Analisis Chi-square
digunakan untuk menguji adanya hubungan antara lama tinggal di pesantren dengan tingkat partisipasi santri dalam program
pertanian pesantren. Berdasarkan uji independensi chi-square didapatkan koefisien kontingensi sebesar 0.308 dengan tingkat signifikansi 0.041. Hal ini
berarti H ditolak atau benar-benar terdapat hubungan antara tingkat partisipasi
santri dalam program dengan lama tinggal di pesantren angka signifikansi di bawah 0.05. Akan tetapi hubungan tersebut ternyata cukup lemah karena
koefisien kontingensi masih cukup jauh di bawah 0.5. Hasil tabulasi silang antara lama tinggal dengan tingkat partisipasi disajikan pada tabel 5.6.2.
Tabel 5.6.2 Hubungan Lama Tinggal dengan Tingkat Partisipasi Responden
dalam Program Pertanian PPANI, Parung, Bogor, Jawa Barat, 2010
Tingkat Partisipasi
Lama Tinggal Total
1-2 Tahun 3-4 Tahun
5-6 Tahun Sedang
Degrees of Tokenism
1 8.33 2 18.18
0 0 3 4.92
Tinggi Degrees of
citizen power 11 91.67
9 81.82 38 100
58 95.08 Total
12 100 11 100
38 100 61 100
Tingginya persentase santri dengan lama tinggal 5-6 tahun yang terlibat dalam program pertanian di PPANI disebabkan oleh hal-hal berikut. Santri yang
lebih lama tinggal 5-6 di pesantren memiliki pengalaman dan pengetahuan lebih banyak mengenai pertanian pesantren daripada santri yang baru menetap selama
1-2 tahun dan 3-4 tahun. Selain itu, santri yang relatif masih baru memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan pesantren.
5.6.3 Hubungan Antara Motivasi Masuk Pesantren dengan Tingkat
Partisipasi dalam Program Pertanian Pesantren
Motivasi atau alasan yang mendorong responden untuk belajar di pesantren terdiri atas: 1 Paksaan orang tua 3.3, 2 Informasipengaruh orang lain 4.9, dan
3 Kemauan sendiri 91.8. Adapun hipotesis nihil dan hipotesis alternatifnya adalah sebagai berikut:
H
:
Tidak terdapat perbedaan tingkat partisipasi dalam program pertanian berdasarkan motifalasan masuk pesantren
H
1 :
Terdapat perbedaan tingkat partisipasi dalam program pertanian berdasarkan motifalasan masuk pesantren
Analisis Chi-square
digunakan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara motifalasan masuk pesantren dengan tingkat partisipasi santri dalam
program pertanian pesantren. Berdasarkan uji independensi chi-square didapatkan koefisien kontingensi sebesar 0.068 dengan tingkat signifikansi 0.869. Hal ini
menunjukkan tidak adanya perbedaan tingkat partisipasi santri dalam program pertanian berdasarkan alasanmotif mereka masuk pesantren. terima H
. Hubungan antara alasanmotif masuk pesantren dengan tingkat partisipasi dalam
program juga sangat lemah koefisien di bawah 0.5. Hasil tabulasi silang antara alasanmotif masuk pesantren dengan tingkat partisipasi dapat dilihat pada Tabel
5.6.3. Tabel 5.6.3 Hubungan Motif Masuk Pesantren dengan Tingkat Partisipasi
Responden dalam Program Pertanian PPANI, Parung, Bogor, Jawa Barat, 2010
Tingkat Partisipasi
Alasan Masuk Pesantren Total
Dipaksa Orang Tua
Ikut- ikutanPengaruh
Orang Lain Kemauan
Sendiri Sedang
Degrees of Tokenism
0 0 0 0
3 5.36 3 4.92
Tinggi Degrees of
citizen power 2 100
3 100 53 94.64
58 95.08 Total
2 100 3 100
56 100 61 100
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat partisipasi santri dalam program dengan alasan mereka
masuk pesantren. Alasanmotif berdasarkan kemauan sendiri tidak menjamin sepenuhnya bagi responden untuk bisa berpartisipasi tinggi dalam program.
Demikian juga meskipun alasan santri masuk pesantren pada awalnya adalah atas
paksaan orang tua ataupun ikut-ikutan orang lain namun pada akhirnya santri- santri tersebut merasa senang dengan kehidupan pesantren dan terdorong untuk
mengabdi kepada pesantren dengan aktif terlibat dalam program pertanian pesantren. Selain itu, pertanian menurut mereka dekat dengan kehidupan sehari-
hari sehingga ketika telah lulus dari pesantren mereka tidak canggung lagi apabila harus mengolah lahan di daerah asal mereka. Hal ini sebagaimana yang dituturkan
oleh AR anggota non inti pertanian sebagai berikut:
”Sebenarnya saya kesini karena keinginan orang tua. Saya lebih suka belajar di sekolah umum daripada di pesantren. Tapi jangan salah teh, sekarang saya
malah merasa bangga bisa belajar di pesantren ini. Banyak hal yang dapat saya pelajari disini.”
5.6.4 Hubungan Antara Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Tingkat