Komodifikasi Sampah Oleh Pelapak Komodifikasi Sampah oleh Bandar

92

b. Komodifikasi Sampah Oleh Pelapak

Lingkup pekerjaan lapak meliputi penerimaan barang bekas dari pemulung, penilaian dan penaksiran harga hasil pulungan, penimbangan, pembayaran, penimbunan, pemisahan, pencucian, pengepakan dan pengiriman ke lapak yang lebih besar atau bandar pemasok.Seorang lapak biasanya dibantu oleh beberapa pegawai yang dibayar harian untuk membantu pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas. Proses komodifikasi yang dilakukan oleh pelapak hampir sama dengan pemulung namun pelapak tidak mencari langsung sampah baik di TPA, TPS maupun jalan. Pelapak memiliki cara tersendiri untuk mengkomodifikasi sampah dengan modal yang mereka miliki. Proses awal pelapak membeli sampah dari pemulung, oleh pelapak tidak langsung di jual kepada bandar namun pelapak melakukan proses pemilahan ulang berdasarkan jenis sampah, kemudian sampah di cuci hingga bersih dan melakukan pengepakanpengemasan sampah yang sudah bersih sesuai jenis. Kemudian pelapak akan menyetor sampah tersebut kepada bandar dengan harga sampai 3x lipat harga pembelian dari pemulung. Hal tersebut di ungkapkan oleh salah satu informan pelapak : “ iya nanti saya membeli sampah sampai 1 truk ada yang dari pemulung ada yang dari pelapak lain, nah nanti saya pilihin satu-satu sesuai jenis misal sampah PE ya dengan PE, nanti di cuci terus dikemas dijual setiap 2 hari sekali. Setiap pembelian bisa sampai dapat 1juta kadang ya lebih nanti buat kulakan sampah lagi…” WB.SRINH05112016 Komodifikasi yang dilakukan oleh pelapak memang tidak mengubah menjadi bentuk tertentu namun pelapak mampu menaikan nilai tukar sampah yang sebelumnya dapat dibeli dengan harga murah kemudian bisa menjual dengan keuntungan berlipat ganda.

c. Komodifikasi Sampah oleh Bandar

Bandar hanya mau menerima jenis sampah tertentu saja yang umumnya dikirim oleh pelapak besar yang menjual sampahnya secara berkala dan dalam jumlah besar.Bandar daur- ulang memang lebih senang bertransaksi dengan pelapak besar.Alasannya, pelapak besar bisa lebih menjamin kepastian pasokan bahan dalam volume besar dan kualitas yang baik.Bandar mampu melakukan pemrosesan awal sesuai spesifikasi yang diinginkan pabrikan.Misalnya, memproses sampah plastik sampai biji plastik. Tingginya kebutuhan pabrik-pabrik tersebut mendorong para bandar untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Selain lebih mengembangkan jaringan pengumpulannya, peralatan yang digunakannya juga semakin canggih.Mekanisasi dilakukan 93 untuk alat-alat pemilahan, pembersihan, pembuatan bibit daur-ulang, sampai pengamasannya.Sampah yang dikumpulkan juga semakin beragam. Proses daur-ulang suatu material pada prinsipnya sangat sederhana. Setelah dicacah dan dilelehkan, materi tersebut dicetak menjadi bibit-bibit materi siap-pakai.Bibit itu disebut pellet untuk materi plastik, atau bubur pulp untuk materi kertas, dan ingot untuk materi alumunium. Untuk mencapai spesifikasi yang diinginkan, zat pewarna ataupun bahan kimia lain dapat saja ditambahkan saat pencetakan bibit-bibit tersebut. Bibit-bibit itu kemudian diproses oleh pabrikan untuk dijadikan produk yang diinginkan.Semakin sering didaur-ulang, kualitas materi memang dapat menurun. Namun demikian, saat ini sudah ditemukan beberapa cara untuk menambah kekuatan produk daur-ulang. Dari penjelasan diatas merupakan proses kerja dari bandar selain menerima pasokan sampah dari pelapak, bandar juga melakukan produksi sampah menjadi biji plastik. Dalam keseluruhan proses komodifikasi aktor inilah yang berperan penting dalam mengubah sampah menjadi upah. Hal tersebut dikarenakan bandar mampu mengubah sampah menjadi biji plastik bahkan barang tertentu yang bernilai jual tinggi.Seperti halnya yang diungkapkan oleh salah satu bandar sampah yaitu : “…saya sudah menjalani bisnis ini 1 tahun dengan mendirikan 2 pabrik. Dalam usaha ini bagaimana caranya agar sampah itu mampu di ubah menjadi biji plastik.Saya memilih melakukan bisnis daur ulang sampah menjadi biji plastic karena permintaan biji plastik di banyak pabrik sangat banyak.Kalau untuk mengolah menjadi kantong plastic permintaan kurang. Tapi kalau untuk mengolah biji plastik banyak permintaan dari berbagai pabrik yang membutuhkan b ahan untuk pembuatan barang tertentu yang berbahan plastik…” WP.TNT03012017. Hal demikian yang membuat proses komodifikasi terjadi pada proses bagaimana bandar mengolah sampah menjadi barang jadi. Karena sebelumnya dua aktor lain yaitu pemulung dan pelapak hanya mampu menaikkan nilai tukar dari sampah yang sebelumnya tidak memiliki nilai tukar sama sekali menjadi hal yang memiliki nilai tukar yang tinggi. Konkretnya, proses komodifikasi sebagaimana dilakukan para pemulung, pelapak dan bandar itu tidak hanya berarti perbaikan atas nilai guna dan nilai tukar ekonomis, tetapi sekaligus berarti perbaikan atas nilai tanda sign value yang melekat dalam sampah. Komodifikasi atas nilai tanda inilah yang kemudian akan meningkatkan nilai tukar tanda sign exchange value sampah sehingga berdasarkan prinsip perbedaan difference menjadi layak untuk diperbandingkan dengan nilai lainnya. Hal penting lainnya adalah bahwa terkait dengan komodifikasi nilai tanda lewat proses daur ulang menggarisbawahi kenyataan bahwa sampah yang ada merupakan representasi dari 94 sejumlah identitas, seperti: harga, kualitas dan fungsi. Keberadaan unsur-unsur tanda atau identitas ini memiliki peran signifikan, sebab karena kedua hal inilah yang kemudian menjadikan sampah daur ulang berbeda dari sampah lainnya.Karena unsur-unsur tanda atau identitas semacam inilah yang membedakan sampah daur ulang dari sampah di TPATPS pada umumnya.Pemulihan atas riwayat atau asal-usul, kualitas, fungsi, harga dalam sampah inilah yang menjadi fokus atau sasaran utama komodifikasi.Komodifikasi terhadap unsur- unsur tanda atau identitas dalam sampah sebagaimana dilakukan oleh para pemulung, pelapak dan bandar pada gilirannya tidak saja memungkinkan utuhnya identitas, tetapi sekaligus menjamin meningkatkan proses produksi nilai guna use value .

D. Penyebab pekerja sektor Informal Melakukan Komodifikasi sampah di Mojosongo