1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bercerita adalah aktivitas menyampaikan peristiwa atau kejadian secara lisan dengan pilihan kata dan ekspresi yang tepat yang sering digunakan oleh guru
atau pendidik. Keterampilan bercerita tidak datang dengan sendiri, tetapi harus dipelajari dan dilatih secara sungguh-sungguh dan terus-menerus. Peningkatan
keterampilan ini tidak hanya seseorang peroleh dari sekolah saja, tetapi dapat diperoleh dari lingkungan masyarakat.
Bercerita merupakan salah satu keterampilan yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain Tarigan 1988: 35. Dikatakan demikian
karena bercerita termasuk dalam situasi informative yang ingin membuat pengertian-pengertian atau makna-makna yang menjadi penjelas.
Pada kenyatannya keterampilan bercerita masih sulit tercapai. Salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa kelas VII-B MTs Misbahul Falah
dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kurikulum KTSP. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia MTs Misbahul Falah diketahui bahwa sebagian besar siswa yang memiliki kemampuan bercerita baik adalah siswa yang menonjol di
kelasnya, mereka gemar membaca, dan mengemukakan pendapat pada saat proses belajar mengajar, sedangkan siswa yang kemampuan berceritanya masih rendah
adalah siswa yang tidak menonjol dikelasnya, mereka malas membaca buku-buku 1
2 pelajaran, dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru pada saat proses belajar
mengajar. Dari pihak guru diakui guru kurang suka dengan aspek kemampuan
bersastra khususnya bercerita, bahkan beliau pun tidak mampu bercerita dengan urutan yang baik, suara, lafal, intonasi, dan mimik yang tepat sehingga terkadang
menghambat dalam pembelajaran bercerita. Hal ini juga disebabkan kurangnya pembekalan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia melalui seminar
maupun dalam penataran. Berdasarkan
keterangan di atas, pihak sekolah harus bekerja sama dengan
guru untuk mempersiapkan peserta didik yang kompeten dalam bercerita di depan kelas atau di depan umum. Untuk mempersiapkan peserta didik yang kompeten
dalam bercerita, guru harus memiliki strategi untuk mengubah metode, media, dan teknik yang digunakan sebelumnya. Dengan adanya perubahan metode, media,
dan teknik yang diterapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar diharapkan adanya perubahan pada peserta didik.
Guru hendaknya bersikap kreatif dalam membangun dan mengahasilkan pendidikan seperti dalam pembuatan alat bantu belajar, analisis materi
pembelajaran, penyusunan alat penilaian yang beragam, perancangan beragam organisasi kelas, dan perancangan kebutuhan kegiatan pembelajaran lainnya
Depdikbud 1995:10. Mempertimbangkan ulasan di atas tampaknya guru mata pelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia perlu menggunakan pemodelan bercerita dalam video compact disc. Dengan pemodelan tersebut diharapkan dapat meningkatkan
3 kemampuan bercerita siswa dengan urutan yang baik, suara, lafal, intonasi, gestur,
dan mimik yang tepat pada siswa kelas VII-B MTs Misbahul Falah. Pemodelan adalah pemberian model atau contoh dalam proses
pembelajaran sehingga model tersebut dapat memudahkan siswa memahami materi yang dipelajari. Model pembelajaran yang tertuang dalam video compact
disc dapat berupa cara melakukan sesuatu dan menunjukkan sesuatu yang dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran bercerita.
Pemodelan dalam
video compact disc dapat membantu siswa dalam bercerita dengan baik dengan memperhatikan urutan cerita, intonasi yang tepat,
pelafalan yang jelas, kenyaringan suara, kelancaran, mimik muka yang sesuai, gestur yang tidak berlebihan, dan penguasaan panggung yang bagus karena siswa
mengamati langsung bagaimana tata cara pencerita yang terdapat dalam rekaman video compact dis. Dengan penerapan pemodelan tersebut, diharapkan siswa
terampil dalam bercerita. Keterampilan bercerita adalah kemampuan bercerita yang jelas, lengkap,
urut, dan objektif. Pengajaran keterampilan mengarahkan siswa mampu mengemukakan gagasan dengan jelas, lengkap, objektif, dan urut. Hal ini semua
bermuara pada kemampuan berkomunikasi yang efektif. Salah satu tujuan pembelajaran pokok bahasan bercerita, yaitu siswa mampu mengkomunikasikan
kembali teks cerita yang dibacanya di depan kelas dengan tidak membawa teks cerita dan memperhatikan urutan cerita yang baik, suara, lafal, intonasi, gestur,
mimik yang tepat, dan pengusaan panggung yang bagus.
4
Kemampuan bercerita dengan baik, dapat meningkatkan kemampuan
berbicara yang runtut, jelas, lengkap, dan objektif. Karena itu, siswa perlu dilatih cara mengkomunikasikan cerita dengan memperhatikan urutan cerita yang baik,
suara, lafal, intonasi, gestur, mimik muka, dan pengusaan panggung yang tepat melalui pemodelan dalam video compact disc. Hasil pengkomunikasian cerita
yang baik merupakan tuturan siswa koheren, lengkap, urut, dan mengusai mimik teks cerita yang diceritakan. Ketika siswa bercerita, tuturan siswa mengembang.
Kembangan yang baik adalah kembangan yang relevan dengan teks yang diceritakan. Berdasarkan konsep itu, kemampuan bercerita yang runtut dapat
diukur melalui indikator selaras, lengkap, urut, kembangan, dan pengusaan mimik.
Kemampuan bercerita yang runtut akan mencerminkan tuturan yang selaras, lengkap, dan urut serta harus memperhatikan suara, lafal, intonasi, gestur,
dan mimik yang tepat sesuai dengan teks cerita. Selain itu, kemampuan mengkomunikasikan kembali isi cerita yang runtut akan mencerminkan
kembangan yang relevan teks cerita. Bercerita yang baik berarti tuturan siswa yang jelas dan mimik yang sesuai dengan teks cerita. Tuturan siswa dikategorikan
urut apabila tuturan siswa mempunyai alur logis, misalnya pembukaan, isi, dan penutup. Dikategorikan urut jika alur tuturan siswa seperti alur pada teks cerita.
Dipilihnya pemodelan bercerita dalam video compact disc pada pembelajaran bercerita karena masih jarang sekali digunakan oleh peneliti-peneliti
lain dan bahkan oleh guru sekalipun. Dengan mendasarkan pada penelitian- penelitian sebelumnya, dan alasan keinginan peneliti untuk memberikan
5 sumbangsih alternatif pemodelan bercerita bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia
di sekolah-sekolah pada umumnya dan di MTs Misbahul Falah Pati pada khususnya, maka penelitian pembelajaran bercerita melalui pemodelan dalam
video compact disc ini peneliti lakukan.
1.2 Identifikasi Masalah