16
pemulung  tidak  mudah  diterima  dalam  setiap  lapisan  masyarakat.  Kata  pemulung  masih sering  diartikan  secara  dangkal  dan  dianggap  sebagai  sesuatu  yang  lebih  bersifat  patologis,
dan merupakan suatu permasalahan sosial masyarakat Twikromo, 1999 :7. Barang bekas dalam penelitian ini dicari oleh pemulung pada umumya yang memulung
barang bekas dari jalanan dan tanpa modal uang. Pada umumnya, profesi pemulung ini lebih banyak  “digeluti”  oleh  masyarakat  miskin.  Hampir  secara  keseluruhan,  para  pemulung
merupakan  migran  yang  berasal  dari  pedesaan  Simanjuntak,  2002.  Begitu  juga  dengan pemulung dalam penelitian ini, selain dari daerah Mojosongo dan sekitarnya, sebagian besar
berasal  dari  daerah  luar  kota  yang  merupakan  pedesaan  yang  terletak  di  luar  wilayah Surakarta.  Sebelum  menekuni  profesi  menjadi  pemulung,  mayoritas  dari  mereka  bekerja
sebagai petani, buruh pembuat batu bata, kuli bongkar muat dan buruh serabutan lainnya.
5. Pelapak Pengepulan Barang Bekas
Pelapak pengepulan menurut KBBI berarti proses, cara, perbuatan mengepulkan. Jika disimpulkan  dari  makna  tersebut,  pengepulan  barang  bekas  berarti  proses,  cara,  maupun
perbuatan  mengepulkan  barang  bekas.  Pelapak  pengepul  barang  bekas  merupakan  orang yang  memiliki  modal  untuk  membeli  segala  jenis  barang  bekas  barang  bekas  yang  sudah
tidak layak pakai dari pemulung. Barang bekas yang disetorkan pemulung tersebut kemudian dipilah dan dikemas dalam skala yang lebih besar berdasarkan masing-masing jenis. Setelah
dikemas  dan  terkumpul  dalam  skala  lebih  besar,  barang  bekas  siap  untuk  disetorkan  lagi kepada pemborong bandar hingga akhirnya sampai ke pabrik daur ulang. Proses penyaluran
barang-barang  bekas  dapat  melibatkan  pemulung,  pelapak  dan  penadah  besar  selaku  aktor dalam  rantai  usaha  daur  ulang  Palestiano,  2006  :  31.  Berdasarkan  strata  sosial  yang  ada,
pelapak  barang  bekas  dibedakan  menjadi  dua  lapisan,  dengan  karakteristik  dan  peran  yang akan dideskripsikan Tabel 2.1 berikut:
17
TABEL 2.1 Status Sosial, Karakteristik Dan Peran Pelapak Barang Bekas
Lapisan Status Sosial
Karakteristik Peran
Pelapak Besar  1.
Memiliki anak buah pemulung lebih dari 10 orang.
2. Memiliki lapak penampungan
barang yang luas. 3.
Kapasitas penampungan pembelian dari pemulung
lebih dari 5 ton per hari. 4.
Memiliki modal usaha  Rp. 20 juta.
1. Sebagai majikan
juragan 2.
Biasanya cenderung sebagai
pemimpin pendapat Opinion Leader
3. Dalam ekonomi
dapat disejajarkan dengan peran
sebagai lembaga pemasaranagen
Pelapak Kecil 1.
Memiliki anak buah pemulung 5-10 orang.
2. Memiliki lapak
penampungan barang. 3.
Kapasitas penampungan
pembelian dari pemulung paling
banyak 5 ton. 4.
Modal usaha Rp 5 - 20 juta.
1. Sebagai
majikanjuragan kecil.
2. Biasanya
cenderung sebagai penerus komunikasi
Keatas-kebawah. 3.
Dalam ekonomi dapat disejajarkan
dengan peran pedagang pengepul
Sumber : Sahwan, 2005 : 5
Pelapak  usaha  barang  bekas  yang  diteliti  di  Kelurahan  Mojosongo,  Jebres,  Surakarta termasuk  ke  dalam  klasifikasi  pelapak  besar  dan  kecil  berdasarkan  kategori  di  atas.  Hal
18
tersebut  dilandasi  karena  latar  belakang  wilayah  ini  memang  berkembang  bisnis  daur  ulang sejak lama sehingga terdapat banyak pelapak besar dan kecil dalam wilayah Mojosongo.
5. Bandar