Aktivitas Biokimia Serangga Hasil dan Pembahasan .1 Hasil Identifikasi Ekstrak Kasar dan Minyak Atsiri

76 Scott IM, Jensen HR, Nicol R, Lesage L,Bradbury R, Sachez-Vindas P, Poveda L, Arnason JT, Philogene BJR. 2004. Efficacy of piper Piperaceae extracts for control of common home and garden insect pests. J. Econ.Entomol 974: 1390-1403. Scott IM, Gagnon N, Lesage L, Philogene BJR, Arnason JT. 2005. Efficacy of botanical insecticide from Piper spp Piperaceae extracts for control of European chafer Coleoptera: Scarabaeidae. J Econ Entomol 98: 845-855. Scott IM, Jensen HR, Philogene BJR, Arnason JT. 2007. A review of Piper spp. Piperaceae: phytochemistry, insecticidal activity, and mode of action. Phytochem Rev 7:65-75. Silva WC, Martins JR de S, Souza HEM de, Heinzen H, Cesio MV. 2009. Toxicity of Piper aduncum L. Piperales: Piperaceae from the Amazon forest for the cattle tick Rhipicephalus Boophilus microplus Acari: Ixodidae. Vet Parasitol 164:267 –274. Steel RGD, Torrie JH, Dickey DA. 1997. Principles and Procedures of Statistics: A Biometrical Approach. 3rd ed. Boston US: McGraw-Hill. Waldbauer GP. 1968. The consumption and utilization of food by insect. Adv Insect Physiol 1: 229-288. Wiyantono, Prijono D, Manuwoto S. 2001. Bioaktivitas ekstrak biji Aglaia harmsiana terhadap ulat krop kubis Crocidolomia binotalis. J Ilmu Pert Indon 101:1-7. Wulan RDR. 2008. Aktivitas insektisida ekstrak daun Tephrosia vogelii Hook. f. Leguminosae terhadap larva Crocidolomia pavonana F. Lepidoptera: Pyralidae [skripsi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. 77 5 BIOAKTIVITAS FORMULASI CAMPURAN EKSTRAK Tephrosia vogelii DAN Piper aduncum Bioactivities of Mixed Formulation of Tephrosia vogelii and Piper aduncum extracts Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat formulasi campuran ekstrak dalam bentuk emulsifiable concentrate EC dan wettable powder WP yang memiliki aktivitas insektisida terhadap hama kubis C. pavonana. Formulasi EC dan WP ekstrak campuran Tephrosia. vogelii : Piper aduncum 1:5 memiliki kestabilan yang baik pada air suling dan air sadah. Formulasi memiliki aktivitas insektisida terhadap C. pavonana dengan nilai LC 50 formulasi EC dan WP berturut-turut 0.15 dan 0.13 , sedangkan nilai LC 95 formulasi EC 0.35 dan formulasi WP sebesar 0.31. Selain menyebabkan kematian serangga uji formulasi EC dan WP juga menghambat perkembangan larva uji dari instar II ke instar III, lebih kurang 2.31 hari dan dari instar III ke instar IV, lebih kurang 2.38 hari jika dibandingkan dengan kontrol. Residu formulasi EC dan WP mematikan 100 serangga uji pada hari pertama perlakuan. Persistensi formulasi secara nyata menurun pada hari kedua dan ketiga setelah perlakuan. Penambahan tabir matahari tidak meningkatkan persistensi ekstrak pada daun brokoli. Kata kunci: emulsifiable concentrate EC, PABA, persistensi, wettable powder WP, Abstract The purpose of this study is to create a mixed extracts formulation in the form of emulsifiable concentrate EC and wettable powder WP, which had insecticidal activity against C. pavonana cabbage pests. Mixed extracts formulation of T. vogelii : P. aduncum 1:5 were made in the form of emulsifiable concentrate EC and wettable powder WP and stable in water distillation and hard water. EC and WP formulations have insecticidal activity against C. pavonana. The values of LC 50 of EC and WP formulations are 0.15 and 0.13 respectively. the LC 95 value of EC and WP formulations are 0.35 and 0.31 respectively. EC and WP formulations, also inhibit the development of larvae treatment. The inhibition of larvae development from second to third instar approximately 2.31 days, and the third to fourth instar approximately 2.38 days when compared to control. The residue of EC and WP formulations kill 100 C. pavonana at first day treatment. Formulations persistency were significantly decreased in one day and two days after treatment. The addition of sunscreen ingredients did not affect the extract persistence on broccoli leaves. Keywords: emulsifiable concentrate EC, PABA, persistence, wettable powder WP 78 5.1 Pendahuluan 5.1.1 Latar Belakang Bahan aktif yang diperoleh dari suatu tumbuhan melalui metode ekstraksi dan isolasi disebut ekstrak atau fraksi. Ekstrak atau fraksi yang memiliki aktivitas insektisida tidak dapat digunakan langsung untuk mengendalikan suatu hama sasaran. Senyawa aktif yang digunakan dalam bentuk murni bersifat sangat beracun terhadap organisme bukan sasaran dan tanaman budidaya, selain itu penggunaan secara langsung tidak disarankan karena penanganan yang salah justru akan mengurangi aktivitasnya ESCAP 1991. Sebaliknya, peningkatan aktivitas suatu bahan aktif dapat dilakukan dengan menambahkan berbagai bahan tambahan yang sesuai seperti bahan pembawa, bahan perekat, bahan pengemulsi, tabir matahari dan lain sebagainya Mollet dan Grubenmann 2001. Teknologi formulasi berkaitan erat dengan aspek keamanan di penyimpanan, kemudahan saat aplikasi, dan aktivitas suatu bahan aktif. Formulasi yang banyak digunakan di bidang pertanian adalah formulasi emulsifiable concentrate EC dan wettable powder WP. Formulasi EC mengandung 20-50 bahan aktif, 40-60 pelarut, dan 5-10 pengemulsi. Formula WP mengadung 20-50 bahan aktif, 30-70 bahan pembawa seperti kaolin, dan 10-20 bahan peratapembasah Waxman 1998; Mollet dan Grubenmann 2001. Bahan yang ditambahkan dalam suatu formulasi harus kompatibel satu sama lain, tidak boleh bersifat antagonis agar meningkatkan kinerja bahan aktif insektisida dan sesuai standar CIPAC 1980 Collaborative International Pesticides Analytical Council. Formulasi yang dihasilkan kestabilannya diuji pada air suling dan air sadah. Beberapa aspek fisik yang diamati antaralain warna, busa, endapan, dan lapisan minyak. Asman et al. 1999 menjelaskan bahwa pemisahan bagian atas atau pembentukan endapan pada dasar wadah tidak boleh melebihi 2 mL. Beberapa insektisida nabati yang telah diformulasi dalam skala industri adalah mimba Azadirachta indica. Insektisida mimba berbentuk EC yang di produksi oleh Aegis Azzanim Private Ltd India mengandung bahan pengemulsi sebanyak 6 dan pelarut 90. Formulasi EC Neem NDRC menggunakan pelarut antara 70-75. Pelarut yang digunakan bervariasi, insektisida mimba EC yang dibuat oleh Euro BioConsult NeemGold mengandung pelarut etanol. Ekstrak yang berasal dari Piper nigrum juga telah diformulasi oleh R. Bradbury ecosafe natural product, Saanichton, British Columbia Canada dengan komposisi 20 ekstrak, 70 tetrahidrofurfuril alkohol dan 10 pengemulsi Alkamuls EL-719 ethoxylated minyak kastor Scott et al. 2004. Potensi insektisida ekstrak campuran T. vogelii : P. aduncum 1:5 sangat besar, untuk itu perlu dilakukan penelitian pengembangan formulasi dalam bentuk yang umum beredar di pasaran, agar dapat digunakan langsung oleh petani di lapangan. Formulasi yang dihasilkan diharapkan efektif terhadap hama sasaran di lapangan dan stabil di penyimpanan.

