Parameter dan Indikator kapital Sosial

Dimensi kapital sosial 1 menggambarkan segala sesuatu yang membuat masyarakat bersekutu untuk mencapai tujuan bersama atas dasar kebersamaan, serta di dalamnya diikat oleh nilai-nilai dan norma-norma yang tumbuh dan dipatuhi Dasgupta dan Serageldin, 1999. Dimensi modal sosial inheren dalam struktur relasi sosial dan jaringan sosial di dalam suatu masyarakat yang menciptakan berbagai ragam kewajiban sosial, menciptakan iklim saling percaya, membawa saluran informasi, dan menetapkan norma-norma, serta sanksi-sanksi sosial bagi para anggota masyarakat tersebut Coleman, 1999. Namun demikian Fukuyama 1995, 2000 dengan tegas menyatakan, belum tentu norma-norma dan nilai-nilai bersama yang dipedomani sebagai acuan bersikap, bertindak, dan bertingkah laku itu otomatis menjadi modal sosial. Akan tetapi hanyalah norma- norma dan nilai-nilai bersama yang dibangkitkan oleh kepercayaan trust. Dimana trust ini merupakan harapan-harapan terhadap keteraturan, kejujuran, dan perilaku kooperatif yang muncul dari dalam sebuah komunitas masyarakat yang didasarkan pada norma-norma yang dianut bersama oleh para anggotanya. Norma-norma tersebut bisa berisi pernyataan-pernyataan yang berkisar pada nilai- nilai luhur kebajikan dan keadilan.

2.1.1.2 Parameter dan Indikator kapital Sosial

Merujuk pada Ridell 1997 2 , terdapat tiga parameter kapital sosial yang meliputi kepercayaan trust, norma-norma norms, dan jaringan-jaringan networks. Kepercayaan Kepercayaan adalah harapan yang tumbuh di dalam sebuah masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya perilaku jujur, teratur, dan kerjasama berdasarkan norma- norma yang dianut bersama. Kepercayaan sosial merupakan penerapan terhadap pemahaman ini. Cox 1995 3 menyebutkan bahwa dalam masyarakat yang 1 Supriono, et. al . Modal Sosial: Definisi, Dimensi, dan Tipologi. http:www.google.co.idhl=idxhr=tq=dimensi+kapital+sosialcp=22pf=psclient=psya q=faqi=aql=oq=dimensi+kapital+sosialpbx=1fp=7366bd27edaa1805. Diakses pada tanggal 4 Juni 2010 pukul 22:07 WIB. 2 Suharto. Modal Sosial dan Kebijakan Publik. http:www.policy.husuhartoNaskahPDFMODAL_SOSIAL_DAN_KEBIJAKAN_SOSIAL.pdf Diakses pada tanggal 4 Juni 2010 pukul 22:00 WIB. 3 Ibid., halaman 4. memiliki tingkat kepercayaan tinggi, aturan-aturan sosial cenderung bersifat positif, hubungan-hubungan juga bersifat kerjasama. Adanya kapital sosial yang baik ditandai oleh adanya lembaga-lembaga sosial yang kokoh. Kapital sosial melahirkan kehidupan sosial yang harmonis Putnam, 1995 4 . Rasa percaya diri trust adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan- hubungan sosialnya yang didasari oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam suatu pola tindakan yang saling mendukung, paling tidak yang lain tidak akan bertindak merugikan diri dan kelompoknya Robert, 2002 5 . Norma Norma-norma terdiri dari pemahaman-pemahaman, nilai-nilai, harapan- harapan dan tujuan yang diyakini dan dijalankan bersama oleh sekelompok orang. Norma-norma dapat bersumber dari agama, panduan moral, maupun standar- standar sekuler seperti halnya kode etik profesional. Norma-norma dibangun dan berkembang berdasarkan sejarah kerjasama di masa lalu dan diterapkan untuk mendukung iklim kerja sama Putnam, 1993; Fukuyama, 1995 6 . Norma-norma dapat merupakan pra-kondisi maupun produk dari kepercayaan sosial. Jaringan Infrastruktur dinamis dari kapital sosial berwujud jaringan-jaringan kerjasama antar manusia Putnam, 1993 7 . Jaringan tersebut memfasilitasi terjadinya komunikasi dan interaksi, memungkinkan tumbuhnya kepercayaan dan memperkuat kerjasama. Masyarakat yang sehat cenderung memiliki jaringan- jaringan sosial yang kokoh. Putnam 1995 8 mengemukakan argumennya bahwa jaringan-jaringan sosial yang erat akan memperkuat perasaan kerjasama para anggotanya serta manfaat-manfaat dari partisipasinya itu. Bersandar dari parameter tersebut, beberapa indikator kunci yang dapat dijadikan ukuran kapital sosial antara lain Spellerber, 1997; Suharto, 2005b 9 : 4 Ibid., halaman 4. 5 Maawardi, M. 2007. Peranan Social Capital Dalam Pemberdayaan Masyarakat. Dalam: Komunitas Edisi Juni Volume 3 No 2. 6 Loc. Cit., halaman 4 7 Ibid., halaman 4. 8 Ibid., halaman 4. 9 Ibid., halaman 5. a Perasaan identitas b Perasaan memiliki atau sebaliknya, perasaan alienasi c Sistem kepercayaan dan ideologi d Nilai-nilai dan tujuan-tujuan e Ketakutan-ketakutan f Sikap-sikap terhadap anggota lain dalam masyarakat g Persepsi mengenai akses terhadap pelayanan, sumber, dan fasilitas misalnya pekerjaan, pendapatan, pendidikan, perumahan, kesehatan, transportasi, dan jaminan sosial h Opini mengenai kinerja pemerintah yang telah dilakukan terdahulu i Keyakinan dalam lembaga-lembaga masyarakat dan orang-orang pada umumnya j Tingkat kepercayaan k Kepuasan dalam hidup dan bidang-bidang kemasyarakatan lainnya l Harapan-harapan yang ingin dicapai di masa depan Aspek kebersamaan antar individu di dalam masyarakat guna memenuhi berbagai kebutuhan juga merupakan salah satu indikator dari encerkentalnya kadar kapital sosial. Prasyarat penting untuk munculnya kapital sosial adalah adanya kepercayaan trust, kejujuran honesty, dan timbal balik resiprosity. Pada tataran makro, kapital sosial meliputi institusi-institusi seperti pemerintah, aturan hukum, kebebasan sipil, dan politik. Sedangkan pada tataran mikro dan messo, kapital sosial berkenaan dengan norma nilai yang mengatur interaksi di antara individu, keluarga, dan komunitas, yang dapat mengejawantah dalam berbagai tradisi dan kebiasaan dengan rasionalitasnya masing-masing Riani, 2005. Modal sosial yang kuat juga sangat ditentukan oleh konfigurasi yang tercipta pada suatu kelompok masyarakat. Jika suatu kelompok memberikan bobot tinggi pada nilai-nilai kompetisi, pencapaian, keterusterangan dan kejujuran, maka kelompok masyarakat tersebut cenderung jauh lebih cepat berkembang dan maju dibandingkan pada kelompok masyarakat yang senantiasa menghindari keterusterangan, kompetisi dan pencapaian Maawardi, 2007.

