spesifikasi produk yang tinggi. Dilain sisi, rentannya kegiatan budidaya dari serangan penyakit terutama primadona produksi budidaya yaitu udang akan sangat
mempengaruhi kemampuan untuk mensuplai komoditas ke pasar. Terkait dengan karakteristik tersebut maka substansi pelaksanaan penyuluhan subsektor perikanan
budidaya dapat diarahkan pada aspek berikut: 1 sosialisasi dan pendampingan produksi perikanan budidaya komoditas ekonomis tinggi, 2 pengendalian hama
dan penyakit ikan, 3 sosialisasi tata cara produksi budidaya yang baik good aquaculture practices, dan 4 sosialisasi dan pendampingan perbaikan mutu
produk budidaya ikan. Karakteristik utama usaha pengolahan ikan terutama skala kecil di
Indonesia adalah rendahnya inovasi produk pengolahan hasil perikanan yang diikuti pula oleh daya saing produk yang rendah. Oleh karenanya, substansi
kegiatan penyuluhan harus diarahkan untuk mengatasi permasalahan-permasalahn tersebut seperti: 1 pemberian bantuan teknis pengembangan produk dan 2
sosialisasi dan pendampingan penciptaan produk perikanan yang aman dan bermutu baik.
4.11.7 Peran dan tanggung jawab stakeholders
Stakeholders sebagai pelaku sistem yang berkepentingan terhadap pengembangan penyuluhan perikanan merupakan aktor yang sangat menentukan
dalam mewujudkan keberlanjutan penyuluhan perikanan era desentralisasi di Indonesia.
Teridentifikasi ada 6 enam pelaku sistem dalam pengembangan sistem penyuluhan perikanan era desentralisasi di Indonesia yang masing-masing
memiliki peran dan tanggung jawab sebagai berikut :
1 Pemerintah
Peran dan tanggung jawab pemerintah sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang 162006 bahwa pemerintah, baik pemerintah pusat,
pemerintah daerah propinsi, kabupatenkota berkewajiban melaksanakan azas, tujuan dan fungsi penyuluhan, baik dalam rangka mengembangkan
sasaran pelaku utamapelaku usaha, maupun dalam pelaksanaan kebijakan
dan strategi, pengembangan kelembagaan, penyelenggaraan, sarana- prasarana dan pembiayaan, serta pembinaan dan pengawasan.
Pemerintah sesuai dengan tingkatan kewenangannya masing-masing tidak bisa lagi hanya sekedar memfasilitasi saja, tetapi harus secara tegas
mengendalikan peran dan tanggung jawab pelaksanaan fungsi-fungsi pengaturan, pengawasan dan pelayanan sesuai tujuan penyuluhan perikanan
yang lebih konkrit, tegas dan sesuai kebutuhan pelaku utama di masing- masing wilayah.
Dalam memainkan peran dan tanggung jawabnya tersebut pemerintah harus juga mempertimbangkan berbagai aspek yang turut mempengaruhi, terutama
perubahan lingkungan strategis eksternal dan internal yang terus dilakukan melalui kajian-kajian umpan balik, sehingga peran dan tanggung jawab
pemerintah tersebut disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang berkembang. Artinya, bisa terjadi fluktuatif permainan peran dan tanggung
jawab pemerintah tersebut, karena bukan tidak mungkin bahwa suatu ketika peran dan tanggung jawab pemerintah hanya bersifat pengaturan,
pengawasan dan penciptaan lingkungan yang kondusif bagi berlangsungnya sistem penyuluhan perikanan yang efektif dan efisien.
Kondisi dimaksud dapat terjadi, ketika semua pihak telah turut berperan memberikan kontribusi positif terhadap sistem penyuluh perikanan dimana
fungsi-fungsi pelayanan telah dapat diambil alih oleh pihak swasta privatisasi sehingga dalam hal ini penyuluh juga hanyalah berfungsi
sebagai “agen pembangunan” sesuai permintaan pelaku utama, dan atau pelaku utama secara mandiri telah dapat mengakses berbagai sumberdaya
untuk pengembangan diri dan keluarganya menuju masyarakat madani.
2 Pelaku utama
Pelaku utama sebagaimana yang dimaksudkan dalam Undang-Undang 162006 adalah sasaran utama penyuluhan dan merupakan pihak yang paling
berhak memperoleh manfaat penyuluhan. Mereka adalah nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan beserta keluarga intinya.
Walaupun pelaku utama adalah mereka yang menjadi sasaran utama penyuluhan, namun tidak berarti mereka tidak berperan dan bertanggung
jawab dalam pengembangan sistem penyuluhan perikanan, karena apabila demikian, sia-sialah penyuluhan yang dilaksanakan. Mereka justru
diharapkan berperan dan bertanggung jawab dalam sistem penyuluhan perikanan.
