              -  -       - - 1 Limbah Industri Kegiatan industri memiliki potensi sangat besar untuk menimbulkan terjadinya pencemaran air. Limbah industri adalah bahan buangan sebagai hasil sampingan dari proses produksi industri yang dapat berbentuk benda padat, cair maupun gas yang dapat menimbulkan pencemaran. Data dari Departemen Perindustrian 2007 dalam KLH 2008a menunjukkan bahwa air limbah industri dibuangterbuang ke sumber-sumber air di sejumlah daerah di Indonesia terutama di pulau Jawa. Diperkirakan 250 ribu ton limbah industri dilepaskan ke sumber- sumber air pada tahun 1990, dan pada tahun 2010 diproyeksikan meningkat 15 menjadi 1.2 juta ton per tahun KLH 2008a. Tabel 2 menyajikan limbah yang dihasilkan oleh jenis kegiatan industri. Tabel 2 Kegiatan dan jenis limbah yang dihasilkan No Jenis Kegiatan Limbah yang Dihasilkan 1 Industri pangan Limbah organik, suspended solid, minyak dan lemak, logam berat, sianida, klorida, amoniak, nitrat, fosfor, dan fenol 2 Industri minuman Limbah organik, suspended solid, settleable solid, TDS, minyak dan lemak, warna, jumlah coli, bahan beracun, suhu, kekeruhan dan buih 3 Industri makanan Limbah organik, minyak dan lemak, logam berat, nitrat, fosfor, dan fenol 4 Industri percetakan Limbah organik, total solid, suspended solid, TDS, minyak dan lemak, logam berat, sulfit, amoniak, nitrat, fosfor,warna, jumlah coli, coli faces, bahan beracun, suhu, kekeruhan, klorinated benezoid. 5 Perkayuan motor Limbah organik, logam berat, dan bahan beracun 6 Industri pakaian jadi Limbah organik, suspended solid, TDS, minyak dan lemak, logam berat, warna, bahan beracun, suhu, klorinated benezoid, dan sulfida 7 Industri plastik Limbah organik, total solid, settleable solid, TDS, minyak dan lemak, seng, sianida, sulfat, amoniak, fosfor, urea anorganik, bahan beracun, fenol, dan sulfida 8 Industri kulit Total padatan, penggaraman, sulfida, kromium, endapan kapur, dan limbah organik 9 Industri besi dan logam Limbah organik, suspended solid, minyak dan lemak, logam berat, bahan beracun, sianida, pH, klorida, sulfat, amoniak, dan fenol 10 Aneka industri Limbah organik, suspended solid, settleable solid, TDS, minyak dan lemak, warna, jumlah coli, bahan beracun, suhu, kekeruhan, dan amoniak 11 Pertanian Pestisida, bahan beracun, dan logam berat 12 Perhotelan Deterjen, zat padat, bahan organik, nitrogen, fosfor, warna, jumlah coli, bahan beracun, dan kekeruhan 13 Rekreasi Limbah organik, kekeruhan, dan warna 14 Kesehatan Bahan beracun, logam berat, limbah organik, jumlah coli 15 Perdagangan Limbah organik, suspended solid, settleable solid, TDS, minyak dan lemak, amoniak, urea, fosfor, warna, jumlah coli, bahan beracun, dan kekeruhan 16 Pemukiman Deterjen, zat padat, limbah organik, nitrogen, fosfor, kalsium, klorida, dan sulfat 17 Perhubungan darat Logam berat, bahan beracun, dan limbah organik 18 Perikanan darat Limbah organik 19 Peternakan Limbah organik, suspended solid, klorida, nitrat, fosfor, warna, bahan beracun, suhu, dan kekeruhan 20 Perkebunan Limbah organik, suspended solid, TDS, minyak dan lemak, kromium, kalsium, klorida, sulfat, amoniak, natrium, nitrat, fosfor, urea anorganik, coli faces, suhu. Sumber: Donald dan Klei 1979 dalam Taufik 2003. 16 Limbah industri dapat berupa bahan sintetik, logam, dan bahan beracun berbahaya yang sulit diurai oleh proses biologi. Pada umumnya air limbah industri mengandung air, pelarut organik, minyak, padatan terlarut, dan senyawa kimia terlarut. Kandungan kimia limbah dapat berupa bahan organik atau anorganik, dari air kotor yang tidak berbahaya hingga mengandung logam beracun dan endapan organik. Limbah industri juga dapat mengandung logam dan cairan asam yang berbahaya, misalnya limbah yang dihasilkan industri pelapisan logam yang mengandung tembaga dan nikel serta cairan asam