4.11 Strategi Pengembangan Penyuluhan Perikanan Era Desentralisasi
Analisis prospektif merupakan analisis yang dilakukan untuk mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul di masa
mendatang, sehingga dapat dipersiapkan tindakan strategis yang harus dilakukan. Secara teknis, prinsip dasar pelaksanaan analisis ini dilakukan dengan
menentukan beberapa variabel kunci pengembangan penyuluhan perikanan. Beberapa variabel tersebut ‘diekstrak’ melalui mekanisme analisis MDS, serta
focus group discussion dengan para pakar. Variabel-variabel kunci inilah yang menjadi dasar penentuan skenario kebijakan. Tahapan teknis pelaksanaan analisis
ini antara lain: 1 Penentuan faktor kunci di masa depan, 2 Penentuan tujuan strategis dan kepentingan pelaku utama, 3 Pendeskripsian evolusi kemungkinan
masa depan sekaligus penentuan strategi prioritas sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki oleh para pelaku utama dan implikasinya terhadap sistem yang
dikaji. Penentuan faktor kunci dilaksanakan melalui tiga tahapan. Pertama,
penentuan faktor kunci dilaksanakan dengan mengidentifikasi kebutuhan setiap pihak terkait melalui analisis kebutuhan need analysis berdasarkan diskusi para
pakar. Kedua, penentuan faktor kunci dilakukan dengan merunut atribut-atribut sensitif yang mempengaruhi nilai indeks keberlanjutan penyuluhan perikanan saat
ini existing condition berdasarkan analisis leverage. Ketiga, penentuan faktor kunci yang dihasilkan dari kedua tahapan sebelumnya melalui kombinasi
keduanya untuk memperoleh faktor kunci gabungan antara need analysis dengan exixting condition.
4.11.1 Penentuan faktor kunci dengan pendekatan need analysis
Berdasarkan hasil identifikasi dengan para pakar yang menjadi responden, terdapat 15 faktor yang perlu mendapatkan perhatian utama dalam pengembangan
penyuluhan perikanan era desentralisasi di Indonesia. Faktor-faktor tersebut merupakan derivasi dari lima dimensi yang menjadi fokus kajian dalam penelitian
ini. Beberapa faktor yang berhasil diidentifikasi diantaranya kesesuaian tupoksi, aturan dan mekanisme kerja, sumber dan ketersediaan pembiayaan dan dukungan
fasilitas kepada penyuluh Tabel 23.
Tabel 23 Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengembangan penyuluhan perikanan era desentralisasi di Indonesia berdasarkan hasil
analisis kebutuhan
No Faktor Keterangan
1 Kesesuaian Tupoksi
Efektivitas dan efisiensi tupoksi kelembagaan penyuluhan di daerah
2 Manajemen kerja
Tinjauan dan garis besar prosedur kerja yang digunakan untuk penyelenggaraan penyuluhan
3 Organisasi penyuluhan perikanan
Jenis dan bentuk kelembagaan yang menangani penyuluhan perikanan serta hierarki di wilayah
bersangkutan
4 Hak dan
kewajiban daerah
Hak dan kewajiban yang dijalankan oleh lembagaorganisasi berdasarkan kewenangan
dalam OTODA
5 Kualitas penyuluh
Kualifikasi pendidikan, ketrampilan, dan pengalaman penyuluh
6 Operasional penyuluh
Saranaprasarana, alat bantu dan biaya yang digunakan dalam pelaksanaan tugas penyuluh
7 Pedoman kerja penyuluh
Mekanisme dan prosedur kerja penyuluh yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
tugas
8 Pelaksanaan dan metode penyuluhan
Pendekatan dan
metodologi pelaksanaan
penyuluhan sesuai dengan kondisi pelaku utama 9
Dukungan pembiayaan
Asal pembiayaan penyuluhan dan kontinuitasnya dalam mendukung pelaksanaan
penyuluhan.
10 Dukungan sarana dan prasarana
Kondisi dan
kesesuaian fasilitas
saranaprasarana yang ada untuk digunakan sesuai dengan materi dan metoda penyuluhan
11 Hubungan dan kerjasama dengan pihak lain
Hubungan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan
penyuluhan.
12 Persediaan dan pemanfaatan dana
Biaya yang disediakan dan digunakan secara khusus dalam penyelenggaraan penyuluhan
13 Kebutuhan materi
Materi penyuluhan yang dibutuhkan pelaku utama dan yang sesuai dengan permasalahan
yang dihadapi.
14 Partisipasi pelaku utama
Kondisi dan keterlibatan pelaku utama sebagai subjek pembangunan dalam penyelenggaraan
penyuluhan.
15 Kegunaan penyuluhan
Manfaat penyuluhan yang dialami oleh pelaku utamapelaku usaha.
4.11.2 Analisis ID matrix dari hasil analisis kebutuhan berdasarkan stakeholder assessment