Uji Kestabilan Formulasi Bahan dan Metode .1 Tempat dan Waktu Penelitian

83 Pada formulasi EC dan WP komposisi bahan aktif sebesar 20 adalah jumlah yang paling ideal dengan bahan surfaktan 10 dan pelarutpembawa 70. Peningkatan jumlah bahan aktif menjadi 30 dan 40 menyebabkan pencampuran bahan aktif dengan surfaktan dan pelarut tidak homogen pada formulasi EC. Pada formulasi WP peningkatan bahan aktif akan mengurangi komposisi bahan pembawa kaolin sehingga formulasi menjadi basah dan lengket dan tidak memenuhi standar karena ukuran partikel 5µm Rossalia 2003. Hassall 1990 menyebutkan bahwa partikel insektisida tepung tidak boleh lebih dari 50 µm. Tabel 5.2 Uji kestabilan formulasi emulsifiable concentrate EC pada air suling dan air sadah Sifat Akuades menit Air sadah menit 30 60 30 60 Warna Kuning keruh Kuning keruh Kuning keruh Kuning keruh Busa Di bagian atas gelas ukur 0.7 mL Tidak ada Di bagian atas gelas ukur 0.5 mL Tidak ada Endapan Tidak ada Tidak ada Ada endapan 0.3 mL Endapan 0.5 mL Lain lain Butiran minyak berwarna coklat 0.1 mL Butiran minyak berwarna coklat 0.1 mL Butiran minyak berwarna coklat 0.1 mL Butiran minyak berwarna coklat 0.1 mL Uji kestabilan formulasi pada air suling dan air sadah menunjukkan hasil seperti pada Tabel 5.2. Formulasi EC memiliki warna kuning keruh baik pada air suling dan air sadah. Pada pengamatan 30 menit pertama muncul busa pada pada bagian atas gelas ukur sebanyak 0.7 mL sedangkan pada air sadah 0.5 mL. Busa kemudian menghilang pada 30 menit berikutnya. Selain busa juga ditemukan endapan pada air sadah sebanyak 0.3 mL dan bertambah menjadi 0.5 mL pada pengamatan menit ke-60. Munculnya endapan pada air sadah ini masih sangat normal jika dibandingkan penelitian yang dilakukan Syahputra 2005 yaitu formulasi 66 EC ekstrak C. soulattri dan fraksi diklorometana 21 EC membentuk endapan berbentuk padatan yang lengket sehingga perlu dilakukan penyaringan saat aplikasi di lapangan agar tidak menyumbat nozel alat semprot. Butiran minyak berwarna coklat Gambar 5.2 Uji kestabilan formulasi EC pada satu jam 84 Hal lain yang teramati adalah butiran minyak berwarna coklat yang jumlahnya kurang lebih 0.1 mL menempel di bagian atas gelas ukur Gambar 5.2. Butiran minyak ini di duga berasal dari senyawa non polar dari ekstrak P. aduncum dan T. vogelii . Secara keseluruhan, formulasi EC ini masih memenuhi standar CIPAC seperti yang ditulis Satiti 1988 batasan normal untuk kestabilan emulsi, pada pengemulsian awal sempurna, 30 menit kemudian krim maksimum 4 mL, 190 menit berikutnya krim maksimum 8 mL dan minyak bebas maksimum 1 mL. Tabel 5.3 Uji kestabilan formulasi WP T. vogelii : P. aduncum 1:5 pada air suling dan air sadah Sifat Akuades menit Air sadah menit 30 60 30 60 Warna Kuning keruh Kuning jernih Kuning keruh Kuning jernih Busa Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Endapan Di bagian bawah 1.5 mL Di bagian bawah 2 mL Di bagian bawah 2 mL Di bagian bawah 2.6 mL Lain-lain Lapisan minyak di bagian atas 1 mL Lapisan minyak di bagian atas 1 mL Lapisan minyak di bagian atas 1 mL Lapisan minyak di bagian atas 1 mL Pada formulasi WP warna formulasi kuning keruh dan berubah menjadi kuning jernih setelah 1 jam pengamatan, baik pada air suling maupun pada air sadah. Pada formulasi WP ditemukan endapan pada bagian bawah gelas ukur sebanyak 1.5 mL untuk air suling dan meningkat menjadi 2 mL pada 1 jam pengamatan. Pada air sadah endapan timbul sebanyak 2 mL dan meningkat menjadi 2.6 mL pada satu jam pengamatan Tabel 5.3. Endapan yang muncul akan kembali homogen bila dilakukan proses pengadukan. Salah satu kekurangan formulasi WP adalah munculnya endapan sehingga membutuhkan pengadukan Lapisan minyak Endapan Gambar 5.3 Uji kestabilan formulasi WP pada air dan air sadah A 30 menit pengamatan B satu jam pengamatan

Dokumen yang terkait

Formulasi Ekstrak Tanaman Aglaia Odorata Dan Piper Aduncum Untuk Pengendalian Ulat Krop Kubis Crocidolomia Pavonana (F) (Lepidoptera Crambidae)

0 2 46

Aktivitas Insektisida Ekstrak Daun Tephrosia vogelii (Leguminosae) dan Buah Piper aduncum (Piperaceae) terhadap Larva Crocidolomia pavonana

0 4 87

Perbandingan kandungan senyawa rotenoid dan aktivitas insektisida ekstrak Tephrosia vogelii terhadap hama kubis Crocidolomia pavonana

0 5 50

Keefektifan ekstrak lima spesies piper (PIPERACEAE) untuk meningkatkan toksisitas ekstrak tephrosia vogelii terhadap hama kubis crocidolomia pavonana

0 3 11

Keefektifan ekstrak tephrosia vogelii, piper aduncum, dan campurannya untuk mengatasi hama plutella xylostella yang resisten terhadap insektisida komersial

0 3 18

Kesesuaian Ekstrak Piper spp. (Piperaceae) untuk Meningkatkan Toksisitas Ekstrak Tephrosia vogelii terhadap Ulat Krop Kubis, Crocidolomia pavonana

1 11 52

Sifat Aktivitas Campuran Ekstrak Buah Piper Aduncum (Piperaceae) Dan Daun Tephrosia Vogelii (Leguminosae) Terhadap Larva Crocidolomia Pavonana

1 8 41

Pengembangan Potensi Insektisida Melur (Brucea javanica) untuk Mengendalikan Hama Kubis Crocidolomia pavonana (F.) (Lepidoptera: Crambidae ) dan Plutella xylostella (L.) (Lepidoptera: Yponomeutidae).

0 3 18

Synergistic action of mixed extracts of Brucea javanica (Simaroubaceae), Piper aduncum (Piperaceae), and Tephrosia vogelii (Leguminosae) against cabbage head caterpillar, Crocidolomia pavonana - Repositori Universitas Andalas

1 1 7

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN FORMULASI EC CAMPURAN Piper aduncum dan Tephrosia vogelii TERHADAP LARVA Crocidolomia pavonana Fabricius (LEPIDOPTERA : CRAMBIDAE) SKRIPSI

0 0 44