Sejarah Wayang Kajian tentang Kampung Wayang

21 Perkembangan jenis wayang juga dipengaruhi oleh keadaan budaya setempat. Sebagai hasil kebudayaan masyarakat, wayang mempunyai nilai hiburan yang mengandung cerita pokok dan juga berfungsi sebagai media komunikasi. Selain itu dalam penyampaian cerita pewayangan terdapat pesan yang meliputi segi kepribadian, kebijaksanaan, kearifan dalam kehidupan yang sesuai dengan budaya setempat. Sedangkan menurut Kustopo 2008:11-40 ada beberapa macam wayang yang ada di Indonesia diantaranya adalah Wayang Beber, Wayang Kulit Purwa, Wayang Golek Sunda, Wayang Golek Menak, Wayang Klitik, Wayang Krucil, Wayang Orang, Wayang Suluh, Wayang Wahyu, Wayang Gedog, Wayang Kancil, Wayang Potehi, Wayang Kadek. Lebih lanjut Kustopo menjelaskan lebih rinci akan macam- macam wayang yang dimulai dari wayang beber. Wayang Beber adalah wayang yang digambar dalam selembar kertas atau kain yang didalamnya terdapat 16 adegan lakon wayang. Pada saat pergelaran, dalang akan menceritakan kisah yang terlukis dalam setiap adegan tersebut. Wayang kulit Purwa mengambil cerita dari kisah Mahabarata dan Ramayana. Wayang ini terbuat dari kulit kerbau atau kulit sapi yang dipahat menutur bentuk tokoh wayang kemudian disungging dengan warna-warni yang mencerminkan perlambangan karakter dari sang tokoh. Cara memainkan wayang yaitu diatas dalang dipasang lampu dan 22 diantara dalang dan penonton dibatasi layar kain yang disebut kelir. Penonton dibalik kelir dapat menyaksikan gerak bayangan wayang yang dimainkan dalang. Wayang Golek Sunda adalah wayang yang berbentuk boneka- boneka kecil dengan beberapa ciri khusus yaitu kepala wayang dapat diputar ke kiri dan ke kanan serta ke atas dan ke bawah selain itu tangan dapat digerakan dengan bebas untuk menirukan orang menari atau melakukan gerakan bela diri. Wayang Golek Menak juga disebut Wayang Tengul. Wayang ini menggunakan peraga wayang berbentuk boneka kecil atau golek yang terbuat dari kayu, ada juga yang dirupakan dari bentuk kulit. Kisah-kisah ceritanya berlatar belakang berasal dari negeri Arab. Tokoh ceritanyapun berasal dari orang Arab namun diberi pakaian mirip dengan wayang Golek. Selanjutnya yaitu Wayang Klitik yang terbuat dari kayu pipih yang dibentuk dan disungging menyerupai Wayang kulit Purwa. Wayang yang dianggap sama dengan Wayang Klitik yaitu Wayang Krucil, karena Wayang Krucil terbuat dari kayu pipih. Yang berbeda adalah induk cerita yaitu Wayang Krucil mengambil lakon dari cerita kisah Damarwulan. Wayang Orang adalah wayang yang diperankan oleh orang. Wayang disini merupakan seni drama tari yang mengambil cerita Ramayana dan Mahabarata sebagai induk ceritanya. Adapula Wayang Suluh diciptakan setelah zaman kemerdekaan. Wayang ini dimaksudkan 23 sebagai media penerangan mengenai sejarah perjuangan bangsa. Terbuat dari kulit kerbau atau sapi, sosok tokoh diperlihatkan dalam raut wajah serta menggambarkan laki-laki dan perempuan modern yang mengenakan pakaian sehari-hari tergantung tokoh yang digambarkan. Wayang Wahyu adalah wayang yang digunakan hanya terbatas untuk dakwah agama Katolik. Bentuk peraga wayang terbuat dari kulit, tetapi corak tatahan dan sunggingannya agak naturalistik, yaitu bergambar orang yang sesungguhnya. Wayang Gedog adalah wayang yang amat mirip dengan Wayang kulit Purwa, namun keberadaanya sudah punah, hanya sisa-sisa peraganya saja yang masih bisa dilihat di beberapa museum dan keraton Surakarta. Wayang Kancil adalah wayang yang terbuat dari kulit, menggunakan peraga binatang yang dimainkan untuk menuturkan cerita kepada anak-anak tentang kisah binatang kancil yang pandai dan cerdik. Wayang Potehi adalah wayang yang berbentuk boneka dan terbuat dari kain. Umunya menceritakan kisah-kisah dari negeri Cina namun penuturannya menggunakan bahasa Indonesia. Terakhir yaitu Wayang Kadek yang disebut juga sebagai wayang Kelantan, terbuat dari kulit sapi, dipahat dan disungging. Pertunjukan Wayang Kadek biasa diselenggarakan sebagia acara hiburan dalam upacara peringatan lingkaran hidup manusia.

Dokumen yang terkait

Tradisi Masyarakat Desa Janji Mauli Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan (1900-1980)

3 83 104

Respon Masyarakat Desa Sitio Ii Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Oleh Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul

2 59 107

Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Pengembangan Kecamatan Di Kabupaten Aceh Utara...

0 33 3

Program Pemberdayaan Perempuan Kursus Wanita Karo Gereja Batak Karo Protestan (Kwk-Gbkp) Pada Perempuan Pengungsi Sinabung Kecamatan Payung Kabupaten Karo

2 51 132

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SANGGAR WAYANG KULIT SEBAGAI WISATA BUDAYA DI DESA KEPUHSARI MANYARAN Sanggar Wayang Kulit Sebagai Wisata Budaya Di Desa Kepuhsari Manyaran Wonogiri.

0 2 25

DASAR PROGRAM PERENCANAAN DANPERANCANGAN ARSITEKTUR Sanggar Wayang Kulit Sebagai Wisata Budaya Di Desa Kepuhsari Manyaran Wonogiri.

0 1 18

PENDAHULUAN Sanggar Wayang Kulit Sebagai Wisata Budaya Di Desa Kepuhsari Manyaran Wonogiri.

0 3 17

PENGARUH PENDIDIKAN FORMAL, PENDAPATAN, JARINGAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN TERHADAP KEBERLANJUTAN USAHA KERAJINAN WAYANG KULIT DI DESA KEPUHSARI KECAMATAN MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI.

0 0 14

PENDIDIKAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL MELALUI PELESTARIAN WAYANG KULIT DI DESA KEPUHSARI, KECAMATAN MANYARAN, KABUPATEN WONOGIRI | Widyamaharani | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8494 17909 1 SM

0 0 19

PENDIDIKAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL MELALUI PELESTARIAN WAYANG KULIT DI DESA KEPUHSARI KECAMATAN MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI

0 0 16