Definisi Konseptual dan Operasional

6. Lama tinggal responden di pesantren berhubungan nyata dan positif dengan tingkat kepercayaan, kepatuhan terhadap norma, dan kekuatan jaringan yang terbentuk dalam program pertanian pesantren. 7. Motivasi responden menjadi santri berhubungan nyata dan positif dengan tingkat kepercayaan, kepatuhan terhadap norma, dan kekuatan jaringan yang terbentuk dalam program pertanian pesantren. 8. Asal daerah responden berhubungan nyata dan positif dengan tingkat kepercayaan, kepatuhan terhadap norma, dan kekuatan jaringan yang terbentuk dalam program pertanian pesantren. 9. Status keanggotaan responden berhubungan nyata dan positif dengan tingkat kepercayaan, kepatuhan terhadap norma, dan kekuatan jaringan yang terbentuk dalam program pertanian pesantren. 10. Jenis pekerjaan orang tua responden berhubungan nyata dan positif dengan tingkat kepercayaan, kepatuhan terhadap norma, dan kekuatan jaringan yang terbentuk dalam program pertanian pesantren. 11. Tingkat kepercayaan, kepatuhan terhadap norma, dan kekuatan jaringan yang terbentuk berhubungan nyata dan positif dengan tingkat partisipasi responden dalam program pertanian pesantren.

2.4 Definisi Konseptual dan Operasional

Dalam penelitian ini terdapat beberapa konsep dan variabel spesifik yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Konsep kapital sosial dalam penelitian ini adalah meliputi tingkat kepercayaan, kepatuhan terhadap norma dan jejaring sosial yang melekat dalam struktur masyarakat sehingga membuat komunitas pesantren dapat bekerja sama dalam bertindak untuk mencapai tujuan. 2. Konsep dimensi kapital sosial merupakan gambaran dari keterikatan internal yang mewarnai struktur kolektif dan memberikan kohesifitas dan keuntungan-keuntungan bersama dari proses dinamika sosial yang terjadi di dalam masyarakat. 3. Konsep komunitas dalam penelitian ini adalah sekelompok orang yang memiliki kepentingan yang sama santri karena tinggal di lokasi geografis yang sama, yakni di Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung Bogor. 4. Pesantren Al-Ashriyyah adalah lembaga pendidikan keagamaan modern dimana selain diajarkan pendidikan keagamaan juga diajarkan pendidikan umum seperti yang terdapat di pendidikan formal. Selain itu di pesantren ini juga terdapat beberapa kegiatan untuk mengembangkan keterampilan para santri. 5. Santri adalah orang yang belajar di pesantren dan menetaptinggal di dalamnya. 6. Lama tinggal yaitu lamanya responden tinggal di Pesantren Nurul Iman sampai dengan dilakukan penelitian ini. Diukur dalam satuan tahun. Dibedakan ke dalam tiga kategori; a 1-2 tahun, b 3-4 tahun, dan c 5-6 tahun. 7. Motivasi masuk pesantren adalah alasan yang mendorong responden untuk belajar di pesantren. Dibedakan atas: 1 Paksaan orang tua, 2 Informasipengaruh orang lain, dan 3 Kemauan sendiri. 8. Jenis pekerjaan orang tua responden adalah jenis mata pencaharian yang ditekuni oleh orang tua santri, dibedakan menjadi: 1 Petani, dan 2 Bukan Petani 9. Status keanggotaan adalah predikat atau kedudukan responden dalam pertanian pesantren. dikategorikan menjadi: 1 Non inti dan 2 Inti. 10. Asal daerah adalah daerah atau tempat tinggal dimana responden berasal. Dibedakan menjadi: 1 Perkotaan dan 2 Perdesaan. 11. Tingkat kepercayaan adalah seberapa besar kepercayaan yang terbangun antara responden dengan pesantren. Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala Likert, yaitu: 1= STS Sangat Tidak Setuju; 2= TS Tidak Setuju; 3= R Ragu-ragu; 4= S setuju; dan 5= SS Sangat Setuju. Hasil Pengukuran Dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu : Rendah : jika jumlah skor jawaban berada pada selang 10 ≤ x ≤ 23,3 Sedang : jika jumlah skor jawaban berada pada selang 23,4 ≤x≤ 36,7 Tinggi : jika jumlah skor jawaban berada pada selang 36,8 ≤ x ≤50 12. Tingkat Kekuatan jejaring adalah seberapa banyak simpul-simpul jaringan yang ada serta keterlibatan responden dalam simpul-simpul tersebut. Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala Likert, yaitu: 1= STS Sangat Tidak Setuju; 2= TS Tidak Setuju; 3= R Ragu-ragu; 4= S setuju; dan 5= SS Sangat Setuju. Hasil Pengukuran dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu : Rendah : jika jumlah skor jawaban berada pada selang 10 ≤ x ≤ 23,3 Sedang : jika jumlah skor jawaban berada pada selang 23,4 ≤x≤ 36,7 Tinggi : jika jumlah skor jawaban berada pada selang 36,8 ≤ x ≤50 13. Tingkat kepatuhan terhadap norma adalah ukuran seberapa besar norma tersebut dipatuhi dalam kehidupan responden di pesantren. Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala Likert, yaitu: 1= STS Sangat Tidak Setuju; 2= TS Tidak Setuju; 3= R Ragu-ragu; 4= S setuju; dan 5= SS Sangat Setuju. Hasil Pengukuran dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu : Rendah : jika jumlah skor jawaban berada pada selang 10 ≤ x ≤ 23,3 Sedang : jika jumlah skor jawaban berada pada selang 23,4 ≤x≤ 36,7 Tinggi : jika jumlah skor jawaban berada pada selang 36,8 ≤ x ≤50 14. Tingkat partisipasi adalah proses aktif dan inisiatif yang dilakukan responden dalam program pertanian yang diadakan pesantren. Skala pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala nominal, yaitu: 1= Tidak; 2= Ya. Hasil pengukuran dibedakan sebagai berikut: Rendah : jika jumlah skor jawaban berada pada selang 12 ≤ x 16 Sedang : jika jumlah skor jawaban berada pada selang 16 ≤ x 20 Tinggi : jika jumlah skor jawaban berada pada selang 20 ≤ x ≤ 24

