PEMBELAJARAN SASTRA DALAM KTSP

22 Berbagai tinjauan pustaka tersebut di atas akan digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti untuk meneliti keterampilan menulis teks drama siswa kelas XI.IA SMA Muhammadiyah I Semarang. Penelitian mengenai keterampilan menulis teks drama masih jarang dilakukan terutama di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang. Penelitian mengenai keterampilan menulis teks dram dengan media gambar sangat menarik untuk dilakukan karena belum ada penelitian mengenai menulis teks drama dengan menggunakan media gambar. Penelitian ini bertujuan untuk menambah referensi dan sebagai bahan perbandingan dalam mengajarkan keterampilan menulis teks drama di sekolah. Kedudukan penelitian ini adalah untuk melengkapi penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.

2.2 LANDASAN TEORETIS

Landasan teoretis ini berisi tentang uraian – uraian hakekat drama, penulisan teks drama, dan media. Mengenai drama yang akan diuraikan antara lain hakekat drama, jenis-jenis drama, unsur-unsur pembangun drama, dan media gambar sebagai media pembelajaran menulis teks drama termasuk dalam landasan teoretis.

2.2.1 PEMBELAJARAN SASTRA DALAM KTSP

Pembelajaran sastra adalah dunia yang mengandalkan dunia intuitif, imajinatif, dan daya kreatif. Oleh karena itu, mendekati karya-kaya sastra juga lebih banyak menuntut kepekaan intuitif, kendati kekuatan intelektual atau kognitif tetap diperlukan, pembelajaran sastra pun harus berorientasi pada 23 pengembangan kemampuan intuitif dan emosional siswa dalam upaya memahami pesan-pesan yang terkandung dalam suatu karya sastra. Tujuan pembelajaran sastra di sekolah adalah untuk menumbuhkan dan mengembangkan daya apresiasi siswa terhadap karya-karya sastra Jamaludin 2003:80-81. Sastra adalah karya imajinatif yang lebih banyak bersentuhan dengan masalah perasaan, intuisi, dan kepekaan estetis. Pendapat Jamaludin 2003:80-81 di atas mengenai tujuan dari pembelajaran sastra yaitu sebagai wadah untuk menumbuhkan dan mengembangkan daya apresiasi siswa. Apresiasi adalah langkah awal yang harus dilakukan guru pada siswa agar siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran sastra. Dalam pembelajaran sastra yang paling utama adalah siswa mampu mengapresiasi dengan baik. Apresiasi yang dilakukan siswa harus secara terus menerus dilatih agar siswa termotivasi dengan pembelajaran sastra. Istilah apresiasi berasal dari bahasa Latin apreciatio yang berarti mengindahkan atau menghargai. Apresiasi adalah kegiatan menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra. Dari pengertian apresiasi sastra di atas dapat disimpulkan bahwa apresiasi sastra sebenarnya bukan merupakan konsep abstrak yang tidak pernah terwujud dalam tingkah laku, melainkan merupakan pengertian di dalamnya menyiratkan adanya suatu kegiatan yang harus terwujud secara konkret. Perilaku kegiatan itu dapat dibedakan antara perilaku langsung dan perilaku kegiatan secara tidak langsung. 24 Apresiasi sastra secara langsung adalah kegiatan membaca atau menikmati cipta sastra berupa teks maupun performansi secara langsung. Kegiatan membaca suatu teks sastra secara langsung itu terwujud dalam perilaku membaca, memahami, menikmati, serta mengevaluasi teks sastra, baik yang berupa cerpen, novel, roman, naskah drama, maupun teks sastra yang berupa puisi. Rusyana dalam Waluyo 2003:154 dalam penelitian yang dilakukan di Jawa Barat pada tahun 1979 terdapat perbandingan kegiatan mengapresiasi prosa, puisi, dan drama berbanding 6: 3: 1. Dari penelitian yang dilakukan Rusyana tersebut jelas bahwa tingkat apresiasi drama di sekolah masih rendah ini disebabkan karena aspek pengetahuan teori lebih diutamakan daripada apresiasi. Dan itu yang selama ini terjadi dalam proses belajar mengajar di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Teori lebih diutamakan daripada praktiknya. Padahal proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan pembelajaran jika siswa aktif dan kreatif di kelas. Selain siswa mampu mengapresiasi hasil karya sastra manusia Indonesia, siswa juga harus dapat membuat karya sastra sebagai hasil dari apresiasi. Hasil karya sastra tersebut bisa berupa puisi, prosa, dan drama yang berupa produk. Dalam KTSP pembelajaran sastra selain mengapresiasi juga membaca, menyimak, berbicara, serta menulis. Produk dari karya sastra yang ada dalam KTSP salah satunya adalah siswa dapat membuat teks drama dengan baik yang termasuk dalam sub aspek menulis. Pembelajaran menulis teks drama dengan menghasilkan naskah drama bukan hanya teori belaka. Sehingga penerapan KTSP dalam pembelajaran sastra mampu mencapai tujuan yang diharapkan. 25 Dari uraian di atas, dapat ditarik simpulan bahwa pembelajaran sastra dalam KTSP khususnya sub aspek menulis terdapat tiga macam keterampilan menulis yaitu menulis puisi, prosa, dan menulis drama. Dalam penelitian ini, keterampilan menulis teks drama termasuk dalam standar kompetensi yang terdapat pada KTSP yang harus diajarkan pada siswa sekolah menengah atasmadrasah aliyah.

2.2.2 HAKEKAT KETERAMPILAN MENULIS TEKS DRAMA

Dokumen yang terkait

Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi'iyah Ciputat

1 23 122

Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Drama melalui Teknik Transformasi Cerpen Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Blora

13 85 153

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas VII SMP N 3 Blora.

0 1 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas VII SMP N 3 Blora.

1 4 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Dengan Media Gambar Berseri Pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 2 Karanganyar.

0 5 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Dengan Media Gambar Berseri Pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 2 Karanganyar.

0 2 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAHDRAMA DENGAN MEDIA GAMBAR KOMIK PADA SISWA KELAS XI IPS 3 Peningkatan Keterampilan Menulis Naskahdrama Dengan Media Gambar Komik Pada Siswa Kelas XI IPS 3 SMA N 2 Sragen.

0 1 14

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR ILUSTRASI PADA SISWA KELAS PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR ILUSTRASI PADA SISWA KELAS X TKR 2 SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN

0 0 18

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS XI IA SMA MUHAMMADIYAH 1 SEMARANG.

0 1 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KLATEN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR FOTOGRAFI.

1 1 217