Peran dan tanggung jawab yang diharapkan dari pelaku utama demi berlangsungnya sistem penyuluhan perikanan yang efektif dan efisien
diantaranya adalah : ikut aktif dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pelaksanaan penyuluhan perikanan, memberi informasi dan
umpan balik dalam menghadapi berbagai tantangan dan peluang pengembangan usahanya; dapat mengakses sumberdaya yang dibutuhkan;
bermitra dan bekerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikapnya,
mengamankan dan menciptakan kondisi yang kondusif bagi keberlangsungan pengembangan sistem
penyuluhan disekitarnya.
3 Penyuluh Perikanan
Penyuluhan perikanan harus dilakukan secara profesional dan dilaksanakan oleh tenaga-tenaga profesional yang didukung oleh faktor-faktor pendukung
yang tepat dan memadai. Tenaga-tenaga penyuluh yang melakukan penyuluhan berdasarkan Undang-Undang 162006 adalah penyuluh PNS,
penyuluh swasta dan penyuluh swadaya untuk memenuhi kebutuhan pelaku utama. Oleh karena itu peran dan tanggung jawab penyuluh amatlah penting
dalam pengembangan sistem penyuluhan perikanan. Penyuluh dibentuk bukan hanya untuk memiliki seperangkat keterampilan
teknis, tetapi perlu memiliki kiat menyuluh dan sikap yang profesional untuk dapat berperan sesuai tanggung jawabnya.
Penyuluh perikanan harus berperan penting sebagai “agent of change” yang dapat dinilai pada sejauh mana pelaku utama dapat meningkatkan efisiensi
usahanya, mengembangkan kelompok dan organisasi sosial ekonomi, menjaga kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan sehingga akan
berbanding lurus dengan kinerja dan pencapaian tujuan pengembangan perikanan itu sendiri.
Dalam beragam tipe layanan penyuluhan di sektor kelautan dan perikanan dihadapkan pada perubahan-perubahan lingkungan baik fisik, sosial,
ekonomi, budaya dan perubahan kebijakan politik yang berdampak pada semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi pelaku utama. Atas dasar itu
pula, peran penyuluh perikanan yang kompeten dalam berbagai perubahan situasi sangat diperlukan. Pelaku utama tentunya memerlukan figur
penyuluh yang mampu memainkan peran secara dinamik; artinya penyuluh diharapkan mampu berperan sebagai motivator, partner, konsultan,
fasilitator perubahan dan penasehat. Hal lain yang kiranya menjadi panutan dan harapan dari perannya adalah bahwa penyuluh harus memiliki sifat
jujur, menolong, berbaur, berani mengambil resiko, inovatif dan memiliki jaringan yang luas.
Sebagai tenaga fungsional, maka lingkup perannya di dasarkan pada fungsi yang mendasar, spesifik dan kepakaran. Secara mendasar, seluruh penyuluh
perikanan harus mampu menguasai prinsip-prinsip penyuluhan terutama terkait dengan kemampuan pengorganisasian masyarakat, komunikasi
informasi-inovasi dan advokasi. Secara spesifik, peran penyuluh perikanan dapat mengembangkan
kekhususan sesuai bakat, minat dan konsistensi bidang yang dimilikinya, dan secara kepakaran berhubungan dengan spesialisasi yang ditekuninya.
4 Pelaku usahaIndustri perikanan
Peran dan tanggung jawab pelaku usaha dan atau Industri perikanan dalam pengembangan sistem penyuluhan perikanan sangat penting karena pelaku
usahaindustri perikanan dapat secara langsung sebagai motivator dan perangsang pelaku utama sehingga mampu bermitra. Kemitraan ini sebagai
wadah belajar, wahana kerjasama dan unit produksi. Selain itu sebagai pihak swasta yang membelimenampung hasil produksi, pelaku usahaindustri
perikanan dapat sebagai fasilitator untuk mendorong pelaku utama menghasilkan produksi yang bermutu. Selanjutnya pelaku usahaindustri
dapat berperan sebagai dinamisator dan menjadi panutan untuk pelaku utama bekerja keras dan berupaya memenuhi permintaan pasar yang berarti
sekaligus mengembangkan usahanya.
