24
2.2 Kualitas Air Sungai
Kualitas air terkait dengan sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain di dalam air. Kualitas air juga menggambarkan
kesesuaian air untuk penggunaan tertentu, misalnya untuk air minum, perikanan, irigasi, industri, rekreasi, dan sebagainya. Kualitas air dinyatakan dengan
beberapa parameter, yaitu parameter fisika, kimia, dan biologi. Setiap penggunaan air memiliki persyaratan kualitas air tertentu. Oleh karena itu, pada umumnya
kualitas air ditunjukkan dengan adanya beberapa kombinasi parameter kualitas air.
2.2.1 Karakteristik Fisik
Karakteristik fisik yang biasa digunakan untuk menentukan kualitas air meliputi suhu, konduktivitas, padatan terlarut, padatan tersuspensi, salinitas, dan
lain-lain. 1 Suhu
Suhu air sangat berkaitan dengan kualitas perairan. Semakin tinggi suhu perairan maka semakin menurun kualitasnya karena kandungan oksigen terlarut di
perairan semakin kecil. Air sering digunakan sebagai medium pendingin pada berbagai proses industri atau pembangkit tenaga listrik. Buangan air panas
kemudian dikembalikan ke tempat asalnya yaitu sungai atau sumber air lainnya. Sungai yang besar dan arus yang deras akan dapat menetralkan air panas tersebut
dengan cepat, tetapi jika buangan air panas dalam jumlah besar akan dapat merusak ekosistem di dalam sungai atau danau yang dikenal dengan polusi
termal Darmono 2001. Menurut Effendi 2003, suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim,
lintang, ketinggian dari permukaan laut, waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran serta kedalaman badan air. Perubahan suhu
berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologi badan air. Kenaikan suhu akan menimbulkan beberapa akibat sebagai berikut Fardiaz 1992; Kristanto
2002; Effendi 2003: a. Jumlah oksigen terlarut di dalam sungai menurun;
b. Peningkatan viskositas, evaporasi dan volatilisasi; c. Kecepatan reaksi kimia meningkat;
d. Peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air; e. Peningkatan dekomposisi bahan organik oleh mikroba;
25
f. Kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu. Pada umumnya setiap kenaikkan suhu perairan sebesar 10
o
Padatan terlarut dissolved solid adalah padatan-padatan yang mempunyai ukuran lebih kecil daripada padatan tersuspensi. Padatan terlarut terdiri atas
senyawa-senyawa anorganik dan organik terlarut dalam air yang tidak tersaring dengan kertas saring millipore dengan ukuran pori 0.45
μm. Penyebab utama terjadinya TDS adalah bahan anorganik berupa ion-ion yang umum dijumpai di
C menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi oleh organisme akuatik 2–3 kali lipat.
Peningkatan suhu disertai dengan penurunan kadar oksigen terlarut sehingga keberadaan oksigen seringkali tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigen bagi
organisme akuatik untuk melakukan proses metabolisme dan respirasi, akibatnya ikan dan hewan air akan mati karena kekurangan oksigen.
2 Total Padatan Tersuspensi TSS dan Total Padatan Terlarut TDS Menurut Fardiaz 1992 dan Kristanto 2002, padatan tersuspensi
suspended solid adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut,
dan tidak dapat mengendap langsung. Padatan tersuspensi terdiri atas partikel- partikel tersuspensi diameter 1
μm yang tertahan pada saringan millipore dengan diameter pori 0.45
μm. TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad- jasad renik terutama yang disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi yang terbawa
ke dalam badan air. Masuknya padatan tersuspensi ke dalam perairan dapat menyebabkan menurunnya laju fotosintesis fitoplankton, sehingga produktivitas
primer perairan menurun, yang pada gilirannya menyebabkan terganggunya keseluruhan rantai makanan. Padatan tersuspensi yang tinggi akan mempengaruhi
biota di perairan melalui dua cara. Pertama, menghalangi dan mengurangi penentrasi cahaya ke dalam badan air, sehingga menghambat proses fotosintesis
oleh fitoplankton dan tumbuhan air lainnya. Kondisi ini akan mengurangi pasokan oksigen terlarut dalam badan air. Kedua, secara langsung TSS yang tinggi dapat
mengganggu biota perairan seperti ikan karena tersaring oleh insang Penentuan padatan tersuspensi sangat berguna dalam analisis perairan
tercemar dan buangan serta dapat digunakan untuk mengevaluasi kualitas air, buangan domestik, maupun menentukan efisiensi unit pengolahan. Padatan
tersuspensi mempengaruhi kekeruhan dan kecerahan air. Oleh karena itu, pengendapan dan pembusukan bahan-bahan organik dapat mengurangi nilai guna
perairan.
26
perairan. Sebagai contoh, air buangan sering mengandung molekul sabun, deterjen dan surfaktan yang larut air, misalnya pada air buangan rumah tangga
dan industri pencucian. Beberapa polutan logam berat yang sering mencemari air buangan dan sangat berbahaya bagi kehidupan di sekitarnya adalah merkuri,
kadmium dan timbal. 3 Konduktivitas
Konduktivitas atau daya hantar listrik DHL adalah gambaran numerik dari kemampuan air untuk menghantarkan aliran listrik. Pada suatu perairan, semakin
banyak garam-garam terlarut yang dapat terionisasi, nilai DHL semakin tinggi. Perairan alami memiliki nilai DHL sekitar 20 – 1500
μScm, sedangkan perairan laut memiliki nilai DHL sangat tinggi karena banyak mengandung garam terlarut.
Limbah industri memiliki nilai DHL mencapai 10000 μScm.
2.2.2 Karakteristik Kimia