122
Oleh  karena  itu  maka  diperlukan  adanya  kejujuran  dalam  profesi  sebagai  pemulung, agar  akses  mereka  mudah  dalam  mencari  sampah  selain  itu  supaya
stigma
buruk  dalam masyarakat hilang. Dengan demikian akan membuat pekerja sektor informal ini menjadi lebih
percaya diri dengan profesinya sebagai pemulung Data Penelitian, 2016.
b. Kejujuran Kunci Usaha Pelapak dan bandar
Kejujuran  harus  dimiliki  oleh  pelapak    dan  bandar  yang  merupakan  salah  satu  aktor dalam  usaha  daur  ulang  sampah.Terutama  dalam  hal  pemberian  harga  kepada  pemulung,
pelapak harus jujur dalam hal timbangan, dan harga barang yang diberikan.Karena keputusan pemberian  harga  dilakukan  oleh  pelapak.  Seperti  yang  diungkapkan  oleh  pemulung  atas
penilaian pelapak : “… kalau say
a memilih pelapak ya yang jujur mbak yang kasih harga barang sesuai dengan  timbangan,  yang  memberi  harga  tidak  rendah  biar  pendapatan  dari
mulung itu tidak terlalu rendah…” WB.SLT28102016.
Sama halnya yang diungkapkan oleh pelapak atas penilaian bandar : “…  bandar  yang  saya  cari  adalah  bandar  yang  jujur  dalam  segala  hal  misalkan
timbangan, pemberian upah dan professional dalam hal penetapan ketentuan dan harga mbak jadi sama-
sama enak tidak ada yangdirugikan...” Pertimbangan itulah yang menjadikan pelapak dan bandar harus menerapkan sikap kejujuran
demi keberlangsungan usaha yang mereka jalani.
6. Strategi Usaha melalui Sistem Jemput Bola
Dalam  strategi  ini  biasanya  dilakukan  oleh  pelapak  terhadap  pemulung.  Pelapak mengembangkan  usaha  daur  ulang  sampah  dengan  cara  yang  bermacam-macam.  Salah
satunya  dengan  cara  jemput  bola  atau  mendatangi  pemulung  untuk  diambil  barang  bekas yang  telah  dikumpulkan.  Ada  beberapa  pelapak  kecil  yang  mengumpulkan  sampah
perolehannya di rumah, setelah beberapa hari terkumpul banyak baru disetor kepada pelapak besar.
Pak  Kris  selaku  pelapak  kecil  awalnya  berkeliling  membeli  sampah  layak  jual,  di wilayah  Mojosongo  dan  Jebres.  Setiap  hari  berkeliling,  maksimal  modal  yang  dikeluarkan
untuk  membeli  barang  bekas  sebesar  500.000,-.  Biasanya  Pak  Kris  berkeliling  membeli sampah layak jual dari toko, warga dan pemulung dengan menggunakan  mobil
pick  up
dan timbangan.
Setelah  bertahun-tahun  berkeliling  membeli  barang  bekas,  Pak  Kris  memiliki langganan  warga  di  desa-desa  yang  setiap  hari  didatanginya.Sekarang  tidak  perlu  bersusah
payah  seperti  saat  pertama  kali  ngrosok,  seiring  dengan  meningkatnya  teknologi  mampu
123
membuat  pekerjaan  Pak  Kris  terbantu.  Warga  yang  menjadi  langganannya  akan  SMS  jika sampah  layak  jual  mereka  terkumpul,  hari  itu  juga  Pak  KR  akan  mengambil  barang  di
tempat-tempat langganannya. Seperti yang di ungkapkan oleh Pak KR : “…dulu saya itu keliling kalau
mencari sampah atau rosokan dari satu desa ke desa lain  setiap  hari,  namun  karena  sudah  tua  dan  sudah  punya  langganan  akhirnya
saya sewa  lapak disini. Jadi  udah  gak  perlu  keliling  nanti  ada  yang  kesini  kalau tidak  saya  yang  menghampiri  para  penjual  sampah  biasanya  SMS  dulu  kalau
sudah  ada  barang  yang  terkumpul,  jadi  gak  usah  bolak-
balik  mbak…” WP.KR19112016.
Setelah terkumpul, Pak KR mengantarkan sampah  yang sudah dipilah kepada pelapak besar  dengan  mobil  sewaan.Strategi  jemput  bola  disambut  baik  oleh  pelapak.Mereka  tidak
perlu mengeluarkan banyak uang untuk transportasi keliling mencari sampah.Strategi tersebut menguntungkan kedua belah pihak, penjual barang bekas dan  pelapak. Strategi  jemput  bola
menjadi  daya  tarik  bagi  tempat  pelapak  yang  menggunakan  cara  tersebut,  termasuk  tempat pengepulan milik Pak KR.
7. Strategi Usaha melalui Pemberian Layanan Bagi Pekerja