87 tuanya; hasil ini diperoleh dari wawancara dengan siswa. Siswa yang mendapat
skor dengan kategori baik ada 12 siswa. Hal ini disebabkan siswa dalam seminggu hanya 3 kali meluangkan waktu untuk membaca buku, belajar hanya 15 menit,
dan tidak mendapat perhatian dari orang tuanya sehingga pelafalan bunyi bahasanya pada saat bercerita melakukan kesalahan 1-2 kali; hasil ini diperoleh
dari wawancara dengan siswa. Siswa yang mendapat skor dengan kategori cukup ada 15 siswa artinya siswa dalam melafalkan bunyi bahasa melakukan kesalahan
3-4 kali. Hal ini disebabkan siswa dalam seminggu hanya sekali meluangkan waktu untuk membaca buku, belajar hanya 25 menit, dan tidak mendapat
perhatian dari orang tuanya; hasil ini diperoleh dari wawancara dengan siswa. Siswa yang mendapat kategori kurang tidak ada.
4.1.1.1.5 Aspek Kelancaran
Penilaian pada aspek kelancaran dalam pembelajaran bercerita ini difokuskan pada pembicaraan dalam segala hal lancar. Hasil perolehan nilai pada
aspek kelancaran dapat dilihat dari tabel 9 berikut ini. Tabel 9. Perolehan Nilai Aspek Kelancaran pada Prasiklus
No. Kategori
Skor Frekuensi
Bobot Skor
Persen Keterangan
1. Sangat Baik 4
4 16
14,29 Nilai rata-rata = 78 : 28 = 2,78
Kategori baik 2. Baik
3 14
42 50
3. Cukup 2
10 20 35,71
4. Kurang 1
- -
- Jumlah
28 78
100 Data pada tabel 9 menunjukkan bahwa 28 siswa yang diteliti, kompetensi
bercerita pada aspek kelancaran mencapai total nilai 78 dengan rata-rata 2,78 dalam kategori baik artinya siswa dalam menceritakan kembali teks cerita dengan
88 pembicaraan lancar, tetapi sekali masih tampak ragu-ragu. Hal ini disebabkan oleh
siswa grogi atau demam panggung dalam bercerita di depan teman-temannya. Berdasarkan tabel 9 siswa yang memperoleh skor dengan kategori sangat baik ada
4 siswa atau sebesar 14,29, siswa yang memperoleh skor dengan kategori baik sebanyak 14 siswa atau sebesar 50, siswa yang memperoleh skor dengan
kategori cukup sebanyak 10 siswa atau sebesar 35,71, dan siswa yang memperoleh skor dengan kategori kurang tidak ada atau sebesar 0.
4.1.1.1.6 Aspek Ketepatan Intonasi
Penilaian pada aspek ketepatan intonasi dalam pembelajaran bercerita ini difokuskan pada intonasi pencerita sesuai dengan suasana yang terdapat dalam
cerita. Hasil perolehan nilai pada aspek ketepatan intonasi dapat dilihat dari tabel 10 berikut ini.
Tabel 10. Perolehan Nilai Aspek Ketepatan Intonasi pada Prasiklus
No. Kategori
Skor Frekuensi
Bobot Skor
Persen Keterangan
1 Sangat Baik
4 -
- -
Nilai rata-rata = 64 : 28 = 2,28
Kategori cukup 2 Baik
3 11
33 39,29
3 Cukup 2
14 28
50 4 Kurang
1 3
3 10,71
Jumlah 28
64 100
Data pada tabel 10 menunjukkan bahwa 28 siswa yang diteliti, kompetensi
bercerita pada aspek ketepatan intonasi mencapai total nilai 64 dengan rata-rata 2,28 dalam kategori cukup artinya siswa dalam menceritakan kembali teks cerita
dengan intonasi kurang sesuai dengan suasana yang terdapat dalam cerita yang berjudul “Boneka Misterius”. Hal ini disebabkan oleh siswa belum dapat
memahami dan menghanyati teks cerita. Berdasarkan tabel 10 Siswa yang
89 memperoleh skor dengan kategori sangat baik tidak ada atau sebesar 0, siswa
yang memperoleh skor dengan kategori baik sebanyak 11 siswa atau sebesar 39,29, siswa yang memperoleh skor dengan kategori cukup sebanyak 14 siswa
atau sebesar 50, dan siswa yang memperoleh skor dengan kategori kurang sebanyak 3 siswa atau sebesar 10,71.
4.1.1.1.7 Aspek Mimik Muka