sianida, asam borat, asam kromat, asam nitrat dan asam fosfat. Limbah tersebut bersifat korosif dan dapat mematikan tumbuhan dan hewan air. Selain itu, limbah industri yang lebih berbahaya adalah yang mengandung logam berat seperti merkuri Hg, kromium Cr, timbal Pb, kadmium Cd, dan arsen As. Logam berat tersebut bersifat menetap dan mudah mengalami biomagnifikasi Arisandi 2004. Apabila logam berat mencemari air yang selanjutnya terkonsumsi oleh organisme, seperti ikan dan biota perairan lainnya, maka akan mengumpul dalam waktu yang lama yang bersifat sebagai racun yang akumulatif. Di Jawa Timur, jumlah industri yang secara langsung mempengaruhi sungai Brantas dan anak sungai utama termasuk Kali Surabaya adalah 483 industri dengan total beban BOD mencapai 125 tonhari Harnanto Hidayat 2003; Masduqi Apriliani 2008. Industri-industri tersebut dibagi menjadi 8 kelompok berdasarkan pencemar utama yang dihasilkan, yaitu: 1 industri pulp dan kertas; 2 pabrik gula; 3 industri kimia; 4 industri pertanian dan derivatifnya; 5 industri tekstil; 6 industri minyak dan deterjen; 7 industri makanan; dan 8 industri cat dan metalurgi. Menurut Machbub et al. 1988, industri yang membuang limbah anorganik berupa logam terlarut adalah industri pipa, industri keramik, dan industri sepeda. Sedangkan industri yang membuang bahan pencemar organik dalam jumlah besar ke Kali Surabaya adalah industri kulit, industri bumbu masakMSG, industri kertas, industri gula, dan industri minuman dengan beban BOD dan COD seperti disajikan pada Tabel 3. 17 Tabel 3 Industri yang membuang limbah organik ke Kali Surabaya No. Jenis Industri Beban Pencemar kghari BOD COD 1. 2. 3. 4. 5. Industri kulit Industri bumbu masakMSG Industri kertas Industri gula Industri minuman 150.4 478.7 277.5 4,321.0 865.7 250.5 768.9 17,268.0 6,417.4 1,286.9 Sumber: Machbub et al. 1988. Menurut Novita 2000, industri utama yang diperkirakan menyumbang beban polusi terbesar selama ini ke Kali Surabaya adalah industri kertas, yaitu PT. Surya Agung Kertas, PT. Surabaya Mekabox, PT. Suparma, dan PT. Adiprima Suraprinta. PT. Miwon yang memproduksi MSG, penyedap makanan juga diperkirakan menyumbang beban polusi cukup besar. Industri dan jenis produk yang dihasilkan dari 41 industri dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan survei daya dukung Kali Surabaya terhadap beban pencemaran yang dilakukan Terangna et al. 1992, diketahui bahwa kandungan kromium 0- 1.29 mgl, tembaga 0-1.86 mgl, seng 0.06-15.69 mgl dan timbal sebesar 0-1.38 mgl. Menurut Danazumi Bhici 2010, sumber point sources polutan logam berat yang utama adalah air limbah dari industri logam, pertambangan, pengalengan, farmasi, pertisida, kimia organik, karet dan plastik, dan produk kayu, sedangkan menurut Wijayanto 2005 industri-industri yang memberikan efluen Hg dan logam berat lainnya adalah industri yang memproses klorin, produksi soda kaustik, metalurgi dan elektroplating, industri kimia, industri tinta, industri kertas, penyamakan kulit, industri tekstil dan perusahaan farmasi. 2 Limbah Domestik Kegiatan Pemukiman Limbah domestik sewage adalah bahan buangan sebagai hasil sampingan non-industri, melainkan berasal dari rumah tangga, kantor, restoran, tempat hiburan, pasar, dan lain-lain yang dapat menimbulkan pencemaran. Limbah domestik dapat berupa sampah organik dan sampah anorganik serta larutan yang kompleks terdiri dari air biasanya di atas 99 dan padatan berupa zat organik serta anorganik. