keanggotaan pertanian pesantren. Sedangkan responden dengan asal daerah perdesaan perlu didorong untuk lebih bisa memiliki tingkat kepercayaan yang
tinggi dalam program. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan membentuk kelompok kecil pertanian yang anggotanya merupakan campuran dari
santri dengan asal daerah perdesaan dan perkotaan sehingga satu sama lain bisa saling memotivasi untuk kemajuan pertanian pesantren. Adapun hipotesis nihil
dan hipotesis alternatifnya adalah sebagai berikut:
H : Tidak terdapat perbedaan tingkat kepercayaan yang terbangun dalam
program berdasarkan asal daerah responden H
1
: Terdapat perbedaan tingkat kepercayaan yang terbangun dalam program berdasarkan asal daerah responden
Uji independensi Chi-Square yang dilakukan menyatakan bahwa antara asal daerah responden dengan tingkat kepercayaan yang terbangun dalam program
memiliki hubungan yang tidak signifikan. Analisis tersebut didasarkan pada nilai signifikansi berada di atas 0.05 0.548. Adapun besar koefisien kontingensi
antara kedua variabel tersebut adalah 0.077.
7.5.2 Hubungan Asal Daerah dengan Tingkat Kekuatan Jejaring
Berikut disajikan hasil tabulasi silang antara tingkat kekuatan jejaring dengan asal daerah responden dalam program pertanian pesantren Al-Ashriyyah
Nurul Iman.
Tabel 7.5.2 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Kekuatan
Jejaring dan Asal Daerah dalam Program
Tingkat Kekuatan
Jejaring
Asal daerah Total
Perkotaan Perdesaan Sedang
0 0 24.44
2 3.28 Kuat
16 100 43 95.56
59 96.72 Total
16 100 45 100
61 100 Tabel 7.5.2 menunjukkan bahwa seluruh peserta yang berasal dari
perkotaan memiliki tingkat kekuatan jejaring yang kuat dan terdapat 4.44
responden yang berasal dari perdesaan yang memiliki tingkat kekuatan jejaring yang tinggikuat. Persentase yang tidak berbeda jauh menujukkan kecenderungan
yang sama tinggi dalam hal tingkat kekuatan jejaring yang terbangun dalam program pertanian. Hal ini dimungkinkan adanya sinergitas yang baik antara
anggota pertanian yang berasal dari perkotaan dan perdesaan. Adapun hipotesis nihil dan hipotesis alternatifnya adalah sebagai berikut:
H : Tidak terdapat perbedaan tingkat kekuatan jejaring yang terbangun
dalam program berdasarkan asal daerah responden H
1
: Terdapat perbedaan tingkat kekuatan jejaring yang terbangun dalam program berdasarkan asal daerah responden
Berdasarkan analisis chi-square yang menghasilkan koefisien kontingensi dan nilai signifikansi berturut-turut sebesar 0.109 dan 0.391 maka dapat diambil
kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asal daerah responden dengan tingkat kekuatan jejaring yang terbangun dalam program
pertanian pesantren.
7.5.3 Hubungan Asal Daerah dengan Tingkat Kepatuhan Norma
Tabulasi silang antara asal daerah dengan tingkat kepatuhan norma dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7.5.3 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Kepatuhan Terhadap Norma dan Asal Daerah dalam Program
Tingkat Kepatuhan
Norma Asal daerah
Total
Perkotaan Perdesaan Sedang
0 0 24.44
2 3.28 Tinggi
16 100 43 95.56
59 96.72 Total
16 100 45 100
61 100 Sebagaimana halnya dengan data yang terdapat pada tabel sebelumnya
tingkat kekuatan jejaring berdasarkan asal daerah, kecenderungan yang lebih besar untuk tingkat kepatuhan yang tinggi terhadap norma terdapat pada resonden
dengan asal daerah perkotaan. Namun, persentase yang tidak jauh berbeda dengan responden yang berasal dari perdesaan menunjukkan kecenderungan yang sama,
yaitu memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi terhadap norma baik responden dari perkotaan maupun perdesaan. Untuk ke depannya, responden dari perdesaan
hendaknya lebih dimotivasi untuk memiliki kepedulian yang tinggi pada pertanian pesantren dengan cara mematuhi norma yang telah disepakati bersama. Adapun
hipotesis nihil dan hipotesis alternatifnya adalah sebagai berikut:
H : Tidak terdapat perbedaan tingkat kepatuhan terhadap norma
berdasarkan asal daerah responden H
1
: Terdapat perbedaan tingkat kepatuhan terhadap norma berdasarkan asal daerah responden
Uji chi-square menunjukkan tidak adanya perbedaan tingkat kepatuhan responden terhadap norma berdasarkan asal daerah. Baik responden dengan asal
daerah perkotaan maupun perdesaan memiliki kecenderungan yang tinggi untuk mematuhi norma yang telah disepakati bersama dalam program pertanian
pesantren. Hal ini didasarkan pada nilai signifikansi dan koefisien kontingensi sebesar 0.391 dan 0.109.
7.6 Ikhtisar