127
Dapat  dilihat  dari  bagan  diatas  ada  4  pola  terjadinya  transformasi  oleh  para  pekerja  sektor informal  yang  terus  bergerak  kea  rah  perubahan  baik  naik  maupun  turun  sesuai  dengan
keadaan masyarakat Mojosongo. Adapun pola transformasi yang terbentuk adalah :
a. Pola Transformasi  Sosial Pengangguran Menjadi Pemulung
Didasari  oleh  kurangnya  lapangan  pekerjaan  yang  mampu  menampung  para  pengangguran kota  Surakarta  membuat  mereka  berbondong-bondong  memilih  pekerjaan  sektor  informal
sebagai  alternatif.  Hampir  dari  mereka  mengakui  memilih  menjadi  pemulung  karena  tanpa modal  mereka  akan  bisa  mendapatkan  uang  setiap  harinya.  Seperti  yang  diungkapkan  oleh
salah satu informan yakni: “…awalnya saya
nganggur  gak  tahu  mau  kerja  apa  karena  disini  banyak  sampah akhirnya  saya  milih  kerja  ambil  sampah,  gak  pakai  modal  yang  penting  tahan
panas tahan bau…” WB.KRN05122016 Tanpa  modal  dan  keahlian  khusus  membuat  para  pengangguran  memilih  menjadi
pemulung  dibanding  pekerjaan  lain  yang  dianggap  lebih  sulit.  Hal  inilah  yang  mendorong pengangguran  untuk  giat  dalam  mencari  peruntungan  di  wilayah  Mojosongo  dengan
berprofesi sebagai pemulung.
b. Pola Transformasi Sosial dari Pemulung ke Pelapak
Pola  transformasi  yang  terjadi  dari  pelapak  memerlukan  waktu  yang  sangat  lama  hal  tersebut didasari  karena  menjadi  pelapak  dibutuhkan  modal  dan  keberanian  karena  diakui  oleh
informan  bahwa  menjadi  pelapak  memiliki  banyak  resiko.  Seperti  yang  diungkapkan  oleh salah satu pemulung :
“… kalau pengen jadi pelapak harus punya banyak modal, harus bisa atur uang karena setiap hari butuh uang bayar karyawan…”
WP.SRPN16122016 Tidak banyak pemulung yang memiliki keberanian untuk menjadi pelapak, namun ada
beberapa pemulung  yang memberanikan diri untuk bertransformasi menjadi pelapak dengan keinginan yang kuat.Seperti yang diungkapkan oleh salah satu pelapak yang dulunya seorang
pemulung. “…dulu  saya  itu  pemulung  mbak  s
udah  belasan  tahun,  namun  saya  akhirnya melihat peluang pengen jadi pelapak pelan-pelan saya belajar  dan
ngumpulin uang  untuk  modal  akhirnya  karena  nekat  saya  bisa  jadi  pelapak  sampai
sekarang…”WB.SMH05012017 Tak  banyak  orang  yang  memiliki  keberanian  untuk  bertransformasi  sehingga
perbandingan  jumlah  pemulung  dan  pelapak  masih  didominasi  oleh  pemulung  karena  tidak
128
banyak  dari  mereka  yang  menginginkan  bertransformasi.Dari  kesekian  pemulung  yang melakukan transformasi rata-rata rentan waktu 5-10 tahun.Sehingga dapat kita ketahui bahwa
butuh  waktu  yang  lama  untuk  menjadi  pelapak.Dibutuhkan  pengetahuan  yang  tinggi  dalam hal  sampah,  pengalaman  dalam  menjalankan  usaha  serta  modal  yang  lumayan  untuk
membayar pemulung setiap harinya.
c. Pola Transformasi dari Pelapak ke Bandar