Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pendidikan, nilai estetik dan puitik sastra selama ini diyakini mampu memompa dan membangun karakter manusia. Bahkan mendiang Presiden Amerika Serikat John F Kennedy begitu yakin bahwa sastra mampu meluruskan arah kebijakan politik yang bengkok. Sehingga politikus yang mati tertembak ini mengatakan, “Ketika Politik Bengkok, Sastra akan Meluruskannya”. Begitu pentingnya sastra bagi kehidupan sehingga Seno Gumira Ajidarma kemudian mengafirmasi pernyataan John F. Kennedy dengan membuat adagium “Ketika Jurnalisme Dibungkam, maka Sastralah yang akan Berbicara”. Seno Gumira Adjidharma tidak main-main dengan statement -nya, kumpulan Cerpen “Saksi Mata” terbitan Bentang Budaya Yogyakarta adalah “saksinya”. Seluruh cerpen dalam kumpulan ini merupakan “pembocoran” fakta peristiwa kekerasan yang terjadi di Dili, Timor Lorosai saat itu. Teguh Trianton, 2008: 3 Keberadaan karya sastra di tengah-tengah masyarakat adalah hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya. Oleh karena itu, kehadiran karya sastra merupakan bagian dari kehidupan masyarakat. Pengarang sebagai subjek individual mencoba menghasilkan pandangan dunianya world vision kepada subjek kolektifnya. Signifikasi yang dielaborasikan subjek individual terhadap realitas sosial di sekitarnya 1 xvii menunjukkan bahwa sastra berakar pada kultur dan masyarakat tertentu. Keberadaan sastra yang demikian mengukuhkan sastra sebagai dokumentasi sosiobudaya Iswanto, 2001: 61. Latar belakang sejarah, zaman, dan sosial masyarakat memiliki andil yang signifikan terhadap karya sastra baik dalam segi isi maupun bentuk. Keberadaan pengarang dalam lingkungan sosial masyarakat tertentu, ikut mempengaruhi karya yang dibuatnya. Dengan demikian suatu masyarakat tertentu yang ditempati pengarang akan dengan sendirinya mempengaruhi jenis sastra tertentu yang dihasilkan pengarang. Kecenderungan ini didasarkan pada pendapat bahwa tata kemasyarakatan bersifat normatif. Hal ini berarti terdapat paksaan bagi masyarakat mematuhi nilai-nilai yang berada di masyarakat. Hal ini merupakan faktor yang harus ikut diperhatikan dan menentukan terhadap jenis tulisan pengarang, objek karya sastra, pasar karya sastra, maksud penulisan, dan tujuan penulisan. Karya sastra, khususnya novel, menampilkan latar belakang sosial budaya masyarakat. Menurut Herman J. Waluyo 2002: 51 latar belakang yang ditampilkan meliputi: tata cara kehidupan, adat-istiadat, kebiasaan, sikap, upacara adat dan agama, konvensi-konvensi lokal, sopan santun, hubungan kekerabatan dalam masyarakat, dalam cara berpikir, cara memandang sesuatu, dan sebagainya. Latar belakang sosial budaya tersebut menjadi deskripsi permasalahan yang diangkat dalam cerita novel. Karya sastra selalu berkaitan dengan masyarakat dan sejarah yang melingkupi penciptanya. Jamal T. Suryanata 1999: 8 menyatakan bahwa sifat- xviii sifat sastra menuntut orang untuk melihat kenyataan sebagaimana adanya, bukan melihat apa yang seharusnya terjadi, sehingga sastra yang baik merupakan cermin realitas masyarakat zamannya. Oleh karena itu, muncullah pendekatan sastra dengan cara pandang yang berbeda yaitu strukturalisme genetik. Goldmann dalam Suwardi Endraswara, 2003: 57 memberikan rumusan penelitian strukturalisme genetik ke dalam tiga hal, yaitu: 1 penelitian terhadap karya sastra yang dilihat sebagai suatu gagasan; 2 karya sastra yang diteliti mengandung tegangan tension antara keragaman dan kesatuan dalam suatu keseluruhan a coherent whole ; 3 jika kesatuan telah ditemukan, kemudian dianalisis dalam hubungannya dengan latar belakang sosial. Karya sastra yang dipilih sebagai objek kajian dengan pendekatan strukturalisme genetik adalah novel Pasar, Mantra Pejinak Ular, dan Wasripin dan Satinah karya Kuntowijoyo dengan alasan: 1 Kuntowijoyo seorang sastrawan besar pencetus sastra profetik, 2 novel-novel tersebut merupakan cermin realitas masyarakat; dan 3 kajian strukturalisme genetik dan nilai pendidikan terhadap ketiga karya sastra tersebut belum pernah dilakukan Judul yang diambil dalam penelitian ini adalah “Pandangan Profetik Kuntowijoyo dalam Novel Pasar, Mantra Pejinak Ular, dan Wasripin dan Satinah Kajian Strukturalisme Genetik dan Nilai Pendidikan”.

B. Rumusan Masalah