Berdasarkan analisis chi-square, diperoleh koefisien kontingensi dan nilai signifikansi sebesar 0.139 dan 0.274. Data tersebut menunjukkan bahwa antara
jenis pekerjaan orang tua tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat kepercayaan responden pada pihak pesantren. Baik petani maupun bukan petani
sebagai background keluarganya, para santri anggota pertanian memiliki kecenderungan yang tinggi dalam hal tingkat kepercayaan terhadap pesantren.
Oleh karena itu, latar belakang keluarga santri yang heterogen tetap berpeluang untuk memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi pada pihak pesantren.
7.4.2 Hubungan Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Tingkat Kekuatan Jejaring
Berikut disajikan tabulasi silang antara jenis pekerjaan orang tua responden dengan tingkat kekuatan jejaring yang terbangun dalam program.
Tabel 7.4.2
Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Kekuatan Jejaring dan Jenis Pekerjaan Orang Tua
Tingkat Kekuatan
Jejaring
Jenis Pekerjaan Orang Tua Total
Petani Bukan Petani
Sedang 2 6.06
0 0 2 3.28
Tinggi 31 93.94
28 100 59 96.72
Total 33 100
28 100 61 100
Tabel 7.4.2 di atas menunjukkan kecenderungan tingkat kekuatan jejaring yang kuat dimiliki oleh responden dengan latar belakang keluarga bukan dari
petani. Hal ini bisa disebabkan oleh intensitas mereka yang tinggi dalam berkonsultasi dan tukar pikiran pada anggota pertanian yang lain maupun pada
pihak pesantren mengenai pertanian. Kondisi demikian terkait dengan dorongan rasa keingintahuan yang besar tentang pertanian sebagai hal baru bagi mereka.
Adapun hipotesis nihil dan hipotesis alternatifnya adalah sebagai berikut:
H : Tidak terdapat perbedaan tingkat kekuatan jejaring yang terbangun
dalam program berdasarkan jenis pekerjaan orang tua responden H
1
: Terdapat perbedaan tingkat kekuatan jejaring yang terbangun dalam program berdasarkan jenis pekerjaan orang tua responden
Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa antara motivasi masuk pesantren dengan tingkat kekuatan jejaring yang terbangun dalam program tidak terdapat
hubungan yang signifikan. Hal ini bisa dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0.185 lebih besar dari 0.05 dan koefisien kontingensi sebesar 0.167. dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa baik petani maupun bukan petani sebagai latar belakang keluarganya, seluruh anggota pertanian cenderung memiliki tingkat
kekuatan jejaring yang kuat tinggi dalam program pertanian PPANI.
7.4.3 Hubungan Jenis Pekerjaan Orang Tua Responden dengan Tingkat
Kepatuhan Terhadap Norma dalam Program
Distribusi tingkat kepatuhan responden terhadap norma berdasarkan jenis pekerjaan orang tua ditampilkan pada Tabel 7.4.3 berikut.
Tabel 7.4.3 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Kepatuhan Terhadap Norma dan Jenis Pekerjaan Orang Tua
Tingkat Kepatuhan
Norma
Jenis Pekerjaan Orang Tua Total
Petani Bukan Petani
Sedang 2 6.06
0 0 2 3.28
Tinggi 31 93.94
28 100 59 96.72
Total 33 100
28 100 61 100
Tabel di atas memperlihatkan kecenderungan tingkat kepatuhan yang tinggi terhadap norma pada responden yang berasal dari keluarga bukan petani.
Akan tetapi, persentase tingkat kepatuhan yang tinggi tersebut tidak berbeda jauh dengan yang terdapat pada responden yang berasal dari keluarga petani 93.94.
Persentase tersebut mengindikasikan kecenderungan tingkat kepatuhan yang tinggi terhadap norma pada kedua golongan responden dengan latar belakang
keluarga yang berbeda. Adapun hipotesis nihil dan hipotesis alternatifnya adalah sebagai berikut:
H : Tidak terdapat perbedaan tingkat kepatuhan terhadap norma
berdasarkan jenis pekerjaan orang tua responden
H
1
: Terdapat perbedaan tingkat kepatuhan terhadap norma berdasarkan jenis pekerjaan orang tua responden
Hasil uji chi-square menunjukkan koefisien kontingensi antara kedua variabel sebesar 0.167, artinya hubungan tersebut sangat lemah. Namun apabila
dilihat dari nilai signifikansi yang lebih besar dari 0.05 0.185 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan
orang tua dengan tingkat kepatuhan responden terhadap norma yang berlaku. Dengan demikian, anggota pertanian secara keseluruhan pada umumnya memiliki
kecenderungan yang tinggi untuk mematuhi norma pesantren baik dari keluarga petani maupun selain petani. Oleh karena itu dalam pertanian pesantren tidak ada
persyaratan anggota harus berasal dari keluarga petani melainkan terbuka untuk semua santri dari latar belakang keluarga apa pun.
7.5 Hubungan Antara Asal Daerah dengan Kapital Sosial yang Terbangun 7.5.1 Hubungan Asal Daerah Responden dengan Tingkat Kepercayaan yang
Terbangun dalam Program
Asal daerah dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi daerah perkotaan dan perdesaan. Tabel 7.5.1 menyatakan hubungan antara asal daerah responden
dengan tingkat kepercayaan yang terbangun dalam program pertanian pesantren.
Tabel 7.5.1 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Kepercayaan dan Asal Daerah dalam Program
Tingkat Kepercayaan
Asal daerah Total
Perkotaan Perdesaan Sedang
0 0 1 2.22
1 1.64 Tinggi
16 100 44 97.78
60 98.4 Total
16 100 45 100
61 100 Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa justru seluruh peserta yang
berasal dari daerah perkotaan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi pada pihak pesantren dalam program dan terdapat 2.22 peserta yang berasal dari
perdesaan memiliki tingkat kepercayaan yang sedang dalam program. Dengan demikian responden yang berasal dari perkotaan perlu diprioritaskan dalam
keanggotaan pertanian pesantren. Sedangkan responden dengan asal daerah perdesaan perlu didorong untuk lebih bisa memiliki tingkat kepercayaan yang
tinggi dalam program. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan membentuk kelompok kecil pertanian yang anggotanya merupakan campuran dari
santri dengan asal daerah perdesaan dan perkotaan sehingga satu sama lain bisa saling memotivasi untuk kemajuan pertanian pesantren. Adapun hipotesis nihil
dan hipotesis alternatifnya adalah sebagai berikut:
H : Tidak terdapat perbedaan tingkat kepercayaan yang terbangun dalam
program berdasarkan asal daerah responden H
1
: Terdapat perbedaan tingkat kepercayaan yang terbangun dalam program berdasarkan asal daerah responden
Uji independensi Chi-Square yang dilakukan menyatakan bahwa antara asal daerah responden dengan tingkat kepercayaan yang terbangun dalam program
memiliki hubungan yang tidak signifikan. Analisis tersebut didasarkan pada nilai signifikansi berada di atas 0.05 0.548. Adapun besar koefisien kontingensi
antara kedua variabel tersebut adalah 0.077.
7.5.2 Hubungan Asal Daerah dengan Tingkat Kekuatan Jejaring