45 Tabel 3.2 Uji pendahuluan ekstrak tiga jenis tanaman terhadap C. pavonana
Bahan Tanaman Pelarut
Mortalitas pada konsentrasi
0.1 0.5
Daun T. vogelii Etil asetat
100 100
Buah B. javanica Etil asetat:Metanol 9:1
55.5 100
Buah P. aduncum Etil asetat
26.66 100
3.3.2 Uji Toksisitas Ekstrak Tunggal
Hasil uji lanjut ekstrak T. vogelii menunjukkan hubungan yang positif antara pertambahan konsentrasi dengan jumlah mortalitas serangga uji. Pada
konsentrasi terendah 0.019 kematian C. pavonana adalah 8.89 kemudian bertambah dan pada konsentrasi tertinggi 0.1 kematian serangga uji mencapai
88.89. Selain menyebabkan kematian serangga uji, ekstrak T. vogelii juga mempengaruhi lama perkembangan larva yang bertahan hidup. Penambahan
waktu untuk berkembang dari instar 2 ke instar 3 lebih kurang 1.45-2.39 hari lebih lama dibandingkan dengan kontrol. Begitu juga perkembangan larva uji dari instar
2 ke instar 4 juga mengalami penundaan sekitar 1.5-2.85 hari jika dibandingkan dengan kontrol Tabel 3.3..
Tabel 3.3 Mortalitas dan lama perkembangan larva C. pavonana akibat perlakuan ekstrak etil asetat T. vogelii pada beberapa konsentrasi
Konsentrasi Mortalitas ± SD
1
Lama perkembangan hari X ± SD
Instar 2-3 Instar 2-4
0 kontrol 0.00 ± 0.00 a
2.01 ± 0.11 3.55 ± 0.52
0.019 8.89 ± 1.34 ab
3.46 ± 0.53 5.05 ± 0.22
0.029 20.22 ± 4.15 ab
3.72 ± 0.54 5.39 ± 0.49
0.044 29.21 ± 3.18 b
4.05 ± 0.33 5.60 ± 0.49
0.066 60.00 ± 4.84 c
4.36 ± 0.64 6.39 ± 0.49
0.100 88.89 ± 3.61 d
4.40 ± 0.52 6.40 ± 0.52
1
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata α=0.05 X= rata-rata; SD= standar deviasi
Pada ekstrak buah B. javanica hasil uji lanjutan menunjukkan pola yang sama dengan ekstrak daun T. vogelii, yaitu kematian larva meningkat seiring
dengan peningkatan konsentrasi ekstrak, pada konsentrasi tertinggi yaitu 0.45 mematikan 98.89 serangga uji. Lama perkembangan larva yang bertahan hidup
jika dibandingkan dengan kontrol kurang lebih 1.5-2 hari untuk instar 2 ke instar 3 dan instar 2 ke instar 4 Tabel 3.4..
Uji lanjutan ekstrak buah P. aduncum sedikit berbeda dengan ekstrak daun T. vogelii dan ekstrak buah B. javanica. Selain memiliki rentang konsentrasi uji
yang pendek, lama perkembangan larva yang bertahan hidup juga tidak terlalu berbeda jika dibandingkan dengan kontrol 0.97-1.83 hari Tabel 3.5.
Penambahan sedikit konsentrasi ekstrak dapat mematikan serangga uji secara signifikan, meskipun tidak menyebabkan penghambatan perkembangan
perkembangan serangga uji yang bertahan hidup.
46 Tabel 3.4 Mortalitas dan lama perkembangan larva C. pavonana akibat perlakuan
ekstrak etil asetat:metanol 9:1 B. javanica pada beberapa konsentrasi Konsentrasi
Mortalitas ± SD
1
Lama perkembangan hari X ± SD
Instar 2-3 Instar 2-4
0 kontrol 0.00 ± 0.00 a
2.03 ± 0.18 4.80 ± 0.48
0.05 2.22 ± 0.81 a
2.97 ± 0.18 3.95 ± 0.21
0.087 13.33 ± 1.67 ab
3.58 ± 0.57 5.37 ± 0.56
0.15 34.83 ± 4.35 b
3.62 ± 0.59 5.62 ± 0.62
0.26 78.89 ± 4.83 c
4.05 ± 0.23 6.00 ± 0.00
0.45 98.89 ± 0.40 d
4.00 ± 0.00 7.00 ± 0.00
1
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nya ta α=0.05
X= rata-rata; SD= standar deviasi
Tabel 3.5 Mortalitas dan lama perkembangan larva C. pavonana akibat perlakuan ekstrak etil asetat P. aduncum pada beberapa konsentrasi
Konsentrasi Mortalitas ± SD
1
Lama perkembangan hari X ± SD
Instar 2-3 Instar 2-4
0 kontrol 0.00 ± 0.00 a
2.03 ± 0.18 4.00 ± 0.26
0.15 3.33 ± 0.54 a
2.21 ± 0.41 4.17 ± 0.38
0.19 5.56 ± 1.60 a
2.35 ± 0.48 4.32 ± 0.47
0.24 48.31 ± 4.99 b
2.57 ± 0.50 5.04 ± 0.42
0.30 93.33 ± 3.37 c
3.00 ± 0.00 5.83 ± 0.41
0.375 100.00 ± 0.00 c
- -
1
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nya ta α=0.05
X= rata-rata; SD= standar deviasi
Aktivitas ketiga jenis ekstrak jelas tergambar dari parameter regresi probit yang menunjukkan hubungan konsentrasi dengan mortalitas larva uji C. pavonana
Tabel 3.6. Berdasarkan nilai LC
95
T. vogelii memiliki aktivitas yang paling kuat kemudian diikuti oleh P. aduncum dan B. javanica. Kemiringan regresi nilai b
P. aduncum paling tinggi dibandingkan kedua jenis ekstrak lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi pada jumlah tertentu akan
mematikan serangga uji lebih banyak pada perlakuan ekstrak P. aduncum dibandingkan ekstrak lainnya.
Tabel 3.6 Parameter regresi probit hubungan konsentrasi ekstrak tiga jenis tanaman pada uji tunggal dengan mortalitas larva C. pavonana
Perlakuan Nilai b ±SE
LC
50
LC
95
Tephrosia vogelii 3.48 ± 0.30
0.05 0.16
Brucea javanica 4.28 ± 0.33
0.17 0.41
Piper aduncum 13.03 ± 1.04
0.24 0.32
b= kemiringan regresi; SE= standar error
Nilai aktivitas T. vogelii yang tinggi diduga merupakan aktivitas senyawa rotenon dan senyawa rotenoid lain yang bersifat insektisida seperti deguelin dan
tefrosin Delfel et al. 1970; Gaskins et al. 1972; Lambert et al. 1993. Rotenon