lxiii Dengan adanya tema yang dimunculkan di dalamnya, dapat diketahui
apakah nilai-nilai yang ada di dalam novel tersebut dapat digunakan sebagai landasan pendidikan atau tidak.
Nilai yang dimaksud adalah sebuah ukuran tentang bagaimana sebuah novel dapat memberikan solusi dalam memecahkan masalah-
masalah sosial yang ada di dalam masyarakat. Apabila nilai yang terkandung sudah banyak memunculkan hal positif untuk masyarakat, maka dapat kita
ambil nilai didik di dalamya. Ukuran yang digunakan selanjutnya adalah sebuah amanat yang ada di
dalam novel-novel tersebut. Dengan amanat yang terkandung di dalamnya, berbagai pola pikir, sikap, dan akhlakperilaku yang menyimpang di
masyarakat dapat diluruskan. Sastra dikenal dapat menjadi obat mujarab untuk menyembuhkan
berbagai penyakit dalam masyarakat. Dengan membaca sastra, diharapkan masyarakat menjadi lebih bermoral dan beradab karena sastra banyak
mengajarkan nilai positif.
Dulce nt utile,
indah dan banyak pesan yang terkandung di dalam sebuah sastra. Sama halnya dengan novel yang
merupakan bagian dari sastra, novel-novel Kuntowijoyo tentu mengandung nilai pendidikan yang penting bagi masyarakat.
B. Penelitian Lain yang Relevan
Dalam rangka mencapai langkah penyusunan kerangka teoretis peneliti juga melakukan pengkajian terhadap penelitian yang relevan. Hal ini dilakukan
lxiv untuk menghindari adanya duplikasi yang sia-sia dan memberikan perspektif yang
jelas mengenai hakikat dan kegunaan penelitian dalam perkembangan secara keseluruhan. Di samping itu, juga dikemukakan bahwa salah satu kesimpulan
penelitian yang telah dilakukan atau sintesis dari beberapa penelitian yang dipublikasikan dapat dijadikan titik tolak dari penelitian ini dalam mencoba
melakukan pengulangan, revisi, modifikasi, dan sebagainya. Penelitian yang dilakukan oleh Nugraheni Eko Wardani dengan judul
Makna Totalitas Novel Para Priyayi dan Novel Jalan Menikung Karya Umar Kayam dengan Pendekatan Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann
dan telah diterbitkan oleh LPP UNS bekerjasama dengan UNS Press 2009. Nugraheni Eko
Wardani dalam penelitian tersebut menyimpulkan bahwa makna totalitas dalam novel tersebut merupakan kritik Umar Kayam sebagai priyayi cendekiawan
terhadap budaya priyayi yang tidak sesuai dengan esensi makna priyayi yang luhur. Pandangan dunia Umar Kayam berkaitan dengan kelompok sosialnya
sebagai priyayi cendekiawan yang mempertahankan fungsi integritas cendekiawan untuk menyuarakan kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan.
Pandangan dunia Umar Kayam adalah humanisme sosial. Struktur teks berpusat pada tokoh hero yang mengalami degradasi nilai dunia priyayi untuk
menemukan nilai otentik berupa makna luhur priyayi dalam kondisi sosial yang memburuk. Nilai otentik ini berkaitan dengan pandangan dunia humanisme sosial
Umar Kayam. Struktur sosial berkaitan dengan struktur sosial masyarakat Jawa. Prinsip-prinsip sosial dalam kehidupan masyarakat Jawa pada dasarnya bernilai
universal.
lxv Pandangan dunia humanisme sosial sesungguhnya dapat diaplikasikan
dalam pembelajaran hidup dan kehidupan sosial masyarakat Jawa priyayi. Namun, banyak nilai-nilai luhur priyayi telah menyimpang karena banyak kaum priyayi
lebih mengutamakan status sosial, gaya hidup, dan nilai-nilai yang bersifat materi. Selain itu, juga disimpulkan bahwa pendekatan strukturalisme genetik merupakan
pendekatan yang memadai untuk meneliti karya sastra Indonesia. Pendekatan strukturalisme genetik juga memperbaharui kritik sastra Abrams, pendekatan
strukturalisme, dan pendekatan sosiologi sastra positivisme. Penelitian lainnya adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Wemmy
Al-Fadhli 2005: 1-4 dengan judul “Analisis Strukturalisme Genetik-Semiotik Faruk terhadap Roman
Siti Nurbaya” .
Wemmy Al-Fadhli dalam penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
dengan metode dialektik dan landasan teoritik semiotik plus strukturalisme genetik terhadap “Siti Nurbaya” dapat mengungkap
faktor-faktor semiotik maupun referensi sosio-kultural teks yang mendukung roman tersebut.
Novel tersebut memiliki struktur teks yang lengkap dan stuktur sosial yang berisi kritik terhadap budaya Minangkabau. Dalam budaya Minangkabau terdapat
semacam konsepsi pandangan hidup sekaligus tatanan sosio kemasyarakatan yang paradoksial di satu sisi, sekaligus juga ada harmonisasi.
