Penokohan Penokohan dan Perwatakan

37 berhubungan dengan pementasan, karena peristiwa yang dilakukan tidak selamanya terjadi disatu tempat dan waktu. Jadi satu babak dalam naskah drama adalah bagian dari naskah drama itu yang merangkum semua peristiwa yang terjadi disuatu tempat dan pada waktu tertentu.

2.2.4.2.2 Penokohan dan Perwatakan

2.2.4.2.2.1 Penokohan

Penokohan erat hubungannya dengan perwatakan. Susunan tokoh adalah daftar tokoh-tokoh yang berperan dalam naskah drama. Dalam susunan tokoh itu, yang terlebih dahulu dijelaskan adalah nama, umur, jenis kelamin, tipe fisik, jabatan, keadaan kejiwaanya. Watak tokoh akan menjadi terbaca dalam dialog atau cacatan samping. Jenis dan warna dialog akan menggambarkan watak tokoh. Penggambaran watak tokoh itu berdasarkan keadaan fisik, psikis, dan sosial. 1 Berdasarkan peran drama di dalam drama yang dapat mewakili para tokoh untuk membangun dan membentuk konflik sebagai berikut Hasanuddin 1996:81-82. a. Peran Lion tokoh protagonis, yaitu tokoh atau tokoh-tokoh yang dapat dikategorikan sebagai tokoh pembawa ide. Tokoh ini memperjuangkan sesuatu, yang mungkin berupa kebenaran, kekuasaan, perdamaian, cinta dan juga wanita. b. Peran Mars tokoh antagonis, yaitu tokoh yang menentang dan menghalang-halangi perjuangan peran Lion dalam mencapai keinginan dan tujuan yang diperjuangkan tokoh peran Lion tersebut. 38 c. Peran Sun, yaitu tokoh atau apapun yang menjadi sasaran tokoh Lion dan juga ingin dapatkan Mars. Sun merupakan apa yang diinginkan. Apa yang diperjuangkan Lion dan Mars. d. Peran Earth, yaitu tokoh atau apapun yang menerima hasil perjuangan Lion atau Mars. e. Peran Scale, yaitu peran yang menghakimi, memutuskan, menengahi, atau juga menyelesaikan konflik dan permasalahan yang terjadi di dalam drama. f. Peran Moon, yaitu peran yang bertugas sebagai penolong. 2 Berdasarkan peranannya dalam jalan cerita, terdapat tokoh-tokoh sebagai berikut Waluyo 2003:16. a. Tokoh protagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita. Biasanya ada satu atau dua figur tokoh protagonis utama, yang ditentukan oleh tokoh-tokoh lainnya yang ikut terlibat sebagai pendukung cerita. b. Tokoh antagonis, yaitu tokoh penentang cerita. Biasanya ada seorang tokoh utama yang menentang cerita, dan beberapa figur pembantu yang ikut menentang cerita. c. Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun untuk tokoh antagonis. 3 Berdasarkan peranannya dalam lakon dan fungsinya, maka terdapat tokoh- tokoh sebagai berikut Waluyo 2003:16. a. Tokoh sentral, yaitu tokoh-tokoh yang paling menentukan gerak lakon. Mereka merupakan proses perputaran lakon. Tokoh sentral 39 merupakan biang keladi pertikaian. Dalam hal ini tokoh sentral adalah tokoh protagonis dan tokoh antagonis. b. Tokoh utama, yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dapat juga sebagai medium atau perantara tokoh sentral. Dan dalam hal ini adalah tokoh tritagonis. c. Tokoh pembantu, yaitu tokoh-tokoh yang memegang peranan pelengkap atau tambahan dalam mata rantai cerita. Kehadiran tokoh pembantu ini menurut kebutuhan cerita. Tidak semua lakon menampilkan kehadiran tokoh pembantu. Pendapat Hasanuddin 1996 dan Waluyo 2003 tentang tokoh-tokoh dalam drama adalah hampir sama. Hasanuddin 1996 menggunakan istilah ”planet bumi” untuk menamakan tokoh-tokoh drama yang disesuaikan dengan watak para tokoh, misalnya Mars, Sun, Moon, dan sebagainya. Sedangkan Waluyo 2003 menggunakan istilah yang sampai sekarang masih digunakan yaitu tokoh protagonis antagonis, dan tritagonis. Dari kedua pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa penggambaran watak tokoh itu berdasarkan keadaan fisik, psikis, dan sosial. Dengan demikian, dalam pemberian karakter tokoh siswa tidak boleh asal-asalan, tetapi siswa harus benar-benar memperhatikan karakter tokoh sesuai dengan keadaan fisik, psikis dan sosial tokoh yang akan dipilih. Sehingga konflik akan muncul dengan sendirinya sesuai dengan karakter-karakter tokoh. 40

2.2.4.2.2.2 Perwatakan

Dokumen yang terkait

Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi'iyah Ciputat

1 23 122

Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Drama melalui Teknik Transformasi Cerpen Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Blora

13 85 153

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas VII SMP N 3 Blora.

0 1 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas VII SMP N 3 Blora.

1 4 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Dengan Media Gambar Berseri Pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 2 Karanganyar.

0 5 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Dengan Media Gambar Berseri Pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 2 Karanganyar.

0 2 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAHDRAMA DENGAN MEDIA GAMBAR KOMIK PADA SISWA KELAS XI IPS 3 Peningkatan Keterampilan Menulis Naskahdrama Dengan Media Gambar Komik Pada Siswa Kelas XI IPS 3 SMA N 2 Sragen.

0 1 14

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR ILUSTRASI PADA SISWA KELAS PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR ILUSTRASI PADA SISWA KELAS X TKR 2 SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN

0 0 18

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS XI IA SMA MUHAMMADIYAH 1 SEMARANG.

0 1 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KLATEN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR FOTOGRAFI.

1 1 217