cxciv sepanjang masa agar keteladanan terhadap nilai-nilai luhur tersebut dapat
lestari. Kuntowijoyo juga memandang bahwa masa sekarang telah terjadi
kemajuan budaya yang luar biasa. Kemajuan budaya telrihat dari pembangunan dari sector fisik yang sangat berperan mempengaruhi
keberadaan budaya yang ada. Dalam kutipan di bawah ini Kuntowijoyo mengkhawatirkan adanya pergeseran budaya karena pengaruh pesatnya
kemajuan yang tak terbendung efeknya. Maka, kemajuan sarana fisik haru diimbangi denga penanaman nilai-nilai luhur budaya yang tidak luntur meski
zaman semakin berkembang. Hal lain yang diperlihatkan Kuntowijoyo ialah kenyataan pada budaya
yang terkait cara berpikir masyarakat. Masyarakat sekarang sudah mulai menerima wujud keterbukaan pikiran terhadap pola hidup, bahkan mungkin
sampai mengubah kultur yang telah ada. Kutipan berikut ini menunjukkan pergeseran kultur pernikahan dari cara Siti Nurbaya, dijodohkan, menjadi
keleluasaan pihak yang akan menikah. Di samping itu juga pergeseran terhadap pemikiran hidup selalu berkumpul dalam masyarakat terpengaruh
program transmigrasi.
4. Misi Profetik Politik
Politik yang mengarah pada kebersamaan tujuan disatukan dalam perwujudan demokrasi. Kuntowijoyo mengingatkan, kebudayaan bersifat unik
dan partikular. Karena itu, demokrasi kebudayaan harus hati-hati jangan sampai demokrasi menyebabkan hilangnya kepribadian. Dalam demokrasilah
cxcv hak-hak semua masyarakat dapat disampaikan. Berkenaan dengan itu maka
harus dijaga jangan sampai demokrasi berarti anarki, artinya terdapat tindakan untuk menekan dan memaksanakan agar hak individu atau golongan lebih
diakui daripada kepentingan umum. Dalam gerakan politik menuju sistem politik yang rasional itulah kaum
intelektual dapat berperan. Peran yang harus dimainkan intelektual dalam masyarakatnya adalah salah satu isu yang menjadi kepedulian Kuntowijoyo.
Peran intelektual ialah menggerakkan dan menggunakan potensi ilmunya sebagai kritik sosial. Kaum intelektual harus berani melontarkan kritik kepada
masyarakat dan melakukan kontrol terhadap sistem yang sedang berjalan. Pak Mantri Pasar menjadi contoh peran intelektual dalam menyelesaikan masalah
di pasar. Maka loyalitas tertinggi intelektual ialah pada masa depan bangsa,
tidak pada elite kekuasaan, bisnis dan massa budaya,
voting behaviour
. Tindakan Abu Kasan Sapari ketika menolak dijadikan sebagai alat politik
praktis yang tidak mengedepankan kebersamaan dan kejujuran pada kutipan cerita
MPU
merupakan bentuk tindakan intelektualitas yang tepat. Selain itu, menurut Kuntowijoyo politik adalah pengejawantahan moral bukan sekadar
kendaraaan menuju kekuasaan.
5. Misi Profetik Ekonomi
Dalam pandangan Kuntowijoyo, masalah pokok yang dihadapi bangsa Indonesia adalah kemiskinan dan kesenjangan. Kuntowijoyo melontarkan
menurut persepsi intelektual bahwa dalam masyarakat terdapat kemiskinan
cxcvi struktural. Masyarakat miskin bukan karena kemalasan, tetapi karena
dimiskinkan oleh sistem dan struktur yang pincang. Keberadaan pasar tradisional tergeser oleh ego pembangunan yang
mendasarkan capital semata, seperti pembangunan hotel, pabrik, atau pun yang mengatasnamakan penataan geografis. Masyarakat ekonomi sekarang
tidak bisa dibayangkan tanpa ekonomi pasar, demikian juga ekonomi pasar hanya dapat berfungsi dalam sebuah masyarakat pasar. Pasar sebagai sentra
aktivitas perekonomian rakyat, menopang ekonomi bagi masyarakat kecil. Padahal yang terjadi gejala tersebut tidak hanya menggeser eksistensi pasar
tradisional, tetapi juga mengubah tatanan sosial budaya yang telah terbentuk sekian ratus tahun pada masyarakat Jawa.
Kesenjangan antara masyarakat kelas atas dengan masyarakat kelas bawah yang lazim adalah monopoli. Kesenjangan itu terjadi sebagai akibat
dari tidak terkendalinya fasilitas yang diberikan oleh mekanisme ekonomi. Dengan demikian perilaku para kapital atau pemilik modal dapat bertindak
sesuai kepentingannya dengan menguasai perekonomian sedangkan rakyat kecil tidak mendapatkan kesempatan yang sama karena selalu ditekan.
Kuntowijoyo juga memandang bahwa dalam kegiatan ekonomi pelaku utama adalah rakyat kecil. Tanpa mereka, kegiatan perekonomian tidak berjalan dan
dapat mengganggu stabilitas negara.
6. Misi Profetik Pendidikan