Wemmy Al-Fadhli mengungkapkan bahwa ketepatan mengekspresikan pandangan dunia masyarakatnya merupakan salah satu faktor yang menentukan
kebesaran dan popularitas roman tersebut. Sementara kunci keberhasilan karya itu sendiri terdapat pada kajian semiotik yang berhasil mengungkapkan konsep
lxvi disharmoni maupun harmonisasi dan kajian sosio-kulturtal yang memperlihatkan
sikap demitifikasi karya terhadap nilai-nilai yang berlaku sebelumnya. Relevansi penelitian ini dengan kedua penelitian tersebut adalah mengenai
metode yang digunakan yaitu strukturalisme genetik, terutama pada penelitian yang dilakukan Nugraheni Eko Wardani. Metode dan teknik analisis yang
dilakukan menjadi panduan dalam penelitian ini karena ada kesamaan objek kajian yaitu novel.
Perbedaan dengan penelitian Nugraheni Eko Wardani dan Wemmy Al- Fadhli terletak pada objek kajian yakni novel-novel Kuntowijoyo yang berlatar
belakang sejarawan dan aktivis Muhammadiyah. Selain itu dalam penelitian ini terdapat tambahan analisis nilai pendidikan dalam novel.
Kajian strukturalisme genetik ini telah dipakai untuk mengkaji hubungan antara masyarakat dengan novel. Tremanie 1978: 34-35 mengaitkan relevansi
novel dan masyarakat dalam novel
Sunday Anoize
yang berlatar budaya Afrika:
An initial attempt, however, to provided the much needed theoretical and methodological integration of text and context has been
undertaken by Sunday Anozie. Anoize describe his own critical perspective as a genetic-structuralism sociology of literature. While he is
obviously not the first to suggest the relevance of a sociological orientation to African literature, he is the first to attempt to lend serious
methodological substance to such an orientation.
Novel dapat digunakan sebagai sarana untuk membentuk karakter. Pembentukan karakter ini disebabkan adanya nilai-nilai didik dalam novel. Hal ini
selaras dengan apa yang disampaikan oleh Stamm dalam
Journal of College Character
Volume X, NO. 7, November 2009:
The possibilities of using this novel in courses on student development to make the understanding of identity development become
more alive than through the more usual scholarly analyses. Given the
lxvii
emerging understanding of today’s millennium generation of college students, are particularly appropriate. Pop culture has played an
educative role in the lives of the Millennial Generation. In thinking about novels as ethnographies of the college experience, both that of faculty as
well as students, the possibilities are even more extensive, as exemplified by the previous illustrations. Comparison of academic novels from
different time periods, for example, might serve to amplify other studies of the history and foundations of higher education. Stamm, 2009: 2
Diharapkan novel mampu memberikan pencerahan dan penyadaran kepada
pelajar agar mereka dapat hidup bermasyarakat dengan baik, saling menyadari perbedaan, dan lebih toleran. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Orr dalam
Journal of European Studies
. Volume, 9 No. 36 bahwa tujuan novel adalah penyadaran terhadap realitas.
Intended as an original contribution to the sociology of the novel. It is polemical and a response to a vacuum in literary theory and finally it
is concerned with the destiny of the modern novel itself. This destiny would appear to the needful resuscitation of tragic realism after its demise
with or around, Orwell. Orr, 1977: 304-305
Nilai pendidikan dalam karya sastra penting untuk membangun
masyarakat yang berkarakter kuat. Nilai pendidikan yang tergambar dalam interksi antar tokoh dan kebiasaan-kebiasaan tokoh dalam novel sesuai dengan
konsep pendidikan kontekstual John Dewey. Hal ini senada dengan kajian Carver and Richard P. Enfield
2006: 66 dalam
Journal education and culture, Vol 22
berikut ini:
Offering an introduction to both John Dewey’s philosophy of education and the 4-H Youth Development Program, this paper draws
clear connections between these two topics. Concepts explored include Dewey’s principles of continuity and interaction, and contagion with
respect to learning. Roles of educational leaders including teachers are investigated in the context of a discussion about the structuring of
opportunities for students to develop habits of meaningful and life-long learning. Specific examples are described in depth to demonstrate, from a
Deweyan perspective, the educational process and value of 4-H
lxviii
participation. Brief comments are made about the place of 4-H in the U.S. system of public education.
Selain itu, pendidikan yang disampaikan melalui cerita dalam hal ini novel dapat menjaga dan memelihara suatu nilai pendidikan budaya seperti tidak
mengagungkan dirinya di atas orang lain. Hal ini dapat dilihat pada pemaparan Black 1999: 35 dalam
Journal Of Culture Education, Volume 75
berikut ini:
Teaching Through Nature The ancient Polynesians lived close to nature; nature was the measure of, as well as the predominant influence in,
their lives. Consequently, many of the legends and fables of Polynesia are concerned with natures creatures and phenomena. Some nature stories
were created to preserve and transmit a cultural value, such as not exalting oneself above ones peers.
C. Kerangka Berpikir