Hubungan Lama Tinggal dengan Tingkat Kekuatan Jejaring Hubungan Lama Tinggal dengan Tingkat Kepatuhan Terhadap Norma

lama tinggal 1-2 tahun, terdapat 8.33 yang memiliki tingkat kepercayaan sedang pada pihak pesantren dalam program pertanian. Dengan demikian kecenderungan tingkat kepercayaan tinggi kepada pesantren terdapat pada responden dengan kelompok lama tinggal 3-4 tahun dan 5-6 tahun. Santri senior memiliki tingkat kepercayaan yang lebih tinggi sehingga ke depannya perlu mempertimbangkan komposisi anggota pertanian agar lebih difokuskan kepada santri senior. Selain memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi santri senior cenderung memiliki pemahaman yang lebih tinggi terhadap pertanian daripada santri yunior. Akan tetapi, bukan berarti santri yunior dikesampingkan melainkan tetap diperhatikan untuk dijadikan kader pertanian selanjutnya. Adapun hipotesis nihil dan hipotesis alternatifnya adalah sebagai berikut: H : Tidak terdapat perbedaan tingkat kepercayaan dalam program berdasarkan lama tinggal di pesantren H 1 : Terdapat perbedaan tingkat kepercayaan dalam program berdasarkan lama tinggal di pesantren Berdasarkan hasil uji independensi chi-square diperoleh koefisien kontingensi 0.252 dan tingkat signifikansi sebesar 0.125. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka H diterima atau tidak terdapat perbedaan tingkat kepercayaan berdasarkan lama tinggal responden di PPANI. Menurut analisis chi-square ketiga kelompok responden dengan lama tinggal yang berbeda tidak memiliki hubungan dengan tingkat kepercayaan yang terbangun dalam program pertanian. Ketiga kelompok cenderung memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi pada pihak pesantren dalam program pertanian di PPANI.

7.2.2 Hubungan Lama Tinggal dengan Tingkat Kekuatan Jejaring

Seperti halnya tingkat kepercayaan, tingkat kekuatan jejaring juga digolongkan menjadi lemah, sedang, dan kuat. Berikut hasil tabulasi silang antara lama tinggal dengan tingkat kekuatan jejaring. Tabel 7.2.2 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Kekuatan Jejaring dan Lama Tinggal di Pesantren Tingkat Kekuatan Jejaring Lama Tinggal Total 1-2 tahun 3-4 tahun 5-6 tahun Sedang 1 8.33 0 0 1 2.63 2 3.28 Kuat 11 91.67 11 100 37 97.37 59 96.72 Total 12 100 11 100 38 100 61 100 Tabel 7.2.2 di atas menunjukkan bahwa seluruh responden dengan lama tinggal 3-4 tahun 100 memiliki tingkat kekuatan jejaring yang kuat. Kecenderungan yang lebih besar pada kelompok responden dengan lama tinggal 3-4 tahun dalam hal tingkat kekuatan jejaring yang tinggi kuat memungkinkan untuk lebih banyak dilibatkan dalam pertanian pesantren periode selanjutnya. Adapun hipotesis nihil dan hipotesis alternatifnya adalah sebagai berikut: H : Tidak terdapat perbedaan tingkat kekuatan jejaring berdasarkan lama tinggal di pesantren H 1 : Terdapat perbedaan tingkat kekuatan jejaring berdasarkan lama tinggal di pesantren Berdasarkan Uji Chi-Square dihasilkan koefisien kontingensi dan tingkat signifikansi sebesar 0.149 dan 0.499. Hal ini mengindikasikan diterimanya H 0, yaitu tidak ada perbedaan tingkat kekuatan jejaring berdasarkan lama tinggal di pesantren. Responden dengan lama tinggal 1-2 tahun, 3-4 tahun, dan 5-6 tahun sama-sama cenderung memiliki tingkat kekuatan jejaring yang tinggi kuat dalam program pertanian.