2.1.2 Pemberdayaan

Dokumen yang terkait

Pemberdayaan kewirausahaan terhadap santri di pondok pesantren: Studi kasus Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung, Bogor

13 96 96

HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT SKABIES DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MUAYYAD Hubungan Antara Penyakit Skabies Dengan Tingkat Kualitas Hidup Santri Di Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta.

0 1 13

PERAN PEMIMPIN PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAT DALAM MENANAMKAN ETIKA KEISLAMAN SANTRI Peran Pemimpin Pondok Pesantren Al-Hidayat Dalam Menanamkan Etika Keislaman Santri (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-HIdayat Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Tahun 2011

3 16 16

PERAN PEMIMPIN PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAT DALAM MENANAMKAN ETIKA KEISLAMAN SANTRI Peran Pemimpin Pondok Pesantren Al-Hidayat Dalam Menanamkan Etika Keislaman Santri (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-HIdayat Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Tahun 2011

0 3 18

PENGELOLAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL HIJRAH KECAMATAN PECANGAAN PENGELOLAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL HIJRAH KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA.

0 0 12

FUNGSI PONDOK PESANTREN SALAFIAH NURUL IMAN DALAM PEMBINAAN AKHLAQ SANTRI DI DESA SUKA MAJU KECAMATAN KASUI KABUPATEN WAY KANAN

0 0 160

PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA SANTRI MELALUI ENTREPRENEURSHIP DI PONDOK PESANTREN AL-ASHRIYYAH NURUL IMAN ISLAMIC BOARDING SCHOOL PARUNG-BOGOR | Prayitno | QUALITY 2174 7424 1 SM

0 0 22

PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN SOSIAL SANTRI (STUDI KASUS PADA PONDOK PESANTREN AL-HASAN SALATIGA) - Test Repository

0 1 127

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA SANTRI MELALUI ENTREPRENEURSHIP DI PONDOK PESANTREN AL-ASHRIYYAH NURUL IMAN ISLAMIC BOARDING SCHOOL PARUNG-BOGOR. - STAIN Kudus Repository

0 1 15

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian 1. Sejarah dan Kelembagaan Pondok Pesantren Nurul Iman Islamic - PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA SANTRI MELALUI ENTREPRENEURSHIP DI PONDOK PESANTREN AL-ASHRIYYAH NURUL IMAN ISLAMIC BOARDING SCHOO

0 0 49