63
75 peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental atau sosial dalam proses pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan yang tinggi semangat
yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila perubahan perilaku yang positif pada diri
peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75. Lebih lanjut pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata,
menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, sesuai dengan kebutuhanperkembangan masyarakat dan pembangunan.
Penilaian proses dalam penelitian ini dapat diambil melalui data observasi, jurnal siswa, dan wawancara. Data ini digunakan untuk mengetahui perubahan
perilaku siswa dan respon siswa pada saat pembelajaran menulis teks drama berlangsung. Penilaian hasil dilakukan dengan menilai teks drama yang ditulis
siswa dengan menitik beratkan pada aspek penokohan, relevansi tema dengan media gambar, alur, latarsetting, gaya bahasa.
2.3 KERANGKA BERFIKIR
Banyak alternatif materi yang dapat dipilih untuk pembelajaran bersastra. Dari sekian banyak alternatif materi yang dapat dipilih oleh guru agar siswa
mampu mengapresiasi sastra, peneliti mengajukan alternatif berupa pembelajaran menulis teks drama dengan menggunakan media gambar. Materi ini berkaitan
dengan drama sebagai karya sastra berupa kajian naskah drama. Pemilihan media yang tepat dalam pembelajaran merupakan salah satu
penentu keberhasilan. Dalam hal ini peneliti menggunakan media gambar kartun agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara lebih efektif dan efisien, dan
64
menyenangkan. Peneliti menggunakan gambar kartun sebagai media pembelajaran menulis teks drama. Pemanfaatan gambar sebagai media
pembelajaran mempermudah siswa dalam menulis teks drama. Cara ini akan memberdayakan dan memanusiakan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa
mempunyai kebebasan untuk mengembangkan kreativitas terarah. Siswa dapat menuangkan peristiwa yang ada pada gambar dalam bentuk dialog-dialog teks
drama dan siswa diberi kebebasan berimajinasi dan juga berkreatifitas, sedangkan guru hanya sebagai ”jembatan” motivator dan fasilitator bagi pengetahuan dan
keterampilan siswa. Penggunaan media gambar ini sangat mudah. Siswa hanya
mengidentifikasi media sebagai bahan untuk menulis teks drama. Kemudian hasil identifikasi yang sesuai dengan hal-hal yang berhubungan dengan unsur-unsur
pembangun naskah drama yaitu tema, alur, penokohan, setting, dan gaya bahasa, siswa menuliskannya dalam bentuk teks drama sesuai dengan media gambar.
Adapun kerangka berfikir penelitian ini adalah sebagai berikut. Siklus I dimulai dengan tahap perencanaan kegiatan dalam kelas yakni
menentukan langkah-langkah untuk memecahkan masalah. Pada tahap tindakan peneliti melakukan tindakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran
yang telah disusun, tindakan yang dilakukan adalah dengan mengadakan proses pembelajaran menulis teks drama menggunakan media gambar. Tahap observasi
dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung. Hasil yang diperoleh kemudian dilakukan refleksi. Kelebihan yang terdapat pada siklus I dipertahankan
dan kelemahan pada tahap I diperbaiki dan dicari pemecahannya pada siklus II.
65
Pada siklus II dimulai dengan tahap perencanaan dilakukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan pembelajaran pada siklus I. Pada tahap ini,
peneliti menyusun rencana pembelajaran dengan tindakan yang berbeda dengan siklus I. Tahap observasi dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung
Peneliti menjelaskan kesalahan-kesalahan dalam menulis teks drama yang sering terjadi pada siklus I. Hasil yang diperoleh kemudian dilakukan refleksi.
Untuk mengetahui keterampilan menulis teks drama siswa meningkat maka dilakukan perbandingan pencapaian hasil antara siklus I dan siklus II.
2.4 HIPOTESIS TINDAKAN