Brucea javanica [L.] Mer Simaroubaceae

18 P. aduncum tumbuh subur di Indonesia dan mudah dikembang biakkan melalui stek. Februlita 2013 dalam penelitiannya menunjukkan bahwa daun dan buah P.aduncum dari 10 lokasi berbeda di Provinsi Riau, memiliki aktivitas insektisida dan efek antifeedant terhadap hama C. pavonana.

2.3.3 Tephrosia vogelii J. D. Hooker Leguminosae

T. vogelii atau lebih dikenal dengan kacang babi merupakan tumbuhan asli Afrika. Tanaman ini tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 2-3 m, dan daunnya berwarna hijau bermanfaat untuk pupuk hijau. Bunganya berwarna ungu, merah, dan putih. Perbanyakan tanaman kacang babi dapat dilakukan dengan biji. Daun kacang babi telah dimanfaatkan sebagai racun ikan, insektisida, dan naungan persemaian tanaman kopi. Tanaman ini juga diketahui mampu meningkatkan mikrofauna tanah Gaskins et al. 1972; Heyne 1987; Sileshi et al.2008. T, vogelii memiliki komponen utama rotenon yang termasuk kelompok senyawa isoflavonoid atau disebut juga flavonoid yang abnormal. Di alam flavonoid dapat ditemukan pada semua bagian tumbuhan tingkat tinggi seperti akar, daun, ranting, bunga, buah, biji, kulit kayu, dan kayu sebagai zat warna alam. Flavonoid adalah senyawa dengan 15 atom C yang terdiri dari dua cincin benzen dan rantai propana sehingga membentuk suatu susunan C6-C3-C6. Susunan ini dapat menghasilkan tiga jenis struktur yaitu 1,3-diarilpropana atau flavonoid; 1,2-diarilpropana atau isoflavonoid; dan 1,1-diarilpropana atau neoflavonoid. Selain pada T. vogelii, isoflavonoid dapat ditemukan pada famili angiospermae seperti Leguminosae, Compositae, Iridaceae, Myristicaceae, dan Rosaceae, juga ditemukan pada dua gymnospermae Juniperus dan Podocarpus. Isoflavonoid kemungkinan juga ada pada tanaman lain tetapi belum terdeteksi hingga saat ini Harborne et al. 1999. T. vogelii telah banyak diteliti sifat insektisidanya terhadap berbagai jenis hama. Serbuk daun T. vogelii pada biji kacang tanah dengan perbandingan 1:40 ww dapat menyebabkan kematian kumbang Caryedon serratus Coleoptera: Bruchidae sebesar 98.8. Perlakuan serbuk dapat menyebabkan imago betina gagal menghasilkan telur Delobel dan Malonga 1987. Boeke et al. 2004 melaporkan bahwa ekstrak T. vogelii dapat digunakan sebagai repelen terhadap kumbang Callosobruchus maculatus Coleoptera: Chrysomelidae dan serbuk daunnya menyebabkan imago mati sebelum meletakkan telur dan telur yang sudah diletakkan tidak berkembang menjadi imago. Gambar 2.2 Struktur kimia rotenon 19 T. vogelii diketahui bersifat racun terhadap berbagai jenis serangga pemakan daun Prakash dan Rao 1997. Ekstrak kloroform T. vogelii dinyatakan aktif terhadap larva P. xylostella dengan LD 50 11.0 mgg Morallo-Rejesus 1986. Wulan 2008 melaporkan pengujian dengan metode residu pada daun, fraksi yang aktif terhadap larva Crocidolomia pavonana adalah fraksi n-heksana, fraksi etil asetat, dan ekstrak metanol dengan LC 50 berturut-turut 0.14, 0.45, dan 0.30, sedangkan dengan metode kontak fraksi yang aktif hanya fraksi n-heksana dengan LC 50 sebesar 1,1. Abizar dan Prijono 2010 mencatat bahwa ekstrak etil asetat daun T. vogelii berbunga ungu memiliki aktivitas insektisida yang kuat terhadap larva instar II C. pavonana LC 50 dan LC 95 pada 72 JSP masing-masing 0.091 dan 0.273. Selain mengakibatkan kematian, fraksi atau ekstrak yang aktif juga berpengaruh terhadap perkembangan larva dan fraksi n-heksana juga memiliki efek antifeedant. Bahan aktif yang terkandung dalam T. vogelii adalah rotenon Gambar 2.2 dan senyawa rotenoid lain yang bersifat insektisida, seperti deguelin dan tefrosin Delfel et al. 1970; Gaskins et al. 1972; Lambert et al. 1993. Rotenoid terdapat pada seluruh bagian tanaman T. vogelii, namun kandungan tertinggi terdapat pada bagian daun dan yang terendah pada bagian akar Delfel et al. 1970. Kandungan rotenoid semakin meningkat seiring dengan perkembangan tanaman Hagemann et al. 1972. Hal ini sangat menguntungkan untuk budidaya tanaman sebagai sumber ekstrak. Pemanfaatan daun tidak mematikan tanaman bahkan proses panen dapat merangsang tumbuh tunas muda berikutnya. Rotenon merupakan salah satu senyawa insektisida nabati penting dan sering digunakan untuk mengendalikan hama sejak tahun 1848. Sumber rotenon yang banyak digunakan pada masa itu berasal dari akar tuba Derris elliptica sebelum akhirnya tergeser oleh insektisida sintetik Matsumura 1985. Pemanfaatan daun T. vogelii sebagai sumber rotenon lebih menguntungkan dibandingkan dengan akar tuba, karena pemanenan dan penanganan bagian daun lebih mudah daripada membongkar akar. Selain itu penggunaan T. vogelii lebih ramah lingkungan karena pemanfaatannya tidak mematikan sumber ekstrak. Rotenon memiliki aktivitas insektisida yang kuat terhadap berbagai jenis serangga sebagai racun perut dan racun kontak Perry et al, 1998; Djojosumarto 2008. Rotenon bersifat racun respirasi sel yang menghambat transfer elektron antara NADH dehidrogenase dan koenzim Q pada kompleks I dari rantai transpor elektron di dalam mitokondria. Rotenon menyekat pemindahan elektron dari Fe-S ke koenzim ubiquinon sehingga menghambat proses respirasi sel dan menurunkan produksi ATP, akibatnya aktivitas sel terhambat dan serangga menjadi lumpuh dan mati Hollingworth 2001. Hambatan terhadap proses respirasi sel tersebut menyebabkan produksi ATP menurun sehingga sel kekurangan energi yang selanjutnya dapat menyebabkan kelumpuhan berbagai sistem otot dan jaringan lainnya. Secara keseluruhan potensi tanaman B. javanica, P. aduncum, dan T. vogelii terangkum dalam tabel 2.1. Pengembangan tiga jenis tanaman ini sebagai insektisida nabati dalam bentuk campuran sangat menjanjikan. 20 Tabel 2.1 Potensi tumbuhan Brucea javanica, Piper aduncum, dan Tephrosia vogelii Aspek yang diamati Brucea javanica Piper aduncum Tephrosia vogelii Golongan metabolit sekunder Kuasinoid, turunan triterpenoid Guo et al. 2005 Fenil propanoid Harborne et al 1999 Isoflavonoid Harborne et al 1999 Senyawa aktif utama Bruseosida Guo et al. 2005 Piperamida Miyakado et al. 1989 Dilapiol Jantan et al. 1994; Bernard et al. 1995; Almeida et al. 2009 Rotenon, deguelin dan tefrosin Delfel et al. 1970; Gaskins et al. 1972; Lambert et al. 1993 Target sasaran Menghambat aktivitas NADH oksidase pada membran plasma Morre et al.1998 Racun syaraf yang mengganggu menutupnya membran akson Miyakado et al. 1998 Menghambat aktivitas enzim sitokrom P450 Bernard et al. 1990 Menghambat transfer elektron antara NADH dehidrogenase dan koenzim Q pada kompleks I dari rantai transpor elektron di dalam mitokondria Hollingworth 2001 Aktivitas insektisida menyebabkan kematian pada Crocidolomia pavonana dan Plutella. xylostella Lina et al. 2008 Larva nyamuk Aedes antropalpus Bernard et al. 1995 Larva C. pavonana Hasyim 2011; Nailufar 2011; Februlita 2013 Kumbang Caryedon serratus Delobel dan Malonga 1987 Berbagai serangga pemakan daun Praksh dan Rao 1997 Mematikan P. xylostella Morallo- Rejesus 1986 C. pavonana Wulan 2008; Abizar dan Prijono 2010 Aktivitas antifeedant Larva C. pavonana dan P. xylostella Lina et al. 2008 Larva C. pavonana Februlita 2013 Larva C. pavonana Abizar dan Prijono 2010 Aktivitas lain Antitumor, antimalaria, antivirus, herbisida Guo et al. 2005 Menghambat asimilasi makan Ostrinia nubilalis Bernard et al. 1995 Menghambat reproduksi Rhipicephalus microplus Silva et al. 2009 Antifungi Almeida et al. 2009 Repelen terhadap kumbang Callosobruchus maculates Boeke et al. 2004