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan atau didegradasi oleh bakteri atau melalui proses kimia dan fisika. Contohnya sisa nasi, 18 sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan. Sampah anorganik seperti plastik, kaca, logam, karet, kertas, dan kulit, tidak dapat diuraikan oleh bakteri. Tabel 4 Nama industri dan jenis produknya No Nama Industri Produk Limbah Dominan Jarak dari D.Gnsari km 1. Pers. Tahu Kedurus Tahu BO, PS, PT 2.30 2. Pers. Tahu Gunungsari Tahu BO, PS, PT 2.31 3. Pers. Tahu Halim Jaya Tahu BO, PS, PT 2.34 4. PT Rejeki Baru Capoc seed oil BO, PS, minyak 2.51 5. Pabrik Karet Asean Ring Rubber BO, Zn 2.53 6. PD. Pemotongan Hewan KMS Sapi Potong BO, PS, PT, PD 3.23 7. UD Jawa Jaya Coconut Oil BO, PS, PT 3.36 8. PT Bintang Apollo Spinning Mill BO, PS, PT, Cr 3.35 9. PT Sumber Sarih Coconut Oil BO, PS, minyak 3.64 10. PT Gawerejo Tshirt Singlet BO, PS, PT, Cr 3.70 11. Pabrik Karet Sriwijaya Rubber bands BO, Zn 3.79 12. Pabrik Mie TLH Vermicelli PS, PT 3.84 13. FA Cemara Agung Coconut Oil BO, PS, minyak 3.94 14. PT. Pakabaya Jaya Korek Api BO, PS, PT, Cd 5.34 15. PT. Jayabaya Raya Domestic Detergent BO, PS, PT 5.49 16. Pers. Tahu Purnomo Tahu BO, PS, PT 5.64 17. CV. Bangun Tiles PD, PS, Pb, Zn, Cd 5.70 18. Pers. Tegel Jombang Tiles PD, PS, Pb, Zn, Cd 5.72 19. Pers. Tahu H. Soud Tahu BO, PS, PT 6.22 20. UD Sumber Agung Plastic wares PS, PT 6.79 21. Pers. Susu Farida Fresh Milk BO, PS, PT 6.80 22. CV. Sumber Baru Confection BO, PS, PT, Cr 7.05 23. PT IKI Mutiara CeramicGlazed Tiles PD, PS, Pb, Zn, Cd 7.05 24. PT Asia Victory SRB 251 Glazed Ceramic Tiles PD, PS, Pb, Zn, Cd 7.40 25. PT Sarimas Permai Coconut Oil BO, PS, PT 7.70 27. PT Suparma SRB 054 Paper mill BO, PS, PT, Hg 8.80 28. PT Spindo SRB 250 Galvanized water pipe PS, PT 9.00 29. PT Kedawung Setia Enamel Hg, Cd, Cr, Pb, Cu 9.10 30. PT Surabaya Wire Steel Wire PS, Hg, Cr, Pb, Cu 9.30 31. PT Surabaya Mekabox Paper mill BO, PS, PT, Hg 10.60 32. PT Priscolin Minyak goreng BO, PS, minyak 10.65 33. PT Wijaya Indah Makmur Bycycle Industry Bycycle PS, PT, Cr, Pb, Cu 12.10 34. PT Sinar Surya Sosro Kencono Bottle Cardboard tea BO, PS, PT 13.05 35. PT Timur Megah Steel Mur baut PS, Hg, Cr, Pb, Cu 14.50 36. PT Haka Surabaya Leather Kulit BO, PS, PT, Cr 15.95 37. PT Miwon Indonesia MSG BO, PS, PT 16.60 38. PT Surya Agung Kertas Paper mill BO, PS, PT, Hg 17.20 39. PT. Hueychyi Tekstil BO, PS, PT, Cr 17.60 40. PT. Sidomulyo Ternak Babi BO, PT, PS, PD 21.05 41. Pers. Tahu Sidomakmur Tahu BO, PS, PT 21.15 Sumber: diolah dari Fardiaz 1992, Novita 2000, Ahalya et al. 2004, Arisandi 2004, Rezazee et al. 2005, Wijayanto 2005, Ginting 2007, Widowati 2008. Ket: BO = bahan organik; PS = padatan tersuspensi; PT = padatan terlarut; PD = padatan terendap. 19 Sampah organik yang dibuang ke sungai dapat mengakibatkan deplesi jumlah oksigen terlarut dalam air sungai, karena sebagian besar oksigen akan digunakan bakteri untuk menguraikan bahan organik menjadi partikel yang lebih sederhana yaitu karbondioksida, air, dan gas lainnya. Apabila sampah anorganik yang dibuang ke sungai, cahaya matahari dapat terhalang dan menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan oksigen. Berkaitan dengan pencemaran air dari kegiatan domestik, data statistik lingkungan hidup 20062007 KLH 2008a menunjukkan banyak penduduk rumah tangga masih memadati bantaran sungai. Di Indonesia rumah tangga yang bertempat tinggal di sepanjang bantaran sungai pada tahun 2005 tercatat sebanyak 118,891 rumah tangga dengan jumlah terbanyak adalah DKI Jakarta, Jawa Timur dan Kalimantan Selatan. Data statistik tersebut juga menyebutkan bahwa sekitar 7.66 persen rumah tangga di Indonesia pada tahun 2004 masih membuang sampahnya ke sungai. Menurut Salim 2002, beban pencemaran domestik untuk setiap orang berbeda-beda. Setiap orang di Indonesia diperkirakan akan mengeluarkan BOD sebesar 25 goranghari dan COD sebesar 57 goranghari, sedangkan untuk parameter nitrogen dan fosfor serta parameter lain dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Komposisi beban pencemar limbah domestik Parameter Unit Beban Pencemaran BOD COD Nitrogen: - N-NH - N-NO 3 - N-NO 2 - N-organik 3 - N-total