xli pertama minor, tokoh utamanya orang ketiga ‘dia’, ‘ia’ atau nama orang.
Cerita dengan sudut pandang ini menghadirkan tokoh ‘aku’ atau ‘saya’ hanya sebagai penutur kisah yang menceritakan kehidupan tokoh utama.
External point of view
meliputi gaya diam dan gaya penampilan gagasan dari luar tokohnya. Tokoh utama cerita dengan point of view ini
adalah ‘dia’, ‘ia’, atau seseorang dengan nama tertentu. Di sini pengarang bisa bertindak sebagai yang mahatahu
omniscient point of view,
bisa pula mendudukkan diri di luar cerita
objective point of view.
Pada cerita dengan sudut pandang omniscient, pengarang bertindak sebagai pencipta segalanya. Karya sastra lama umumnya menggunakan
teknik
point of view
ini. Berdasarkan pendapat di atas, sudut pandang adalah teknik yang
dipergunakan pengarang untuk menemukan dan menyampaikan makna karya artistiknya untuk dapat sampai dan berhubungan dengan pembaca.
2. Hakikat Strukturalisme Genetika
a. Pengertian Strukturalisme Genetik
Jamal T. Suryanata 1999: 8 menyatakan bahwa sifat-sifat sastra menuntut orang untuk melihat kenyataan sebagaimana adanya, bukan melihat
apa yang seharusnya terjadi, sehingga sastra yang baik merupakan cermin realitas masyarakat zamannya. Oleh karena itu, muncullah pendekatan sastra
dengan cara pandang yang berbeda yang dikenal dengan pendekatan strukturalisme genetik.
xlii Pendekatan strukturalisme genetik merupakan salah satu bentuk
pendekatan sosiologi sastra yang dicetuskan oleh Lucien Goldmann. Menurutnya, pendekatan ini terdiri dari tiga bagian, yaitu pandangan dunia
pengarang, stuktur teks, dan struktur sosial. Karya sastra dipandang sebagai fakta kemanusiaan sehingga karya sastra tidak dapat dilepaskan dari ciri-ciri
dasar perilaku manusia.
The first basic principle of genetic structuralism is that human facts must be related to the behavior of a subject in order to be
understood. Human facts are the result of human behavior and can be very precisely defined. Man transforms the world arround him in order
to archive a better balance between himself as subject and the world.
Goldmann, 1981: 40 Goldmann,
dengan pendekatan
strukturalisme genetik,
mengembangkan konsep tentang pandangan dunia. Sebagaimana dikatakan Faruk 2003: 43 bahwa teori strukturalisme genetik Goldmann mengukuhkan
adanya hubungan antara sastra dengan masyarakat melalui pandangan dunia atau ideologi yang diekspresikannya.
Atas dasar hal-hal di atas, Goldmann dalam Suwardi Endraswara, 2003: 57 memberikan rumusan penelitian strukturalisme genetik ke dalam
tiga hal, yaitu: 1 penelitian terhadap karya sastra seharusnya dilihat sebagai suatu gagasan; 2 karya sastra yang diteliti mestinya karya sastra yang
bernilai sastra, yaitu karya yang mengandung tegangan
tension
antara keragaman dan kesatuan dalam suatu keseluruhan
a coherent whole
; 3 jika kesatuan telah ditemukan, kemudian dianalisis dalam hubungannya dengan
latar belakang sosial.
b. Struktur Sosial Budaya