7.2.3 Hubungan Lama Tinggal dengan Tingkat Kepatuhan Terhadap Norma

Tingkat kepatuhan terhadap norma dibedakan menjadi rendah, sedang, dan tinggi. Tabel 7.2.3 menunjukkan komposisi tingkat kepatuhan responden terhadap norma-norma dalam program berdasarkan lama tinggal mereka di pesantren Al- Ashriyyah Nurul Iman. Tabel 7.2.3 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Kepatuhan Terhadap Norma dan Lama Tinggal di Pesantren Tingkat Kepatuhan Norma Lama Tinggal Total 1-2 tahun 3-4 tahun 5-6 tahun Sedang 1 8.33 0 0 1 2.63 2 3.28 Tinggi 11 91.67 11 100 37 97.37 59 96.72 Total 12 100 11 100 38 100 61 100 Tabel 7.2.3 tidak berbeda dengan Tabel 7.2.2 dimana seluruh responden dengan kelompok lama tinggal 3-4 tahun cenderung memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi terhadap norma pesantren dalam program pertanian. Adapun hipotesis nihil dan hipotesis alternatifnya adalah sebagai berikut: H : Tidak terdapat perbedaan tingkat kepatuhan terhadap norma berdasarkan lama tinggal di pesantren H 1 : Terdapat perbedaan tingkat kepatuhan terhadap norma berdasarkan lama tinggal di pesantren Hasil uji independensi Chi-Square menyatakan bahwa H diterima, yakni tidak ada perbedaan tingkat kepatuhan terhadap norma berdasarkan lama tinggal responden di pesantren koefisien kontingensi sebesar 0.149 dan angka signifikansi sebesar 0.499. Berdasarkan analisis tabulasi silang dan chi-square maka dapat disimpulkan bahwa kelompok responden dengan lama tinggal 3-4 tahun memiliki potensi yang bagus untuk ditingkatkan jumlahnya mengingat tingkat kekuatan jejaring dan kepatuhan terhadap norma yang tinggi dalam program sehingga dapat diharapkan untuk memajukan pertanian pesantren di masa yang akan datang. 7.3 Hubungan Antara Motivasi Masuk Pesantren dengan Kapital Sosial yang Terbangun dalam Program Pertanian 7.3.1 Hubungan Motivasi Masuk Pesantren dengan Tingkat Kepercayaan Untuk motivasi masuk pesantren sendiri digolongkan menjadi: a atas paksaan orang tua, b pengaruhikut-ikutan orang lain, dan c kemauan sendiri. Hasil tabulasi silang antara motivasi masuk pesantren dan tingkat kepercayaan dalam program dapat dilihat pada Tabel 7.3.1. Tabel 7.3.1 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Kepercayaan dan Motivasi Masuk Pesantren Tingkat Kepercayaan Motivasi Masuk Pesantren Total Paksaan orang tua Pengaruhikut- ikutan orang lain Kemauan sendiri Sedang 0 0 0 0 1 1.79 1 1.64 Tinggi 2 100 3 100 55 98.21 60 98.4 Total 2 100 3 100 56 100 61 100 Tabel 7.3.1 di atas menggambarkan bahwa meskipun atas paksaan orang tua atau pengaruh orang lain peserta tetap memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap pihak pesantren dalam program pertanian. Perasaan bangga menjadi bagian dari entitas pesantren merupakan salah satu penyebab mereka mampu memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi pada pihak pesantren. Adapun hipotesis nihil dan hipotesis alternatifnya adalah sebagai berikut: H : Tidak terdapat perbedaan tingkat kepercayaan berdasarkan motivasi masuk pesantren H 1 : Terdapat perbedaan tingkat kepercayaan berdasarkan motivasi masuk pesantren Berdasarkan uji Chi-Square diperoleh koefisien kontingensi 0.39 dan angka signifikansi 0.956. Dengan demikian antara motivasi masuk pesantren dengan tingkat kepercayaan dalam program tidak memiliki hubungan terima H . Tidak terdapat perbedaan tingkat kepercayaan dalam program berdasarkan motivasi responden masuk pesantren. Hal ini menunjukkan kecenderungan komunitas pesantren memiliki tingkat kapital sosial yang tinggi tanpa ada perbedaan yang terlalu signifikan.

7.3.2 Hubungan Motivasi Masuk Pesantren dengan Tingkat Kekuatan

Dokumen yang terkait

Pemberdayaan kewirausahaan terhadap santri di pondok pesantren: Studi kasus Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung, Bogor

13 96 96

HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT SKABIES DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MUAYYAD Hubungan Antara Penyakit Skabies Dengan Tingkat Kualitas Hidup Santri Di Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta.

0 1 13

PERAN PEMIMPIN PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAT DALAM MENANAMKAN ETIKA KEISLAMAN SANTRI Peran Pemimpin Pondok Pesantren Al-Hidayat Dalam Menanamkan Etika Keislaman Santri (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-HIdayat Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Tahun 2011

3 16 16

PERAN PEMIMPIN PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAT DALAM MENANAMKAN ETIKA KEISLAMAN SANTRI Peran Pemimpin Pondok Pesantren Al-Hidayat Dalam Menanamkan Etika Keislaman Santri (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-HIdayat Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Tahun 2011

0 3 18

PENGELOLAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL HIJRAH KECAMATAN PECANGAAN PENGELOLAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL HIJRAH KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA.

0 0 12

FUNGSI PONDOK PESANTREN SALAFIAH NURUL IMAN DALAM PEMBINAAN AKHLAQ SANTRI DI DESA SUKA MAJU KECAMATAN KASUI KABUPATEN WAY KANAN

0 0 160

PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA SANTRI MELALUI ENTREPRENEURSHIP DI PONDOK PESANTREN AL-ASHRIYYAH NURUL IMAN ISLAMIC BOARDING SCHOOL PARUNG-BOGOR | Prayitno | QUALITY 2174 7424 1 SM

0 0 22

PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN SOSIAL SANTRI (STUDI KASUS PADA PONDOK PESANTREN AL-HASAN SALATIGA) - Test Repository

0 1 127

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA SANTRI MELALUI ENTREPRENEURSHIP DI PONDOK PESANTREN AL-ASHRIYYAH NURUL IMAN ISLAMIC BOARDING SCHOOL PARUNG-BOGOR. - STAIN Kudus Repository

0 1 15

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian 1. Sejarah dan Kelembagaan Pondok Pesantren Nurul Iman Islamic - PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA SANTRI MELALUI ENTREPRENEURSHIP DI PONDOK PESANTREN AL-ASHRIYYAH NURUL IMAN ISLAMIC BOARDING SCHOO

0 0 49