BAB III PENDEKATAN LAPANG

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan didukung oleh data- data kualitatif. Pendekatan kuantitatif yang digunakan adalah penelitian survei, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian survei ini dimaksudkan untuk menjelaskan hubungan antara dua variabel dan pengujian hipotesis sehingga dikategorikan dalam penelitian penjelasan atau explanatory rsesearch Singarimbun, 1995. Hubungan yang dijelaskan dalam penelitian ini adalah hubungan kapital sosial trust, noma sosial, dan jejaring dengan tingkat partisipasi santri dalam pelaksanaan program pertanian pesantren. Pendekatan kualitatif berupa wawancara mendalam dengan menggunakan panduan pertanyaan dan observasi lapang. Wawancara dilakukan kepada para santri, baik anggota maupun pengurus dalam program pertanian maupun di luar pertanian yang digunakan untuk mendukung data-data kuantitatif yang diperoleh.

3.2 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman yang berlokasi di Desa Waru Jaya, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan cara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman merupakan pesantren yang mampu menyelenggarakan pendidikan gratis bagi para santrinya di samping pelatihan dan program-program pemberdayaan yang diberikan kepada para santri tersebut. Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih tiga bulan, yaitu pada bulan Oktober sampai Desember 2010.

3.3 Penentuan Responden dan Informan

Populasi sampling dari penelitian ini adalah seluruh santri Pesantren Al- Ashriyyah Nurul Iman Parung. Populasi sasaran dari penelitian ini adalah seluruh santri yang mengikuti program pertanian pesantren. Kerangka sampling dari

Dokumen yang terkait

Pemberdayaan kewirausahaan terhadap santri di pondok pesantren: Studi kasus Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung, Bogor

13 96 96

HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT SKABIES DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MUAYYAD Hubungan Antara Penyakit Skabies Dengan Tingkat Kualitas Hidup Santri Di Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta.

0 1 13

PERAN PEMIMPIN PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAT DALAM MENANAMKAN ETIKA KEISLAMAN SANTRI Peran Pemimpin Pondok Pesantren Al-Hidayat Dalam Menanamkan Etika Keislaman Santri (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-HIdayat Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Tahun 2011

3 16 16

PERAN PEMIMPIN PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAT DALAM MENANAMKAN ETIKA KEISLAMAN SANTRI Peran Pemimpin Pondok Pesantren Al-Hidayat Dalam Menanamkan Etika Keislaman Santri (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-HIdayat Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Tahun 2011

0 3 18

PENGELOLAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL HIJRAH KECAMATAN PECANGAAN PENGELOLAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL HIJRAH KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA.

0 0 12

FUNGSI PONDOK PESANTREN SALAFIAH NURUL IMAN DALAM PEMBINAAN AKHLAQ SANTRI DI DESA SUKA MAJU KECAMATAN KASUI KABUPATEN WAY KANAN

0 0 160

PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA SANTRI MELALUI ENTREPRENEURSHIP DI PONDOK PESANTREN AL-ASHRIYYAH NURUL IMAN ISLAMIC BOARDING SCHOOL PARUNG-BOGOR | Prayitno | QUALITY 2174 7424 1 SM

0 0 22

PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN SOSIAL SANTRI (STUDI KASUS PADA PONDOK PESANTREN AL-HASAN SALATIGA) - Test Repository

0 1 127

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA SANTRI MELALUI ENTREPRENEURSHIP DI PONDOK PESANTREN AL-ASHRIYYAH NURUL IMAN ISLAMIC BOARDING SCHOOL PARUNG-BOGOR. - STAIN Kudus Repository

0 1 15

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian 1. Sejarah dan Kelembagaan Pondok Pesantren Nurul Iman Islamic - PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA SANTRI MELALUI ENTREPRENEURSHIP DI PONDOK PESANTREN AL-ASHRIYYAH NURUL IMAN ISLAMIC BOARDING SCHOO

0 0 49