99 penggunaan insektisida perlu dipertimbangkan beberapa hal antara lain komponen
kimianya terhadap hama sasaran, konsentrasi yang tepat, waktu aplikasi yang tepat, dan teknologi aplikasinya.
Terkait dengan waktu aplikasi yang tepat, penggunaan formulasi EC dan WP campuran T. vogelii : P. aduncum 1:5 untuk mengendalikan hama C,
pavonana harus diaplikasikan pada waktu yang sesuai. Sesuai dalam artian, aplikasinya dilakukan saat matahari tidak terlalu terik yaitu di pagi hari atau di
sore hari sehingga penguraian bahan aktif oleh sinar sinar matahari dapat ditekan. Kemudian tepat aplikasi dari segi serangga yaitu diaplikasi pada fase terlemah.
Sehingga residu bahan aktif dapat mematikan serangga uji dalam waktu tidak terlalu lama.
Penelitian yang dilakukan oleh Scott et al. 2004 menunjukkan penguraian piperamid pada cahaya matahari terik berlangsung selama 6 jam.
Penguraian di bawah lampu ultra violet UV berlangsung dalam waktu 39 menit. Penguraian yang terjadi disebabkan oleh sinar mataharifotolisis bukan efek dari
fotosensitif. Penggunaan piperamid disarankan pada produk di penyimpanan atau tanaman di kebun dan bukan di lapangan terbuka.
6.3.3 Fitotoksik Formulasi terhadap Daun Brokoli
Hasil pengujian fitotoksisitas formulasi pada daun brokoli menunjukkan hasil bahwa formulasi EC dan WP ekstrak campuran T. vogelii : P. aduncum 1:5
tidak menimbulkan gejala fitotoksik Gambar 6.2. Pada Bab 2, juga telah diuji campuran T. vogelii : P. aduncum 1:5 tidak fitotoksik terhadap daun brokoli
sehingga aman digunakan sebagai alternatif pengendalian hama C. pavonana di lapangan.
6.3.4 Efikasi Formulasi di Lapangan
Pengamatan populasi larva C. pavonana pada berbagai perlakuan dapat dilihat pada Gambar 6.3. Secara umum populasi hama pada kontrol lebih tinggi
dibandingkan jumlah larva pada perlakuan. Jumlah larva mulai meningkat pada minggu kedua setelah tanam MST yaitu saat telur yang diletakkan pada minggu
pertama telah menetas. Populasi hama mencapai puncaknya pada minggu keempat setelah tanam kemudian menurun pada minggu kelima dan keenam. Pada minggu
ketujuh dan kedelapan populasi kembali meningkat dan menurun pada minggu kesembilan. Pada populasi tertinggi, jumlah populasi larva C. pavonana tanaman
mencapai 8.5 ekortanaman pada kontrol. Gambar 6.2 Aplikasi A Formulasi EC, B Formulasi WP terhadap daun brokoli
tidak menunjukkan gejala fitotoksisitas
B A
100
Hari setelah tanam HST Peningkatan populasi hama C. pavonana pada 28 HST Gambar 6.3
disebabkan karena hujan dengan curah rendah diselingi panas sering terjadi pada 7 HST hingga 21 HST. Pada minggu keempat terjadi hujan deras selama dua hari
yang menyebabkan populasi hama menurun pada 35 HST dan 42 HST. Pada 49 HST dan 56 HST populasi larva meningkat dan mulai menurun pada saat
memasuki masa panen 63 HST.
Pada formulasi EC dan WP, secara umum populasi larva C. pavonana berada dibawah kontrol, bahkan pada perlakuan formulasi WP mampu menekan
populasi sebaik insektisida BT. Formulasi EC memiliki aktivitas lebih rendah dibandingkan formulasi WP dan BT tetapi lebih baik dibandingkan aktivitas
insektisida kimia deltametrin Gambar 6.3.
Analisis statistika menunjukkan bahwa pada 28 HST dan 56 HST perlakuan formulasi EC, formulasi WP, Bactospein, dan deltametrin berbeda
nyata jika dibandingkan dengan kontrol meskipun tidak ada perbedaan nyata antar perlakuan Tabel 6.2. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat populasi hama
tinggi, formulasi EC dan WP T. vogelii : P. aduncum 1:5 memiliki aktivitas yang setara dengan insektisida komersial BT dan deltametrin. Pada 28 HST,
formulasi EC dan WP mampu menekan populasi larva C. pavonana dengan nilai keefektifan formulasi berturut-turut 80.16 dan 96.73 Tabel 6.3. Hasil ini
jauh lebih baik dibandingkan insektisida sintetik deltametrin yang menekan populasi larva sebesar 70.25 jika dibandingkan dengan kontrol. Pada 56 HST
perlakuan formulasi EC dan WP menekan populasi larva C. pavonana dengan nilai keefektifan formulasi berturut-turut 88.56 dan 81.01, lebih baik
dibandingkan BT dan deltametrin yang menekan populasi larva sebesar 70.35 dan 35.24 jika dibandingkan dengan kontrol Tabel 6.3. Aktivitas deltametrin
P opulasi l
arva ekorta
n aman
Gambar 6.3 Populasi larva C. pavonana pada tanaman brokoli yang diberi perlakuan insektisida