Rumusan Masalah Pengembangan sistem penyuluhan perikanan era desentralisasi di Indonesia

Dalam konteks desentralisasi penyuluhan perikanan yang harus dilaksanakan secara spesifik sesuai tuntutan pelaku utama di daerah memerlukan suatu perencanaan dan pengembangan yang terpadu yang mencakup aspek-aspek seperti kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan, saranaprasarana dan pembiayaan, serta kebutuhan pelaku utama. Untuk memperoleh gambaran yang komprehensip mengenai status kondisi pengembangan penyuluhan perikanan di daerah pada era desentralisasi sekaligus bisa mengidentifikasi berbagai masalah serta arah pemecahannya bagi pengambilan keputusan dan penentuan prioritas kebijakan, maka penelitian ini dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat diidentifikasikan permasalahan-permasalahan pada pengembangan sistem penyuluhan perikanan yang terjadi pada era desentralisasi sebagai berikut: 1 Penyelenggaraan penyuluhan perikanan belum berfungsi dan berjalan secara optimal di daerah karena kelembagaan yang khusus menangani penyuluhan perikanan belum terbentuk. Kalaupun ada, tugas pokok dan fungsinya masih polivalen serta programnya tidak terfokus ke penyelenggaraan penyuluhan perikanan. 2 Banyaknya alih tugas penyuluh perikanan ke jabatan lain yang tidak sesuai dengan kompetensinya dan rendahnya kemampuan dan kinerja penyuluh perikanan. 3 Materi dan metoda penyuluhan perikanan belum sepenuhnya mendukung pengembangan perikanan sebagai komoditas unggulan di daerah, karena kurangnya dukungan informasi dan keterbatasan sumberdaya. 4 Terbatasnya dukungan sarana dan prasarana penyuluhan perikanan dari pemerintah daerah maupun dukungan pembiayaan dalam penyelenggaraan penyuluhan perikanan. 5 Kurangnya keberpihakan kepada pelaku utama sehingga penyuluhan perikanan yang dioperasionalkan belum sepenuhnya menggairahkan peran pelaku utama untuk turut serta dalam pengembangan sistem penyuluhan perikanan. Dengan melihat berbagai permasalahan yang kompleks dalam pengembangan sistem penyuluhan perikanan di era desentralisasi, maka diperlukan suatu solusi melalui pendekatan yang bersifat multidimensiintegral yang mencakup aspek-aspek yang mempengaruhi penyuluhan perikanan era desentralisasi sehingga pengembangan penyuluhan perikanan di daerah dapat diwujudkan secara optimal. Kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan penyuluhan perikanan di daerah antara lain: 1 sulitnya merubah paradigma stakeholder yang berperan dalam pengembangan sistem penyuluhan di daerah dan adanya perbedaan persepsi tentang penyuluhan perikanan, 2 belum fokusnya prioritas pemerintah daerah terhadap penanganan penyuluhan perikanan, 3 sistem operasionalisasi penyuluhan perikanan belum terintegrasi dan dijabarkan dalam aturanpedoman yang dapat dijadikan acuan desentralisasi penyuluhan bagi daerah. Dengan demikian permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah upaya merancang suatu sistem yang terintegrasi menyangkut berbagai dimensi pengembangan penyuluhan perikanan sebagai upaya untuk mengembangkan sumberdaya manusia perikanan pelaku utama di daerah. Pertanyaan selanjutnya dalam penelitian ini adalah: 1 Apa saja atributindikator yang dapat digunakan untuk menunjukkan pengembangan penyuluhan perikanan dari masing-masing dimensi kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan, saranaprasarana dan pembiayaan, serta respons pelaku utamasosial ? 2 Seberapa besar performa pengembangan penyelenggaraan penyuluhan perikanan saat ini? 3 Apakah ada perbedaan performa pengembangan penyelenggaraan penyuluhan antar wilayah di Indonesia? 4 Bagaimana rumusan kebijakan yang dapat menjadi pedoman dasar bagi daerah dalam pengembangan penyuluhan perikanan?

1.3 Tujuan Penelitian