Dalam hal demikian, pihak pelaku usahaindustri perikanan mendapat kesempatan untuk melakukan promosi, mendapatkan jaminan harga serta
jumlah dan mutu produk perikanan sesuai yang dikehendaki. Hal-hal tersebut merupakan gambaran peran pelaku usahaindustri perikanan
yang langsung ditujukan kepada pelaku utama. Terdapat pula peran lain dari pelaku usahaindustri perikanan yang tidak kalah pentingnya dalam
pengembangan penyuluhan perikanan ketika pelaku usahaindustri perikanan ditempatkan sebagai pihak swasta yang turut bertanggung jawab dalam
mendukung terselenggaranya penyuluhan perikanan. Artinya pelaku usahaindustri perikanan telah berperan secara nyata berkontribusi dalam
pengembangan penyuluhan perikanan seperti membantu sarana dan prasarana yang dibutuhkan, membiayai penyuluh dalam operasionalisasi
kepentingan pelaku usahaindustri perikanan. Kecenderungan untuk
melakukan cost sharing dimasa datang cukup optimis mengingat besarnya jumlah dana yang diperlukan dalam pengembangan penyuluhan perikanan
dan sulit dipenuhi jika hanya dibebankan pada anggaran pemerintah.
5 Lembaga penelitianpendidikan dan latihanpenyedia sumberdaya
Lembaga penelitian merupakan unsur penting dalam pengembangan sistem penyuluhan perikanan karena berperan dalam pengamatan, melakukan
penelitian dan pengkajian serta rekomendasi berbagai hasil sebagai bahanmateri penyuluhan. Peran lembaga penelitian atau perguruan tinggi
dilakukan secara proporsional, berdasarkan permasalahan lokalita pelaku utama yang dapat dikategorikan menjadi penelitian dasar, penelitian terapan,
pengembangan, dan diffusi. Oleh karena itu sumberdaya manusia peneliti harus berperan aktif dalam pengembangan penyuluhan perikanan yaitu harus
memberikan kontribusi pemikiran melalui berbagai kajian akademis yang dinamis dan secara partisipatif sesuai kebutuhan dan untuk memberikan
solusi bagi permasalahan yang dihadapi pelaku utama; bahkan sumberdaya manusia peneliti dapat memperkenalkan berbagai inovasi di sekolah-sekolah
sebagai suatu proses pendidikan berkelanjutan. Demikian hal-nya dengan lembaga pendidikan dan latihan yang bertanggung jawab dalam peningkatan
pengetahuan dan keterampilan pelaku utama dan atau sasaran antara harus
mampu berperan dalam mengkaji dan menganalisis berbagai kebutuhan pendidikan dan latihan yang selanjutnya dikemas dalam jenis-jenis
pendidikan dan latihan dan disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan keterampilan yang ingin ditingkatkan. Oleh karena itu materi, kurikulum,
metode dan jumlah jam yang direncanakan dalam pelatihan harus disesuaikan dengan kebutuhan pelaku utama dan dengan jenis serta
frekuensi dan penjenjangan pelatihan yang dilaksanakan. Lembaga pendidikan dan latihan juga berperan dalam peningkatan kompetensi
penyuluh atau sasaran antara lainnya sehingga dapat secara simultan meningkatkan kemampuan ilmu pengetahuan dan keterampilan teknologi
bagi penyuluh dan sasaran antara dalam pengembangan sistem penyuluhan perikanan.
Menurut Dharmawan 2006, peran perguruan tinggi dalam konteks penyuluhan mesti ditempatkan sebagai penghasil pemikiran-pemikiran kritis
atas berbagai kebijakan penyuluhan. Keterbukaan akses terhadap sumberdaya berupa informasi, materi, bahan,
atau keadaan sering menjadi masalah dalam pengembangan sistem penyuluhan perikanan. Oleh karena itu peranan dari lembaga penyedia
sumberdaya untuk menyediakan, mempersiapkan, menyalurkan, menjangkau dan memberikan sumberdaya adalah sangat penting. Sementara
itu selain informasi dan materi untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan pelaku utama, maka sumberdaya yang tak kalah pentingnya
sesuai kebutuhan pelaku utama adalah sumberdaya modal dan akses pemasaran produk. Dalam hal ini lembaga penjamin modal berperan penting
dalam memberikan permodalan bagi perlaku utama; sebagaimana hal-nya dengan lembaga pemasaran yang harus memainkan peranan penting dalam
pengembangan sistem penyuluhan perikanan.
6 PemerhatiLSM
Unsur masyarakat yang tergabung dalam Lembaga Swadaya Masyarakat LSM maupun pemerhati di sektor kelautan dan perikanan harus
memainkan peranannya sebagai mitra pemerintah sekaligus dapat melaksanakan fungsi kontrol sosial. Peranan tersebut secara konkrit adalah
dengan melakukan monitoring serta memberikan masukan yang konstruktif dalam pengembangan penyuluhan perikanan. Dharmawan 2006
mengemukakan bahwa dalam konteks penyuluhan, LSM mesti ditempatkan sebagai dinamisator pembaharuan tata kelola penyuluhan, pendorong
pencerahan bagi masyarakat serta fasilitator masyarakat.
4.11.8 Skema pengembangan sistem penyuluhan perikanan era desentralisasi