104
dengan  yang lain sehingga hubungan antara sesama pemulung terjalin harmonis  baik  dalam aktivitas kerja maupun aktivitas sehari-hari.
b. Hubungan Pemulung dan Pelapak
Hubungan pemulung dan pelapak seperti sebuah hubungan mutualisme dimana diantara kedua  belah  pihak  saling  di  untugkan  satu  sama  lain.  Pemulung  disini  memiliki  tingkatan
yang  lebih  rendah  di  banding  pelapak.Namun  diantara  keduanya  tetap  saling  berhubungan setiap hari untuk menjalin kerjasama kerja. Seperti halnya yang dikatakan oleh pelapak :
“… Setiap hari saya ke TPA pukul 14.00
-  16.00  saya  disana  bertemu  dengan  para pemulung  untuk  membeli  sampah  yang  sudah  dicari  nanti  saya  timbang  dan
langsung saya
beri uang
sesuai dengan
timbangannya
mbak…”WB.SRINH05112016. Pemulung  dan  pelapak  setiap  hari  bertemu  untuk  jual  beli  sampah.Jual  beli  sampah  tidak
dilakukan  dengan  sembarang  pemulung  maupun  sembarang  pelapak.Maksudnya  adalah masing-masing  pelapak  sudah  memiliki  sejumlah  pemulung  langganan.Setiap  pemulung
memiliki  satu  pelapak  langganan.Peraturan  tersebut  tidak  ada  yang  membuat  namun peraturan  itu  sudah  melekat  pada  pemulung  dan  pelapak  dalam  menjalankan  usaha
mereka.Sehingga  tingkat  interdependensi  yang  terjalin  antara  pelapak  dan  pemulung  sangat tinggi dilihat dari sistem langganan yang mereka sepakati bersama. Seperti yang diungkapkan
oleh salah satu pemulung: “…kalau  udah  punya  satu  pelapak  yaudah  sampah  besok  dan  kapanpun  ya  itu
terus  mbak,  gak  pernah  ganti-ganti.Gimana  ya  mbak  sudah  seringnya  gitu.  Jadi gak mungkin saya mau dibeli dengan pelapak lain selain langganan saya. Soalnya
kan sudah kenal jadi gak enak kalau seenaknya pindah-pindah. Pemulung itu kan kadang sepi kadang rame. Kalau saya pindah-pindah saya juga gak bisa minjam
uang ke
pelapak kalau pas sepi…” WB.KRN25102016. Kebiasaan menjadikan sistem langganan memang harus dilakukan oleh para pemulung
dan  pelapak  dalam  menjalankan  usaha  mereka.  Selain  itu  dengan  adanya  sistem  ini  mereka bisa  saling  merasa  di  untungkan  karena  pelapak  tidak  harus  susah  payah  mencari  siapa
pemulung yang akan menjual barang dagangannya dan selain itu pemulung juga lebih mudah untuk mendapatkan pinjaman uang dari pelapak karena sistem kepercayaan antara keduanya.
Sehingga  relasi  yang  terbentuk  antara  sesama  pemulung  terjalin  secara  ajeg  dengan  tingkat interdependensi yang tinggi diantara keduanya dalam menjalankan usaha daur ulang sampah.
c. Hubungan Pelapak dan Pelapak
Berbeda dengan hubungan  yang dijalin antara pemulung dengan  pemulung, hubungan
105
pelapak  dengan  pelapak  ini  didasari  oleh  tingkatan  yang  berbeda  yakni  pelapak  besar  dan kecil.Kedua  tingkatan  ini  yang  membuat  diantara  mereka  menjalin  relasi  dan  memiliki
tingkat interdependensi yang tinggi antar sesama pelapak. Dalam  hubungan  kerja  pelapak  kecil  akan  menyetorkan  barang  kepada  pelapak  besar.
Dikatakan  besar  dan  kecil  didasarkan  atas  kepemilikan  modal  yang  dimiliki  oleh pelapak.Keterikatan  pelapak  kecil  terhadap  pelapak  besar  dikarenakan  oleh  hambatan  yang
dimiliki oleh pelapak kecil dalam menyetor langsung barang dagangan kepada bandar.Syarat yang  biasanya  menghambat  pelapak  kecil  adalah  jumlah  pasokan  barang  yang  tidak
memenuhi  syarat  berat  yang  ditentukan.Hal  tersebut  membuat  pelapak  kecil  harus menyetorkan barang dagangan kepada pelapak besar setiap saat.
“…kalau saya itu biasanya setor ke pelapak mbak, tidak langsung ke bandar jadi ke
pelapak  yang  di  atas  saya.  Kalau  ke  bandar  itu  sekali  kirim  harus  1  truk  besar padahal  kalau  harus  mencapai  itu  butuh  modal  banyak.  Jadi  sedikit-sedikit
asalkan
modal berputar gak sampai rugi…” WB.SMH 10112016. Hambatan  dalam  hal  modal  membuat  sesama  pelapak  ini  melakukan  kerjasama  kerja
setiap  harinya.  Pelapak  besar  perannya  terhadap  pelapak  kecil  sama  halnya  dengan  peran bandar kepada pelapak karena disini pelapak besar juga memberikan layanan khusus kepada
pelapak kecil misalkan THR dan parsel. Hubungan diantara keduanya biasanya terjalin secara berkelanjutan dan langganan asalkan dua-duanya merasa saling di untungkan.Berbeda dengan
pemulung  yang  harus  satu  pelapak  dalam  menjual  hasil  sampah.Kalau  pelapak  kecil  bisa memiliki  beberapa  pelapak  besar  bisa  mencapai  3  kerjasama  antar  pelapak.  Hal  tersebut
selain disesuaikan dengan kesesuaian harga  yang diberikan pelapak besar selain itu pelapak besar  biasanya  memiliki  spesifik  sampah  yang  berbeda  antara  satu  dengan  yang  lain.  Ada
yang  khusus  pelapak  sampah  raffia,  ada  yang  khusus  sampah  botol.Sehingga  membuat pelapak kecil memiliki banyak langganan pelapak besar.
Hal demikian yang membuat antar sesama pelapak menjalin kerjasama secara ajeg dan berkelanjutan. Selain untuk mencari untung jalinan kerjasama ini memang sangat dibutuhkan
karena  sektor  ini  tidak  akan  berjalan  tanpa  adanya  kerjasama  antar  jaringan  para  pekerja. Selain  relasi  yang  terjalin  didalamnya  tingkat  interdependensi  dalam  sektor  ini  memang
sangat kuat dan mempengaruhi berlangsungnya usaha daur ulang sampah.
d. Hubungan Pelapak dan Bandar