42
Naskah drama yang bermutu akan memberikan gambaran bagaimana memadukan unsur estetis dan komunikatif dalam naskah drama itu. Untuk itu
dialog dalam drama harus memenuhi dua hal. 1
Harus dapat mempertinggi nilai gerak. Dialog harus mencerminkan apa yang telah terjadi dan pikiran serta perasaan para tokoh.
2 Harus baik dan bernilai tinggi. Maksudnya, harus terarah dan teratur
daripada percakapn sehari-hari. Tidak boleh ada kata-kata yang tidak perlu, harus berbicara jelas, terang dan menuju sasaran to the point.
Dialog dalam drama sangat menentukan karakter tokoh, sehingga penggunaan gaya bahasa dalam dialog perlu diperhatikan sebagai penguatan
perwatakan tokoh.
2.2.4.2.4 SettingLandasanTempat Kejadian
Setting atau tempat kejadian sering disebut latar cerita. Setting biasanya
meliputi tiga dimensi, yaitu: tempat, ruang, dan waktu. Setting tidak berdiri sendiri tetapi berhubungan dengan waktu dan ruang. Setting waktu juga berarti
apakah lakon terjadi diwaktu siang, pagi, sore dan malam hari. Ruang merupakan unsur yng berkaitan dengan latar. Ruang juga menyangkut tempat dan suasana.
Dalam naskah drama setting belum dilukiskan secara jelas. Menjadi tugas penulis lakon untuk merumuskan setting yang diteliti. Setiap periode sejarah
memiliki ciri-ciri khas dalam hal setting yang jika ditampilkan akan mempermudah penghayatan terhadap penikmat drama Waluyo 2003:23-24.
Pendapat Waluyo 2003 tentang penggambaran setting atau tempat kejadian dalam naskah drama harus jelas dan mampu membawa pembaca atau
43
juga penonton dalam mengikuti cerita. Penggambaran setting atau tempat kejadian secara jelas merupakan hal yang sangat penting dan perlu diteliti agar setting atau
tempat kejadian seolah-olah nyata. Dengan demikian, deskripsi setting atau tempat kejadian harus jelas dan
ditulis dengan teliti mampu menarik pembaca maupun penonton dalam menikmati teks drama yang ditulis oleh siswa.
2.2.4.2.5 TemaNada Cerita
Tema merupakan gagasan pokok yang terkandung dalam drama. Tema berhubungan dengan premis dari drama tersebut yang berhubungan pula dengan
nada dasar dari sebuah drama dan sudut pandang yang dikemukakan pengarang. Tema yang kuat, lengkap, dan mendalam biasanya lahir karena pengarang berada
pada pasion suasana jiwa yang luar biasa. Konflik batin harus benar-benar dihayati oleh pengarang.
Dalam drama, tema akan dikembangkan melalui alur dramatik dalam plot melalui tokoh-tokoh protagonis dan antagonis dengan perwatakan yang
memungkinkan konflik dan diformulasikan dalam bentuk dialog. Dialog tersebut mengejawantahkan tema dari lakonnaskah.
Nada dasar merupakan nada jiwa, suasana yang mendasari sebuah lakon. Dalam satu naskah, mungkin nada dasarnya mengalami perubahan atau
perkembangan sesuai dengan intensitas irama dramatik atau perkembangan alur. Setiap tokoh juga dapat dikemukakan nada dasar sikap, gerak, dan perangainya.
Tema yang abadi biasanya bersifat interpersonal, artinya mengatasi kepentingan individu, golongan, suku, bangsa, agama, dan kurun waktu. Tema ini
44
biasanya terdapat pada drama besar karena tema abadi dapat diterima oleh pada segala kurun waktu, oleh segala bangsa, pada segala umur, dan segala taraf
budaya Waluyo 2003:23-24. Jadi, merujuk pendapat Waluyo 2003 tersebut tema yang dipilih dalam
menulis teks drama harus bersifat interpesonal agar dapat diterima oleh pada segala kurun waktu, oleh segala bangsa, pada segala umur, dan segala taraf
budaya.
2.2.4.2.6 AmanatPesan Pengarang