kebutuhan makan dan pengobatan. Jadi, para santri merasa bangga dan berjasa jika mereka mampu berkontribusi untuk kemajuan pertanian pesantren.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa seluruh anggota inti pertanian 100 memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi pada pesantren.
Intensitas interaksi antara anggota inti pertanian dengan pihak pesantren turut andil dalam membangun tingkat kepercayaan diantara mereka. Hal ini sesuai
dengan pernyataan yang disampaikan oleh UT pembina pertanian pesantren sebagai berikut:
”
Setiap minggu sekali kita usahakan ada rapat antara pihak pesantren pembina dengan anggota pertanian, khususnya anggota inti, untuk membahas
hal-hal yang terkait dengan pertanian pesantren, termasuk jika ada masalah sehingga bisa langsung dikonsultasikan.”
Secara umum, para santri sangat terbuka dan antusias dengan pelatih- pelatih pertanian yang didatangkan oleh pesantren, seperti dari Yayasan Budha
Tzu Chi Indonesia. Mereka percaya kerjasama yang dibangun dengan pihak lain mampu mendukung kemajuan pertanian pesantren. Apabila santri menjumpai
masalah dalam kegiatan bertaninya, mereka tidak sungkan untuk menyampaikan kepada pihak pesantren melalui ketua pertanian.
Rencana untuk tahun-tahun ke depan, hasil pertanian pesantren diharapkan tidak hanya dapat dikonsumsi oleh kalangan pesantren sendiri melainkan juga
dapat dipasarkan kepada masyarakat luar pesantren sebagaimana hasil perikanan pesantren yang saat ini telah mampu dipasarkan ke luar berkat kerjasama dengan
masyarakat sekitar. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh MZ bagian kewirausahaan pesantren.
”Bidang kewirausahaan yang berkembang dengan baik di pesantren sementara ini baru percetakan dan pabrik roti. Ke depannya,
perikanan dan pertanian diharapkan mampu mengikuti keberhasilan dua bidang tersebut. Perikanan sudah mulai terlihat
perkembangannya, tinggal pertanian yang harus lebih digiatkan lagi.”
6.1.2 Jejaring Sosial
Kapital sosial berupa jejaringjaringan merupakan hubungan timbal balik diantara anggota masyarakat dengan harapan-harapan tertentu yang memfasilitasi
tindakan bersama yang saling menguntungkan. Responden diberikan sepuluh pernyataan yang menunjukkan tingkat kekuatan jaringan dalamprogram pertanian
pesantren. Masing-masing pernyataan diberikan lima macam jawaban. Untuk
setiap jenis jawaban memiliki bobot skor yang berbeda. Di bawah ini disajikan tabel tingkat kekuatan jejaring berdasarkan status keanggotaan dalam program
pertanian pesantren.
Tabel 6.1.2 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Kekuatan
Jejaring dalam Program
Tingkat Kekuatan Jejaring
Jumlah Persentase
Lemah 0 Sedang 2 3.3
Kuat 59 96.7
Total 61 100
Tabel 6.1.2 memperlihatkan bahwa mayoritas santri peserta program pertanian 96.7 memiliki tingkat jejaring yang kuat yang dapat dijelaskan
sebagai berikut. Hampir keseluruhan peserta program pertanian juga tergabung dalam program-program pesantren yang lain, khususnya di bidang kewirausahaan
yang mampu menunjang operasional pesantren. Tabel 6.1.2 di atas menunjukkan bahwa seluruh anggota inti pertanian
100 memiliki tingkat kekuatan jejaring yang tinggi dalam program. Rapat rutin bulanan yang melibatkan pengurus-pengurus pesantren lain di bidang
kewirausahaan dan pembina pada masing-masing-masing bidang memungkinkan saling memberikan masukan untuk mengatasi kendala yang terjadi di bidang
kewirausahaan yang lain. Kegiatan ini turut memperkuat tingkat jejaring yang terdapat pada anggota inti pertanian pengurus.
Kuat jaringan dalam program ini juga didukung dengan adanya kerja bakti bersama seluruh santri setiap hari Jum’at pagi yang mengakomodasi terjadinya
interaksi antar santri di pesantren. Alasan utama mengenai tingginya kekuatan jejaring yang dimiliki antar anggota pertanian adalah adanya kegiatan-kegiatan
bersama di pesantren seperti kegiatan ekstrakurikuler, makan bersama, dan sebagainya yang mempermudah interaksi dan mendiskusikan segala sesuatu yang
berkenaan dengan pertanian pesantren. Dengan pihak luar, pesantren sering mendapatkan kunjungan dari Dinas
Pemerintahan setempat, baik yang bertujuan untuk mengadakan bakti sosial
maupun pelatihan dan penanaman pohon. Selain dari instansi pemerintahan, jejaring pesantren juga meliputi kalangan akademisi dan perusahaan ataupun
yayasan.
6.1.3 Norma Sosial