Hubungan Pelapak dan Bandar

105 pelapak dengan pelapak ini didasari oleh tingkatan yang berbeda yakni pelapak besar dan kecil.Kedua tingkatan ini yang membuat diantara mereka menjalin relasi dan memiliki tingkat interdependensi yang tinggi antar sesama pelapak. Dalam hubungan kerja pelapak kecil akan menyetorkan barang kepada pelapak besar. Dikatakan besar dan kecil didasarkan atas kepemilikan modal yang dimiliki oleh pelapak.Keterikatan pelapak kecil terhadap pelapak besar dikarenakan oleh hambatan yang dimiliki oleh pelapak kecil dalam menyetor langsung barang dagangan kepada bandar.Syarat yang biasanya menghambat pelapak kecil adalah jumlah pasokan barang yang tidak memenuhi syarat berat yang ditentukan.Hal tersebut membuat pelapak kecil harus menyetorkan barang dagangan kepada pelapak besar setiap saat. “…kalau saya itu biasanya setor ke pelapak mbak, tidak langsung ke bandar jadi ke pelapak yang di atas saya. Kalau ke bandar itu sekali kirim harus 1 truk besar padahal kalau harus mencapai itu butuh modal banyak. Jadi sedikit-sedikit asalkan modal berputar gak sampai rugi…” WB.SMH 10112016. Hambatan dalam hal modal membuat sesama pelapak ini melakukan kerjasama kerja setiap harinya. Pelapak besar perannya terhadap pelapak kecil sama halnya dengan peran bandar kepada pelapak karena disini pelapak besar juga memberikan layanan khusus kepada pelapak kecil misalkan THR dan parsel. Hubungan diantara keduanya biasanya terjalin secara berkelanjutan dan langganan asalkan dua-duanya merasa saling di untungkan.Berbeda dengan pemulung yang harus satu pelapak dalam menjual hasil sampah.Kalau pelapak kecil bisa memiliki beberapa pelapak besar bisa mencapai 3 kerjasama antar pelapak. Hal tersebut selain disesuaikan dengan kesesuaian harga yang diberikan pelapak besar selain itu pelapak besar biasanya memiliki spesifik sampah yang berbeda antara satu dengan yang lain. Ada yang khusus pelapak sampah raffia, ada yang khusus sampah botol.Sehingga membuat pelapak kecil memiliki banyak langganan pelapak besar. Hal demikian yang membuat antar sesama pelapak menjalin kerjasama secara ajeg dan berkelanjutan. Selain untuk mencari untung jalinan kerjasama ini memang sangat dibutuhkan karena sektor ini tidak akan berjalan tanpa adanya kerjasama antar jaringan para pekerja. Selain relasi yang terjalin didalamnya tingkat interdependensi dalam sektor ini memang sangat kuat dan mempengaruhi berlangsungnya usaha daur ulang sampah.

d. Hubungan Pelapak dan Bandar

Pelapak dan bandar memiliki hubungan yang tidak seintensif hubungan pemulung dengan pemulung, maupun pelapak dengan pelapak.Pelapak yang biasanya setor barang 106 kepada bandar adalah pelapak besar.Namun kesibukan usaha yang dijalankan oleh bandar membuat pekerjaan diambil alih oleh karyawan yang sudah dipercaya untuk mengkoordinir pembelian sampah kepada pelapak. Pelapak hanya mengetahui siapa pemilik bandar namun proses penjualan hanya berorientasi pada jual beli. Meskipun kesibukan bandar membuat mereka jarang melakukan interaksi namun bandar memberikan banyak fasilitas untuk para pelapak yang sudah berlangganan misalnya saja peminjaman modal. “… saya pernah mengalami rugi, rugi dalam artian tidak punya modal lagi untuk usaha, namun akhirnya saya diberi pinjaman oleh bandar, jadi jalan lagi sampai sekarang mbak…”W. P.HNDRI30102016. Dengan kepemilikan modal yang besar bandar mampu memberikan fasilitas kepada pelapak.Meskipun interaksi yang mereka lakukan memang tergolong kurang karena pekerjaan bandar sudah di koordinir oleh karyawan.Namun interdependensi antara pelapak besar dan bandar sangat tinggi karena sistem kerja dari bahan olahan yang di jalankan oleh bandar semuanya berasal dari para pelapak besar. Tanpa setoran dari pelapak besar para bandar tidak akan bisa menjalankan usahanya. Begitupula dengan pelapak kalau tidak ada bandar yang memerlukan sampah maka tidak akan ada orang yang membeli sampah mereka. Jadi disini seolah-olah bandar adalah seorang raja sebagai penentu harga dan jenis sampah.Hal tersebut didasari karena bandar yang selalu menentukan harga sampah dan bandar selalu diberikan kebebasan dalam pemilihan sampah sesuai dengan jenis dan kualitas yang mereka mau.Dapat dikatakan bahwa bandar adalah pembeli dan pelapak adalah penjual sehingga sebutan pembeli adalah raja nampak dalam diri bandar dalam penentuan pembelian sampah.

e. Hubungan Bandar dengan Bandar