Keberlanjutan dimensi penyelenggaraan Potret Keberlanjutan Sistem Penyuluhan Era Desentralisasi

Gambar 32 Peran masing-masing atribut dimensi ketenagaan yang dinyatakan dalam bentuk perubahan nilai RMS.

4.9.3 Keberlanjutan dimensi penyelenggaraan

Rentang nilai indeks keberlanjutan dimensi penyelenggaraan berkisar antara 49.63 sampai 66.93 skala keberlanjutan 0-100. Berdasarkan hasil analisis, hanya satu daerah yang berada dalam kondisi keberlanjutan kurang, sehingga dapat dikatakan bahwa secara umum performa dimensi penyelenggaraan berada dalam kondisi keberlanjutan cukup Gambar 33. Relatif cukup berlanjutnya dimensi penyelenggaraan di seluruh daerah yang dikaji kemungkinan disebabkan oleh akumulasi dukungan beberapa faktor yang terkait dengan penyelenggaraan penyuluhan yang selama ini berjalan yang meskipun dalam kondisi yang sangat minim telah memungkinkan adanya dinamisasi. Hal lain yang mendukung keberlanjutan dimensi ini adalah penyelenggaraan penyuluhan bukan hal baru bagi daerah karena selama ini porsi terbesar dititikberatkan di daerah dan juga aktivitas dan sasaran penyuluhan memang merupakan domain daerah. 0.6940 0.9033 1.1578 1.1486 1.2970 1.0454 1.5946 1.4717 1.2517 1.3869 0.9000 1.3605 1.0928 0.7603 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 Kategori Penyuluh Kualifikasi Penyuluh Jumlah Penyuluh Perikanan PNS Status Penyuluh Perikanan Upaya Peningkatan Kompetensi Rata-rata usia dan masa kerja u; mk Pengangkatan dan Penempatan Penyuluh PedomanPetunjuk Pelaksanaan TugasRencana Kerja Penyuluh Dukungan Fasilitas SaranaUang Kepada Penyuluh Wilayah Kerja dan Binaan Penyuluhan Sistem dan Mekanisme Kerja Penyuluh Penyuluh Sw astaKontrak Penyuluh Sw adayaMandiri Hubungan KerjaPeran Penyuluh Dengan Berbagai Pihak Attr ib u te Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed on Status scale 0 to 100 Perubahan Root Mean Square RMS dalam Ordinasi Jika Salah Satu Atribut dihilangkan Skala Keberlanjutan 0 sampai 100 A tr ibut Down Up Bad Good -60 -40 -20 20 40 60 20 40 60 80 100 120 O the r D is ti ng is h ing Fe a tur e s Real Fisheries Reference anchors Anchors Gambar 33 Analisis Rap-INSINYURKANIN yang menunjukkan nilai indeks keberlanjutan dimensi penyelenggaraan. Berdasarkan hasil visualisasi nilai indeks keberlanjutan dimensi penyelenggaraan masing-masing daerah yang diwujudkan dalam bentuk diagram batang, terlihat bahwa daerah yang memiliki performa terbaik untuk dimensi ini adalah Kabupaten Bantul sedangkan yang paling rendah performanya adalah Kabupaten Halmahera Utara Gambar 34. Nilai indeks keberlanjutan dimensi untuk masing-masing daerah tersebut adalah 66.93 dan 49.63. Sebenarnya performa keberlanjutan dimensi penyelenggaraan di Kabupaten Halmahera Utara tidak begitu jelek karena mendekati batas psikologis kategori cukup berkelanjutan dimensi yaitu 50. Melalui upaya pembenahan terhadap atribut-atribut sensitif diharapkan performa tersebut dapat dengan mudah ditingkatkan. