BAB VIII HUBUNGAN KAPITAL SOSIAL DENGAN TINGKAT PARTSIPASI
SANTRI DALAM PERTANIAN PESANTREN
8.1 Tingkat Partisipasi Responden dalam Program Pertanian PPANI
Konsep partisipasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep partisipasi Sherry Arnstein 1969 yang lebih dikenal dengan istilah ”Delapan
Tangga Partisipasi Arnstein”. Konsep ini membagi derajat partisipasi ke dalam tiga golongan besar. Pertama adalah derajat terbawah, yaitu derajat
nonparticipation manipulation dan therapy , derajat menengah atau derajat semu
yaitu derajat degrees of tokenism information, consultation, dan placation, dan yang terakhir adalah derajat tertinggi yaitu degrees of citizen power partnership,
delegated power, dan citizen control .
Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Bab V pada Tabel 5.6.1, seluruh responden dengan status keanggotaan sebagai bagian inti pertanian
memiliki tingkat partisipasi yang tinggi dalam program. Sedangkan responden dari bagian non inti terdapat 6.25 persen yang memiliki tingkat partisipasi sedang
dalam program. Berikut akan disajikan tabel distribusi tingkat partisipasi santri dalam program pertanian pesantren sesuai dengan delapan tangga partisipasi
Arnstein
11
.
11
Tabel yang disajikan adalah tabel distribusi tingkat partisipasi anggota pertanian secara keseluruhan karena tingkat partisipasi berdasarkan status keanggotaan dalam program telah
terdapata pada bab sebelumnya bab v.
Tabel 8.1 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat partisipasi dalam Program Pertanian
Tingkat Partisipasi Jumlah
Persentase Rendah
nonparticipation Sedang
degrees of tokenism Tinggi
degrees of citizen control
3
58 4.9
95.1 Total
61 100 Tabel 8.1 menunjukkan bahwa mayoritas responden 95.1 telah berada
pada derajat partisipasi tertinggi yaitu derajat degrees of citizen control. Hal ini berarti masyarakat sudah memiliki kekuasaan yang tinggi dalam hal menentukan
keputusan dalam program. Namun, karena setiap derajat tersebut masih dibagi lagi dengan beberapa kategori partisipasi maka di bawah ini akan ditunjukkan
diagram batang persentase tingkat partisipasi santri dalam program.
2.08 2.08
2.08 100
93.76
20 40
60 80
100
Pe rs
e n
ta s
e
A n
ggo ta
Ma ni
pu la
tion T
he rap
y In
fo rma
tion C
ons ul
ta tion
P la
cat ion
P ar
tn er
sh ip
De le
gat ed
p ow
er C
iti zen
co nt
ro l
T ing katan T ang g a P artis ipas i Arns tein
Inti Non
inti
Gambar 8.1 Persentase Tingkat Partisipasi Responden dalam Pertanian PPANI,
Parung, Bogor, Jawa Barat 2010
Gambar 8.1 menunjukkan kecenderungan tingkat partisipasi yang tinggi, baik anggota inti maupun non inti, dalam program pertanian pesantren. Para santri
merasa telah berpartisipasi semaksimal mungkin dengan alasan mereka membutuhkan keberadaan program pertanian di pesantren sebagai media
pembelajaran dan media untuk mengasah keterampilan hidup serta untuk memenuhi kebutuhan makan dan pengobatan mereka sebagai santri Nurul Iman.
Akan tetapi, derajat partisipasi yang tinggi tersebut masih berada pada tahap tangga partnershipkemitraan.
Tingkat partisipasi yang tinggi diharapkan mampu menunjang keberhasilan program pertanian dengan asumsi hasil panen mereka memadai
untuk mencukupi kebutuhan pesantren. Para santri aktif memberikan saran dan masukan untuk kemajuan pertanian pesantren. Begitu pula mereka tidak sungkan
untuk berkonsultasi langsung kepada pimpinan program ataupun pembina program jika menemukan kendala-kendala dalam bertani. Setiap peserta merasa
tidak dibatasi dalam menyampaikan pendapat mereka kepada pimpinan dan pembina program. Oleh karena itu, setiap peserta merasa bertanggung jawab atas
kepercayaan yang diberikan pimpinan dalam mengaturmengurus keperluan- keperluan selama bertani. Akan tetapi, untuk keputusan yang menyangkut
kepentingan yang lebih besar seperti pemanfaatan hasil tetap dipegang oleh yayasan pesantren sebagaimana yang dituturkan oleh ES peserta program
pertanian berikut:
”Kita diberi kelonggaran banyak mbak sama pesantren dalam pertanian ini, dari ide, waktu, dan cara pengolahan lahan. Tapi kalau urusan memanfaatkan
hasil kita nggak berani ambil tindakan sendiri. Harus sesuai dengan instruksi dari yayasan. Ya, itu semua tetap untuk kesejahteraan pesantren, seperti untuk
makan para santri, untuk keperluan bumbu dapur, dan bahkan untuk pengobatan para santri.”
8.2 Hubungan Antara Tingkat Kepercayaan dengan Tingkat Partisipasi dalam Program