Dokumen yang terkait

Formulasi Ekstrak Tanaman Aglaia Odorata Dan Piper Aduncum Untuk Pengendalian Ulat Krop Kubis Crocidolomia Pavonana (F) (Lepidoptera Crambidae)

0 2 46

Aktivitas Insektisida Ekstrak Daun Tephrosia vogelii (Leguminosae) dan Buah Piper aduncum (Piperaceae) terhadap Larva Crocidolomia pavonana

0 4 87

Perbandingan kandungan senyawa rotenoid dan aktivitas insektisida ekstrak Tephrosia vogelii terhadap hama kubis Crocidolomia pavonana

0 5 50

Keefektifan ekstrak lima spesies piper (PIPERACEAE) untuk meningkatkan toksisitas ekstrak tephrosia vogelii terhadap hama kubis crocidolomia pavonana

0 3 11

Keefektifan ekstrak tephrosia vogelii, piper aduncum, dan campurannya untuk mengatasi hama plutella xylostella yang resisten terhadap insektisida komersial

0 3 18

Kesesuaian Ekstrak Piper spp. (Piperaceae) untuk Meningkatkan Toksisitas Ekstrak Tephrosia vogelii terhadap Ulat Krop Kubis, Crocidolomia pavonana

1 11 52

Sifat Aktivitas Campuran Ekstrak Buah Piper Aduncum (Piperaceae) Dan Daun Tephrosia Vogelii (Leguminosae) Terhadap Larva Crocidolomia Pavonana

1 8 41

Pengembangan Potensi Insektisida Melur (Brucea javanica) untuk Mengendalikan Hama Kubis Crocidolomia pavonana (F.) (Lepidoptera: Crambidae ) dan Plutella xylostella (L.) (Lepidoptera: Yponomeutidae).

0 3 18

Synergistic action of mixed extracts of Brucea javanica (Simaroubaceae), Piper aduncum (Piperaceae), and Tephrosia vogelii (Leguminosae) against cabbage head caterpillar, Crocidolomia pavonana - Repositori Universitas Andalas

1 1 7

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN FORMULASI EC CAMPURAN Piper aduncum dan Tephrosia vogelii TERHADAP LARVA Crocidolomia pavonana Fabricius (LEPIDOPTERA : CRAMBIDAE) SKRIPSI

0 0 44