Jenis-jenis Cerita Hakikat Keterampilan Bercerita

20 memberikan terapi pada anak-anak yang mengalami masalah psikologis, dan sebagai sarana hiburan dan pencegah kejenuhan. Melalui cerita-cerita yang baik, sesungguhnya anak-anak tidak hanya memperoleh kesenangan atau hiburan saja, tetapi mendapatkan pendidikan yang jauh lebih luas. Bahkan tidak berlebihan bila dikatakan bahwa cerita ternyata menyentuh berbagai aspek pembentukan kepribadian anak-anak. Berdasarkan pendapat dari Djanandjaya dan Bimo dapat disimpulkan bahwa cerita berfungsi: 1 sebagai sistem proyeksi keinginan tersembunyi dari seseorang atau sekelompok orang tertentu, 2 sebagai alat pengesahan pranata sosial dan lembaga kebudayaan, 3 sebagai pelipur lara, 4 sebagai kendali masyarakat sosial control, 5 sebagai sarana kontak batin antara pendidik termasuk orang tuanya dengan anak didik, 6 sebagai media untuk meyampaikan pesan-pesan moral atau nilai-nilai ajaran tertentu, 7 sebagai metode untuk memberikan bekal kepada anak didik agar mampu melakukan proses identifikasi diri maupun identifikasi perbuatan akhlaq, 8 sebagai sarana pendidikan emosi perasaan anak didik, 9 sebagai sarana pendidikan fantasiimajinasikreativitas daya cipta anak didik, dan 10 sebagai sarana pendidikan bahasa anak didik.

2.2.1.3 Jenis-jenis Cerita

Menurut Thomson dalam Djanadjaya 2002:86 jenis dongeng atau cerita ada empat, yaitu 1 dongeng binatang, 2 dongeng biasa, 3 anekdot dan lelucon, dan 4 dongeng berumus. Dongeng binatang adalah dongeng yang 21 ditokohi binatang peliharaan dan binatang liar. Dongeng biasa adalah dongeng yang ditokohi manusia dan biasanya kisah suka duka seseorang. Anekdot dan lelucon adalah dongeng yang dapat menimbulkan tertawa bagi yang mendengarkan maupun yang menceritakan. Dongeng berumus adalah dongeng- dongeng yang oleh Anti Arne dan Thomson disebut formula tales dan strukturnya terdiri atas pengulangan. Bimo 2009:3 cerita dibagi menjadi beberapa jenis antara lain: 1 berdasarkan pemilihan jenis cerita, yaitu tingkat usia pendengar, jumlah pendengar, tingkat heterogenitas keragaman pendengar, tujuan penyampaian materi, suasana acara, dan suasana situasi dan kondisi pendengar; 2 berdasarkan sudut pandang di antaranya adalah a berdasarkan pelakunya, seperti fabel cerita tentang dunia binatang dan dunia tumbuhan, dunia benda-benda mati, dunia manusia, dan campurankombinasi; b berdasarkan kejadiannya, seperti cerita sejarah tarikh, cerita fiksi rekaan, cerita fiksi sejarah; c berdasarkan sifat waktu penyajiannya, yaitu cerita bersambung, cerita serial, cerita lepas, cerita sisipan, dan cerita ilustrasi; d berdasarkan sifat jumlah pendengarnya yaitu cerita privat, ,cerita kelas s.d. ± 20 anak, dan kelas besar s.d. ± 20-40 anak; e berdasarkan teknik penyampaiannya, seperti cerita langsunglepas naskah direct-story dan membacakan cerita story-reading; f berdasarkan pemanfaatan peraga, seperti bercerita dengan alat peraga dan bercerita tanpa alat peraga. Berdarkan pendapat dari Thomson dan Bimo dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis cerita, yaitu 1 dongeng binatang, 2 dongeng biasa, 3 anekdot dan 22 lelucon, 4 dongeng berumus, 5 berdasarkan pemilihan jenis cerita , dan 6 berdasarkan sudut pandang

