Pengertian Drama PENGERTIAN DRAMA

30 Media yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Dalam pengembangan ini siswa tidak dapat melakukannya sendiri tanpa bantuan guru. Guru berperan sebagai fasilitator dan motivator untuk itu guru harus mengarahkan siswanya dalam menulis teks drama sesuai dengan langkah-langkah penulisan teks drama agar siswa mampu mengembangkan kreatifitas dalam menulis teks drama. Media yang digunakan pada penelitian ini adalah media gambar yang mudah didapat dan praktis digunakan. Untuk dapat menulis teks drama dengan baik diharuskan siswa mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan drama yaitu, pengertian drama dan unsur-unsur pembangun teks drama, jenis-jenis drama agar dapat menulis teks drama, serta media gambar sebagai media pembelajaran menulis teks drama. Adapun pengertian drama, unsur-unsurnya dan jenis-jenis drama dapat diuraikan sebagai berikut.

2.2.4.1 PENGERTIAN DRAMA

2.2.4.1.1 Pengertian Drama

Drama sudah ada sejak abab kelima SM hal ini didasarkan pada temuan naskah drama kuno di Yunani. Penulisnya Aeschylus yang hidup antara tahun 525-456 SM. Sejarah lahirnya drama di Indonesia tidak jauh berbeda dengan kelahiran drama di Yunani. Drama di negara Indonesia diawali dengan upacara keagamaan yang diselenggarakan pemuka agama yang berupa mantra dan doa. Drama berasal dari bahasa Yunani ”Draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, atau beraksi. Drama berarti perbuatan, tindakan atau beraksi. Drama mengandung arti lebih luas ditinjau sebagai genre ataupun drama sebagai 31 cabang kesenian mandiri. Brahim 1968:51-52 mengatakan bahwa drama adalah pertunjukan dan adanya lakon yang dibawakan dalam pertunjukan itu. Lakon tersebut disebut dengan naskah drama. Istilah drama lebih sempit dari teater. Dalam arti sempit tersebut istilah drama dapat diartikan sebagai teks. Teks-teks drama ialah semua teks yang bersifat dialog dan isinya membentangkan alur Luxemburg 1984:158. Sumarjo dalam Hasanuddin 1996:6 mengatakan bahwa drama adalah karya sastra melalui dialog-dialog para tokoh. Sedangkan Hasanuddin 1996:7 berpendapat bahwa drama merupakan suatu genre sastra yang ditulis dalam bentuk dialog-dialog dengan tujuan untuk dipentaskan sebagai suatu seni pertunjukan. Sudjiman dalam Rahmanto dan Hariyanto 1997:75 menyatakan bahwa dapat pula drama dirumuskan pengertiannya sebagai karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan mengemukakan tikaian dan emosi lewat haluan dan dialog; lazimnya dirancang untuk pementasan dipanggung. Drama sebagai naskah memiliki kedudukan sendiri dalam genre sastra, dapat disejajarkan dengan puisi dan prosa. Kedudukan drama dalam teks sastra cukup menarik. Ia merupakan bagian integral dari pertunjukan atau pementasan drama dan teater yang termasuk dalam seni pertunjukan. Oleh karena itu, teks drama baru dapat diminati secara utuh dalam kesatuan dengan pertunjukannya. Sebagai karya sastra, bahasa drama adalah bahasa sastra karena sifatnya konotatif. Pemakaian lambang, kiasan, irama, pilihan kata yang khas, dan sebagainya berprinsip sama dengan karya sastra lainnya. 32 Wiyanto 2002:3 juga mengemukakan bahwa drama mempunyai dua pengertian dalam masyarakat yaitu drama dalam arti luas dan drama dalam arti sempit. Drama dalam arti luas yaitu semua bentuk tontonan yang mengandung cerita yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Arti sempit yaitu kisah hidup manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan di atas panggung, disajikan dalam bentuk dialog dan gerak berdasarkan naskah, didukung tata panggung, tata lampu, tata musik, tata rias dan tata busana. Pendapat Brahim 1968 dan Luxemburg 1984 tentang pengertian drama adalah hampir sama. Brahim 1968 berpendapat bahwa drama adalah pertunjukan dan adanya lakon yang dibawakan dalam pertunjukan itu. Lakon yang dimaksud Brahim adalah naskah drama. Sedangkan Luxemburg 1984 mengatakan bahwa drama adalah semua teks yang bersifat dialog dan isinya membentangkan alur. Pendapat Luxemburg 1984 disempurnakan oleh Sumarjo 1996 dan Hasanuddin 1996 pada intinya drama adalah merupakan suatu genre sastra yang ditulis dalam bentuk dialog-dialog dengan tujuan untuk dipentaskan sebagai suatu seni pertunjukan. Pada tahun 1997 pendapat Sumarjo 1996 dan Hasanuddin 1996 dilengkapi oleh Sudjiman yang menyebutkan bahwa drama adalah suatu karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan mengemukakan tikaian dan emosi lewat haluan dan dialog; lazimnya dirancang untuk pementasan dipanggung. Pendapat Sudjiman 1997 tentang drama dilengkapi oleh Wiyanto 2002 yang membagi pengertian drama menjadi dua, yaitu drama dalam arti sempit dan drama dalam arti luas. Pengertian drama dalam arti luas maupun sempit tersebut hampir sama. Pada intinya drama adalah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan di atas panggung. 33 Dari kelima pendapat para ahli di atas dapat peneliti simpulkan bahwa yang dimaksud dengan drama adalah karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan mengemukakan tikaian dan emosi lewat haluan dan dialog dengan tujuan untuk dipentaskan. Dengan demikian, selain berupa dialog-dialog, drama juga bertujuan untuk dipentaskan. Menulis teks drama menuntut siswa untuk dapat menulis teks drama bukan hanya untuk bahan bacaan atau bahan pembelajaran menulis saja, tetapi juga bertujuan untuk dipentaskan. Naskah drama yang ditulis siswa merupakan genre sastra yaitu drama naskah sebagai karya sastra dan kemungkinannya di pentaskan.

2.2.4.1.2 Drama Sebagai Sastra

Dokumen yang terkait

Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi'iyah Ciputat

1 23 122

Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Drama melalui Teknik Transformasi Cerpen Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Blora

13 85 153

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas VII SMP N 3 Blora.

0 1 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas VII SMP N 3 Blora.

1 4 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Dengan Media Gambar Berseri Pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 2 Karanganyar.

0 5 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Dengan Media Gambar Berseri Pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 2 Karanganyar.

0 2 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAHDRAMA DENGAN MEDIA GAMBAR KOMIK PADA SISWA KELAS XI IPS 3 Peningkatan Keterampilan Menulis Naskahdrama Dengan Media Gambar Komik Pada Siswa Kelas XI IPS 3 SMA N 2 Sragen.

0 1 14

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR ILUSTRASI PADA SISWA KELAS PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR ILUSTRASI PADA SISWA KELAS X TKR 2 SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN

0 0 18

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS XI IA SMA MUHAMMADIYAH 1 SEMARANG.

0 1 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KLATEN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR FOTOGRAFI.

1 1 217