Jenis-jenis Novel Hakikat Novel

xxiii hubungan yang melibatkan banyak atau sedikit karakter, dan berbagai peristiwa ruwet yang terjadi beberapa tahun silam secara lebih mendetail. Itulah yang membedakan novel dengan dengan cerpen. Yang lebih menarik lagi dari novel adalah kemampuannya menciptakan satu semesta yang lengkap sekaligus rumit. Sebagai karya yang kompleks, novel memiliki karakteristik yang menjadi ciri novel tersebut. Herman J. Waluyo 2002: 37 mengungkapkan bahwa di dalam novel terdapat perubahan nasib dari tokoh cerita, ada beberapa episode dalam kehidupan tokoh utamanya, dan biasanya tokoh utama tidak sampai mati. Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa novel adalah karya sastra yang kompleks dan memiliki unsur pembangun berupa unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

b. Jenis-jenis Novel

Novel dapat dibedakan dengan melihat karakteristik jenisnya. Herman J. Waluyo 2002: 38-39 membedakan jenis novel menjadi dua, yaitu novel serius dan novel pop. Novel serius adalah novel yang dipandang bernilai sastra tinggi, sedangkan novel pop adalah novel yang nilai sastranya diragukan rendah karena tidak ada unsur kreativitasnya. Sesuai dengan teori Lukacs, Goldmann dalam Faruk, 2003: 31 membagi novel menjadi tiga jenis, yaitu novel idealisme abstrak, novel psikologi, dan novel pendidikan. Novel jenis pertama menampilkan sang hero yang penuh optimisme dalam petualangan tanpa menyadari kompleksitas xxiv dunia. Dalam novel jenis kedua sang hero cenderung pasif karena keluasan kesadarannya tidak tertampung oleh dunia fantasi. Sedangkan dalam novel jenis ketiga sang hero telah melepaskan pencariannya akan nilai-nilai yang otentik. Di pihak lain Goldmann dalam Nyoman Kutha Ratna, 2003: 126, yang memandang karya sastra dalam kapasitas sebagai manifestasi aktivitas kultural, mengungkapkan bahwa novellah karya sastra yang berhasil merekonstruksi struktur mental dan kesadaran sosial secara memadai, yaitu dengan cara menyajikannya melalui tokoh-tokoh dan peristiwa. Penggunaan tokoh-tokoh imajiner juga merupakan salah satu keunggulan novel dalam usaha untuk merekonstruksi dan memahami gejala sosial, perilaku impersonal, termasuk peristiwa-peristiwa historis Nyoman Kutha Ratna, 2003: 127. Kita harus membedah struktur yang dimiliki suatu karya sastra untuk memahaminya, khususnya novel. A. Teeuw dalam Herman J. Waluyo, 2002: 59-60 menyebutkan bahwa sebuah sistem sastra memiliki tiga aspek: pertama eksterne strukturrelation , yaitu struktur yang terikat oleh sistem bahasa pengarang terikat oleh bahasa yang dipakainya; kedua interne strukturrelation , yaitu struktur dalam bagian-bagiannya saling menentukan dan saling berkaitan; dan ketiga model dunia sekunder, yaitu model dunia yang dibangun oleh pengarang, dunia fantasi atau dunia imajinasi. Berdasarkan uraian A. Teeuw tersebut, Herman J. Waluyo 2002: 60 memberikan pandangan pada karya sastra terdapat adanya faktor ekstinsik, faktor intrinsik, dan dunia pengarang. Dunia pengarang dapat dimasukkan xxv juga dalam faktor ekstrinsik, yaitu di luar faktor objektif karya sastra itu sendiri. Meskipun tidak menjadi bagian di dalam novel, unsur ekstrinsik cukup berpengaruh terhadap totalitas bangunan cerita yang dihasilkan. Oleh karena itu, sebenarnya banyak faktor yang menjadi unsur ekstrinsik novel. Wellek dan Warren 1990: 75-130 menyebutkan adanya empat faktor ekstrinsik yang saling berkaitan dengan makna karya sastra, yaitu biografi pengarang, psikologis, sosial budaya masyarakat dan filosofis. Untuk memahami sebuah novel, harus dilakukan pembedahan struktur yang dimiliki. Kenney 1966: 6-7 berpendapat, “ To analyze a literary work is to identify the sparate parts that make it up this correspondsroughly to the notion of tearing it to pieces, to determine the relationships among the parts, and to discover the relation of the parts, to the whole. The end of the analysis is always the understanding of the literary work as a unified and complex whole” . Berpijak dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa novel dibagi menjadi tiga jenis, yaitu novel idealisme abstrak, novel psikologi, dan novel pendidikan.

c. Unsur-unsur Novel