162 temannya bercerita di depan kelompok besar, siswa yang lain memperhatikan
dengan seksama dan memberikan tanggapan terhadap penceritaanya.
4.1.3.3 Refleksi Siklus II
Pembelajaran bercerita melalui pemodelan dalam video compact disc yang digunakan peneliti pada siklus II ini sudah dapat diikuti dengan baik oleh siswa.
Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa terlihat lebih siap untuk menerima penjelasan materi dari peneliti serta siswa lebih antusias dan lebih semangat dalam
mengerjakan tugas yang diberikan peneliti. Hal ini dikarenakan siswa sudah dapat memahami materi tentang bercerita dan siswa sudah terbiasa dengan pemodelan
bercerita dalam video compact disc yang digunakan peneliti. Nilai kompetensi bercerita siswa kelas VII-B MTs Misbahul Falah
Batangan Pati pada siklus II telaha mengalami peningkatan dari siklus I. Nilai rata-rata siswa pada siklus II ini mencapai 83,73 dalam kategori baik, yang semula
pada siklus I hanya 70,93 dalam kategori cukup. Artinya, nilai tersebut telah melebihi target ketuntasan yang diharapkan. Target ketuntasan dalam penelitian
ini dengan nilai rata-rata 68. Perilaku siswa pun sudah mengalami perubahan kerah yang positif. Sebagian besar siswa berkonsentrasi dan memperhatikan
dengan baik saat guru memberikan penjelasan dan saat melihat tayangan pemodelan bercerita dalam televisi. Siswa yang semula malas untuk membuat
berlatih menjadi semangat untuk berlatih sehingga saat menceritakan kembali teks cerita yang berjudul “Boneka Misterius” melalui pemodelan dalam video compact
disc di depan kelompok besar mereka lebih percaya diri, tidak malu, dan tidak grogi. Hal ini disebabkan siswa sudah membuat ringkasan dari teks cerita tulis
163 “Boneka Misterius” menjadi teks cerita yang siap dibacakan dan siswa belajar
berulang-ulang teks tersebut sehingga hasilnya memuaskan pada siklus II. Dengan demikian, perbaikan yang dilakukan pada siklus II ini sangat bermanfaat dan
berpengaruh pada siswa. Mereka lebih konsentrasi pada pembelajaran sehingga nilai tes mereka menjadi lebih baik. Berdasarkan hal-hal tersebut, dapat dikatakan
bahwa pembelajaran bercerita melalui pemodelan dalam video compact disc pada siklus II ini telah berhasil meningkatkan keterampilan siswa dalam bercerita,
sehingga tidak perlu dilakukan pelaksanaan siklus berikutnya.
4.2 Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II. Pada tahap siklus I dan siklus II dilakukan dengan
siklus berdaur melalui beberapa tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Peneliti melakukan perbaikan pada siklus I dan siklus II. Siklus I
merupakan perbaikan dari prasiklus, sedangkan siklus II adalah perbaikan dari siklus I. Pada tahap prasiklus dilaksanakan tes bercerita dengan cara menceritakan
kembali penggalan teks cerita yang berjudul “Boneka Misterius” sesuai kemampuan dan pengetahuan siswa dalam bercerita dan belum dilakukan
tindakan dengan pemodelan bercerita dalam video compact disc, sedangkan penelitian pada siklus I dan siklus II dilaksanakan tes bercerita dengan cara
menceritakan kembali teks cerita yang berjudul “Boneka Misterius” dengan menggunakan pemodelan bercerita dalam video compact disc. Data yang
diperoleh pada siklus I dan siklus II, yaitu data tes dan data nontes. Setelah dua siklus tersebut dilakukan, dapat diketahui peningkatan keterampilan bercerita