2.2.1.4 Hakikat Keterampilan Bercerita

Bercerita merupakan salah satu keterampilan berbicara yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain Tarigan 1988:35. Dikatakan demikian karena bercerita termasuk dalam situasi informative yang ingin membuat pengertian-pengertian atau makna-makna yang menjadi penjelas. Menurut Tarigan 1998:65 keterampilan bercerita adalah menuturkan cerita yang dapat dijabarkan sebagai berikut: 1 tuturan yang membentangkan terjadinya suatu hal peristiwa kejadian, 2 cerita sama dengan kenangan yang menuturkan pengalaman atau penderitaan orang, perbuatan dan kejadian, dan 3 cerita sama dengan lakon yang diwujudkan dengan gambar. Bercerita merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan kemampuan berbicara siswa yang bersifat pragmatis. Agar dapat berbicara, paling tidak ada dua hal yang dituntut untuk dikuasai siswa, yaitu unsur linguistik bagaimana cara bercerita, bagaimana memilih bahasa dan unsur “apa” yang diceritakan. Ketepatan, kelancaran, dan kejelasan cerita akan menunjukkan kemampuan berbicara siswa Nurgiyantoro 2001: 289 Menurut Handayu 2001 dalam Mulyantini 2002:35 bercerita adalah salah satu bentuk atau cara yang dilakukan dalam upaya menjalin komunikasi dalam pendidikan anak. Dengan keterampilan bercerita, seseorang dapat menyampaikan berbagai macam cerita, ungkapan berbagai perasaan sesuai 23 dengan apa yang dialami, dirasakan, dibahas, dibaca, dan ungkapan yang diperoleh. Pada prinsipnya, strategi belajar-mengajar bercerita dapat memilih salah satu atau campuran dari strategi secara individual, berpasangan, berkelompok, atau klasikal. 1 Individual Strategi individual dapat berupa memperkenalkan diri, memperkenalkan orang lain, bermain peran, menyampaikan pidato, mengemukakan pendapat dalam kelompok atau dalam diskusi kelas, berdebat mandiri. 2 Berpasangan Strategi berpasangan ini dapat bercakap-cakap, mengembangkan dialog wawancara, berdiskusi tentang puisi dan cerpen, memerankan atau mengisahkan cerita. 3 Berkelompok Strategi berkelompok ini dapat berupa melakukan atau memerankan atau mengisahkan cerita, bermain peran, berdiskusi, berwawancara, pemecahan masalah, berdebat, membentuk lakon atau cerita. 4 Klasikal Strategi klasikal ini dapat berupa bercakap-cakap mengembangkan dialog, berdiskusi, dan rapat Mulyantini 2002:30. 24 Pembelajaran bercerita merupakan salah satu usaha yang dilakukan dalam rangka pengembangan kemampuan berbahasa pada anak usia dini. Pengembangan kemampuan berbahasa ini bertujuan agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi secara efektif, dan membangkitkan minat untuk dapat berbahasa Indonesia. Subyantoro 2007:15 mengatakan bahwa penceritaan atau teknik bercerita adalah pemindahan cerita dari pencerita kepada penyimak atau pendengar. Bercerita merupakan suatu seni yang alami sebelum menjadi sebuah keahlian. Berkaitan dengan itu, bercerita adalah suatu kegiatan yang disampaikan oleh pencerita kepada siswanya, ayah dan ibu kepada anak-anaknya, juru bercerita kepada pendengarnya. Bercerita juga merupakan suatu kegiatan yang bersifat seni karena erat kaitannya dengan bersandar dengan kata-kata. Kekuatan kata-kata inilah, yang dipergunakan untuk mencapai tujuan bercerita.

2.2.1.5 Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Bercerita

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STAD DENGAN COMPACT DISC PADA SISWA KELAS IV SDN JEPALO PATI

0 8 269

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL VIDEO COMPACT DISC TERHADAP KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUNGGAL TTAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017.

0 4 24

PENDAHULUAN PENGARUH PERMAINAN ULAR TANGGA TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK B DI RA MISBAHUL FALAH KLAYUSIWALAN KECAMATAN BATANGAN KABUPATEN PATI.

0 3 7

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN Peningkatan Kemampuan Bercerita Melalui Pembelajaran Picture And Picture Pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas IV SSLB Sukoharjo Margorejo Pati Tahun P

0 2 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN Peningkatan Kemampuan Bercerita Melalui Pembelajaran Picture And Picture Pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas IV SSLB Sukoharjo Margorejo Pati Tahun Pe

0 1 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MEDIA VIDEO COMPACT Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Siswa Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Media Video Compact Disk (VCD) Pada Siswa Kelas V Semester II Sdn 03 K

0 1 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI VCD PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PASURUHAN Peningkatan Kemampuan Bercerita Melalui VCD Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pasuruhan Kecamatan Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 2 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI VCD PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PASURUHAN Peningkatan Kemampuan Bercerita Melalui VCD Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pasuruhan Kecamatan Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 20

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Puisi di Kelas VII SMP Negeri 3 Sindue Melalui Teknik Pemodelan

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN - PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI MEDIA DOLL SPEAK (BONEKA BERBICARA) PADA SISWA KELAS VII MTs DARUL FALAH DUMAN TAHUN PELAJARAN 2010–2011 - Repository UNRAM

0 0 25