5.1.2 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat formulasi campuran dalam bentuk emulsifiable concentrate EC dan wettable powder WP yang memiliki aktivitas insektisida terhadap hama kubis C. pavonana.

Dokumen yang terkait

Formulasi Ekstrak Tanaman Aglaia Odorata Dan Piper Aduncum Untuk Pengendalian Ulat Krop Kubis Crocidolomia Pavonana (F) (Lepidoptera Crambidae)

0 2 46

Aktivitas Insektisida Ekstrak Daun Tephrosia vogelii (Leguminosae) dan Buah Piper aduncum (Piperaceae) terhadap Larva Crocidolomia pavonana

0 4 87

Perbandingan kandungan senyawa rotenoid dan aktivitas insektisida ekstrak Tephrosia vogelii terhadap hama kubis Crocidolomia pavonana

0 5 50

Keefektifan ekstrak lima spesies piper (PIPERACEAE) untuk meningkatkan toksisitas ekstrak tephrosia vogelii terhadap hama kubis crocidolomia pavonana

0 3 11

Keefektifan ekstrak tephrosia vogelii, piper aduncum, dan campurannya untuk mengatasi hama plutella xylostella yang resisten terhadap insektisida komersial

0 3 18

Kesesuaian Ekstrak Piper spp. (Piperaceae) untuk Meningkatkan Toksisitas Ekstrak Tephrosia vogelii terhadap Ulat Krop Kubis, Crocidolomia pavonana

1 11 52

Sifat Aktivitas Campuran Ekstrak Buah Piper Aduncum (Piperaceae) Dan Daun Tephrosia Vogelii (Leguminosae) Terhadap Larva Crocidolomia Pavonana

1 8 41

Pengembangan Potensi Insektisida Melur (Brucea javanica) untuk Mengendalikan Hama Kubis Crocidolomia pavonana (F.) (Lepidoptera: Crambidae ) dan Plutella xylostella (L.) (Lepidoptera: Yponomeutidae).

0 3 18

Synergistic action of mixed extracts of Brucea javanica (Simaroubaceae), Piper aduncum (Piperaceae), and Tephrosia vogelii (Leguminosae) against cabbage head caterpillar, Crocidolomia pavonana - Repositori Universitas Andalas

1 1 7

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN FORMULASI EC CAMPURAN Piper aduncum dan Tephrosia vogelii TERHADAP LARVA Crocidolomia pavonana Fabricius (LEPIDOPTERA : CRAMBIDAE) SKRIPSI

0 0 44