Gambar 46 Alur skenario berdasarkan perkiraan pada masa yang akan datang.
4.11.6 Skenario strategi pengembangan penyuluhan perikanan era
desentralisasi
Ada 4 empat skenario strategi yang dapat diambil dengan mempertimbangkan berbagai macam kondisi. Skenario strategi tersebut mengacu
pada kondisi state yang kemungkinan terjadi di masa mendatang. Keempat skenario tersebut seperti telah ditunjukkan pada sub bab 4.11.5 adalah 1 skenario
pesimis, 2 moderat, 3 optimis dan 4 ideal.
1 Skenario pesimis
Skenario ini didasarkan pada kondisi masa mendatang yang belum begitu mendukung pengembangan penyuluhan perikanan era desentralisasi di
Indonesia. Kondisi tersebut diantaranya ketersediaan dana yang masih terbatas, program peningkatan kompetensi penyuluh yang belum menjadi
Skenario 2 Upaya
penyesuaian dan
sinkronisasi Moderat
Faktor penggerak
1. Persediaan dan
pemanfaatan dana 2.
Upaya peningkatan kompetensi
penyuluh 3.
Kesesuaian tugas pokok dan fungsi
4. Partisipasi Pelaku
Utama 5.
Akses terhadap sumberdaya
Situasi saat ini
MDS
Prospektif Skenario 1
Penerapan sistem
penyuluhan perikanan yang
efektif dan efisien
Optimis
Skenario 3 Antara ada dan
tiada, tergantung
komitmen Pemerintah
Daerah Pesimis
Skenario 4 Penciptaan iklim
yang yang kondusif untuk
pengembangan penyuluhan
perikanan Ideal
prioritas, tupoksi penyuluhan masih belum fokus serta akses dan partisipasi pelaku utama yang masih sangat terbatas. Pada skenario pesimis ini,
pelaksanaan penyululan perikanan dengan segala program-program inovatif yang seharusnya dapat dilakukan, belum dapat diimplementasikan.
Dampaknya tentu saja kembali pada rendahnya kontribusi sektor perikanan dan kelautan.
2 Skenario moderat
Pada skenario moderat diperkirakan sudah ada beberapa dukungan faktor internal maupun eksternal yang dapat mendukung pengembangan penyuluhan
perikanan era desentralisasi. Dukungan tersebut diantaranya dukungan dana, peningkatan kompetensi penyuluh, telah adanya sinkronisasi tupoksi yang
terwadahi serta telah adanya partisipasi pelaku utama meskipun masih pada tataran yang terbatas. Jika skenario ini terjadi, maka diprediksi sistem
penyuluhan perikanan mulai tertata dengan adanya upaya penyesuaian dan sinkronisasi anggaran secara proporsional dengan tenaga penyuluh yang
berkompeten, sehingga diharapkan penyelenggaraan penyuluhan perikanan dapat berjalan dengan baik dan memberi kontribusi pada upaya peningkatan
pengetahuan, keterampilan dan sikap pelaku utama.
3 Skenario optimis
Pada skenario optimis, kondisi penyuluhan perikanan telah berjalan dengan sangat baik dengan indikator peningkatan pengetahuan, keterampilan dan
sikap pelaku utama yang bermuara pada peningkatan produktivitas sektor kelautan dan perikanan sehingga pada gilirannya terjadi peningkatan
penerimaan daerah. Kondisi hanya dapat terjadi jika ada dukungan dana, tupoksi yang telah sinkron dan pelaku utama berpartisipasi dengan sangat
antusias.
4 Skenario ideal
Jika skenario ini terjadi, berarti sistem penyuluhan perikanan berada pada kondisi ideal yang perlu dikembangkan, dimana penerapannya dapat
dilaksanakan secara modern dengan indikasi menurunnya peran pemerintah, sedangkan peran serta swasta dan pelaku utama makin meningkat. Pada
kondisi ini muncul harapan akan terjadi kemandirian penyuluhan perikanan.