Fosfor: - ortho-fosfat - Total P - Deterjen MBAS - Fenol - Coli Fecal goranghari goranghari goranghari goranghari goranghari goranghari goranghari goranghari goranghari goranghari goranghari goranghari 25 57 1.83 0.006 0.97 8.3 11.1 - 1.1 0.63 0.006 14 x 10 12 Sumber: Salim 2002. Komponen limbah domestik dapat mencakup mikroorganisme, zat padat, dan bahan organik maupun anorganik. Komposisi bahan organik dalam limbah 20 domestik menurut Tebbut 1992 dalam Effendi 2003 dan Sugiharto 2005 ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2 Komponen penyusun limbah domestik. Limbah domestik menyediakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan mikroba terutama golongan bakteri, serta beberapa virus dan protozoa. Kebanyakan mikroba tidak berbahaya dan dapat dihilangkan dengan proses biologi yang mengubah zat organik menjadi produk akhir yang stabil, namun beberapa limbah domestik dapat mengandung organisme patogen. Jumlah zat padat dalam limbah cair adalah residu limbah cair setelah bagian cairnya diuapkan dan sisanya dikeringkan hingga mencapai berat yang konstan. Kandungan bahan organik dan anorganik limbah domestik dapat berupa: 1 nitrogen dan fosfat dalam limbah dari aktivitas manusia dan fosfat dari deterjen, 2 klorida dan sulfat, yang berasal dari air dan limbah yang berasal dari manusia; 3 karbonat dan bikarbonat, biasanya terdapat dalam bentuk garam kalsium dan magnesium; dan 4 zat toksik seperti sianida dan logam berat seperti arsen As, kadmium Cd, krom Cr, tembaga Cu, merkuri Hg, dan timbal Pb. Limbah domestik merupakan salah satu sumber bahan organik, nutrien dan mikroorganisme yang mencemari air kali surabaya. Pertumbuhan penduduk yang cepat dan arus urbanisasi menyebabkan terkonsentrasinya pemukiman pada daerah perkotaan seperti surabaya dengan kepadatan penduduk pada tahun 2000 mencapai 8,149.9 orangkm 2 Bapedal 2006. Jumlah beban limbah domestik pada daerah padat penduduk dapat melebihi kapasitas asimilasi sungai terutama pada musim kemarau. Limbah domestik Air 99.9 Padatan 0.1 Organik 70 Anorganik 30 Protein 65 Karbohidrat 25 Lemak 10 Butiran Garam Logam 21 Pada tahun 2002, jumlah penduduk yang tinggal di DAS brantas mencapai 15.5 juta. Populasi penduduk yang menempati daerah perkotaan sekitar 25 persen dari keseluruhan populasi penduduk DAS brantas, akibatnya beban pencemaran akibat limbah domestik dapat diestimasi dengan mengalikan beban pencemaran akibat limbah domestik per kapita dengan populasi penduduk di daerah tersebut, di mana untuk daerah perkotaan beban BOD adalah 46 gram BODoranghari, sedangkan untuk daerah perdesaan 35 gram BODoranghari. Total beban limbah domestik yang dihasilkan pada tahun 2002 sekitar 515 ton BODhari Harnanto Hidayat 2003. 3 Limbah Lainnya Sumber pencemar air sungai lain di luar limbah industri dan domestik adalah kegiatan pertanian dan timbulan sampah di tempat pembuangan akhir TPA sampah. Kegiatan pertanian memberikan kontribusi terhadap pencemaran air non point sources. Limbah pertanian yang paling utama adalah pupuk kimia dan pestisida. Pupuk kimia dan pestisida digunakan petani untuk perawatan tanaman, namun pemakaian yang berlebihan dapat menyebabkan pencemaran air. Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan enceng gondok penyebab timbulnya eutrofikasi. Pestisida biasa digunakan untuk membunuh hama. Limbah pestisida mempunyai aktivitas dalam jangka waktu yang lama dan ketika terbawa aliran air ke luar dari daerah pertanian dapat mematikan hewan yang bukan sasaran seperti ikan, udang dan biota air lainnya. Timbulan sampah di TPA akan menghasilkan lindi yang umumnya mengandung beberapa logam berat. Lindi sampah ini dapat masuk ke dalam tanah atau ikut terbawa dalam aliran sungai sehingga berpotensi menimbulkan pencemaran air sungai Setyaningrum 2006.

2.1.2 Bahan Pencemar Air Sungai