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 N il a i i nde k s k e be rl a nj ut a n T1 T2 T3 T4 T5 T6 M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 Gambar 34 Kondisi indeks keberlanjutan dimensi penyelenggaraan di masing- masing daerah Mengacu pada hasil analisis laverage terhadap 12 atribut yang dinilai berkontribusi terhadap nilai indeks dimensi penyelenggaraan, diketahui hanya dua atribut yang dinilai paling sensitif mempengaruhi nilai dimensi Gambar 35. Kedua atribut tersebut adalah materi dan bentuk informasi dengan nilai 2.38 serta status program dengan nilai 2.22. Jika dipresentasikan maka jumlah atribut sensitif hanya 16.66 dari total jumlah atribut, artinya fokus perbaikan tidak begitu banyak membutuhkan upaya karena hanya 16.66 atribut yang harus dibenahi untuk meningkatkan performa dimensi penyelenggaraan secara keseluruhan. Atribut yang paling kurang kontribusinya terhadap nilai indeks keberlanjutan dimensi penyelenggaraan adalah monitoring, evaluasi dan pelaporan dengan nilai hanya 0.47. Kurangnya kontribusi monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap performa nilai indeks dimensi penyelenggaraan diduga disebabkan hasilnya belum digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan program penyuluhan di masa mendatang. Terkait dengan upaya peningkatan nilai dimensi dapat dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: 1 Materi harus disusun berdasarkan kondisi, permasalahan dan kebutuhan pelaku utama dengan tetap memperhatikan aspek sosial dan budaya masyarakat serta kelestarian lingkungan. Materi tersebut harus dikemas dalam bentuk yang interaktif dan komunikatif. 2 Perlu adanya sinergitas program antara pemerintah pusat dan daerah sehingga mengurangi tumpang tindih pelaksanaan program. Seyogyanya program disusun melalui tahapan yang sistematis mulai dari tingkatan kabupaten, provinsi sampai ke pemerintah pusat dengan mempertimbangan besaran lingkup kegiatan. Blainne 2008 mengemukakan bahwa dalam penyusunan program penyuluhan, faktor perilaku dan kebiasaan pelaku utama harus menjadi faktor penting yang perlu dipertimbangkan untuk mensukseskan kegiatan penyuluhan. Pada kasus kebiasaan nelayan dalam pengeboman ikan, beliau menekankan pada dua point utama yang perlu dilakukan, yaitu : 1 adanya insentif untuk merubah perilaku pelaku utama serta 2 pelatihan untuk peningkatan kepedulian lingkungan. Burrows 2008 mengemukakan bahwa media penyampaian informasi memegang peranan penting dalam penyelenggaraan penyuluhan. Seperti halnya di Kanada, para penyuluh memanfaatkan media pameran untuk mensosialisasikan kegiatan penyuluhan melalui mekanisme presentasi dan juga pendekatan personal kepada pelaku utama. Hasil kegiatan dilaporkan sangat positif dan efektif, indikasinya adalah kunjungan peserta yang lebih dari satu kali serta apresiasi para pelaku utama terhadap informasi penyuluhan yang diberikan. Selanjutnya Kelbough dan Earnest 2008 mengatakan bahwa kerjasama tim dalam penyelenggaraan penyuluhan merupakan faktor pendukung dalam kesuksesan penyuluhan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa identifikasi kesuksesan tim dilakukan dengan menggunakan metode delpi. Hasil menunjukkan bahwa ada 25 indikator yang dapat menunjukkan kesuksesan program tim penyuluhan. 10 Indikator sukses terkait dengan outcome dan dampak serta keberadaan tim eksternal. Kelbough dan Earnest 2008 menyarankan bahwa untuk membentuk tim penyuluh yang sukses maka perlu dilakukan beberapa hal, yaitu 1 menyusun visi dan budaya yang sama dalam menjalankan penyuluhan, 2 mengimplementasikan kebijakan organisasi dan keberadaan acuan untuk mendukung tim kerja, 3 menyediakan tim pendukung untuk mensupport tim pelaksana penyuluhan, 4 melakukan pelatihan penyuluhan yang intensif untuk meningkatkan kompetensi pelaksana penyuluhan Gambar 35 Peran masing-masing atribut dimensi penyelenggaraan yang dinyatakan dalam bentuk perubahan nilai RMS.

4.9.4 Keberlanjutan dimensi sapras-pembiayaan