Pelaksanaan skenario strategi pengembangan sistem penyuluhan perikanan era desentralisasi di Indonesia sangat terkait dengan karakteristik dari masing-
masing subsektor perikanan, yaitu perikanan tangkap, budidaya dan pengolahan hasil perikanan. Oleh karenanya strategi pengembangan sistem penyuluhan yang
dipilih terutama terkait dengan substansi materi seyogyanya mempertimbangkan karakteristik dari masing-masing subsektor tersebut. Adapun strategi
pengembangan penyuluhan untuk dimensi lainnya relatif sama untuk keseluruhan subsektor perikanan.
Kegiatan perikanan tangkap memiliki karakteristik spesifik yaitu kondisi sumberdaya ikan yang terbatas dengan akses yang terbuka bagi setiap nelayan
untuk mengeksploitasi sumberdaya ikan yang ada. Namun demikian kegiatan perikanan tangkap juga terkait erat dengan isu-isu perdagangan internasional
seperti pengelolaan sumberdaya ikan yang lestari, illegal fishng dan ketertelusuran sampai dengan mutu produk ikan hasil tangkapan. Saat ini kegiatan perikanan
tangkap sudah memasuki fase pengendalian, oleh karenanya pemerintah menetapkan kebijakan berupa pengendalian kapasitas penangkapan,
memperkokoh kelembagaan usaha perikanan tangkap serta meningkatkan mutu produk ikan hasil tangkapan. Terkait dengan kondisi tersebut maka kegiatan
penyuluhan harus diarahkan untuk mendukung kebijakan tersebut dengan melakukan reformasi dalam substansi materi yang diberikan dan lebih difokuskan
pada upaya 1 memperkenalkan dan mensosialisasikan teknis-teknis penangkapan ikan yang lestari dan ramah lingkungan, 2 perbaikan efektifitas penangkapan ikan
melalui pendampingan dan pemberian sarana penangkapan ikan, 3 melakukan pendampingan serta pembinaan dalam penguatan manajemen dan kelembagaan
nelayan termasuk pengelolaan sumberdaya ikan dan 4 sosialisasi penanganan pascapanen ika diatas kapal untuk tujuan peningkatan mutu produk ikan
Kegiatan budidaya perikanan memiliki karakteristik yang bertolak belakang dengan perikanan tangkap terutama yang terkait dengan potensi sumberdaya. Saat
ini kegiatan perikanan budidaya berada dalam fase pengembangan, artinya permintaan terhadap produk sangat prospektif demikian halnya dengan potensi
yang dimiliki. Permasalahan yang ditemui dalam kegiatan perikanan budidaya adalah upaya pemenuhan permintaan produk yang relatif tinggi namun menuntut
spesifikasi produk yang tinggi. Dilain sisi, rentannya kegiatan budidaya dari serangan penyakit terutama primadona produksi budidaya yaitu udang akan sangat
mempengaruhi kemampuan untuk mensuplai komoditas ke pasar. Terkait dengan karakteristik tersebut maka substansi pelaksanaan penyuluhan subsektor perikanan
budidaya dapat diarahkan pada aspek berikut: 1 sosialisasi dan pendampingan produksi perikanan budidaya komoditas ekonomis tinggi, 2 pengendalian hama
dan penyakit ikan, 3 sosialisasi tata cara produksi budidaya yang baik good aquaculture practices, dan 4 sosialisasi dan pendampingan perbaikan mutu
produk budidaya ikan. Karakteristik utama usaha pengolahan ikan terutama skala kecil di
Indonesia adalah rendahnya inovasi produk pengolahan hasil perikanan yang diikuti pula oleh daya saing produk yang rendah. Oleh karenanya, substansi
kegiatan penyuluhan harus diarahkan untuk mengatasi permasalahan-permasalahn tersebut seperti: 1 pemberian bantuan teknis pengembangan produk dan 2
sosialisasi dan pendampingan penciptaan produk perikanan yang aman dan bermutu baik.
4.11.7 Peran dan tanggung jawab stakeholders