Tujuan Pemberdayaan Masyarakat Kajian tentang Pemberdayaan Masyarakat

36 fisik, mental, politik, keamanan dan sosial budaya Chabib Soleh, 2014:81.

d. Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato 2015:161- 162, pendekatan pemberdayaan, dapat pula diformulasikan dengan mengacu kepada landasan filosofi dan prinsip-prinsip pemberdayaan, yaitu pendekatan partisipatif, pendekatan kesejahteraan dan pendekatan pembangunan keberlanjutan. Pendekatan partisipatif disini diartikan selalu menempatkan masyarakat sebagai titik-pusat pelaksanaan pemberdayaan, yang mencakup pemberdayaan selalu bertujuan untuk pemecahan masalah masyarakat, bukan untuk mencapai tujuan- tujuan “orang luar” atau penguasa. Pilihan kegiatan, metoda mapun teknik pemberdayaan, maupun teknologi yang ditawarkan harus berbasis pada pilihan masyarakat. Pendekatan kesejahteraan, dalam arti bahwa apapun kegiatan yang akan dilakukan, dari manapun sumber daya dan teknologi yang akan digunakan, dan siapapun yang akan dilibatkan, pemberdayaan masyarakat harus memberikan manfaat terhadap perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan masyarakat penerima manfaatnya. Pendekatan pembangunan berkelanjutan, dalam arti bahwa kegiatan pemberdayaan masyarakat harus terjamin keberlanjutannya. Oleh sebab itu pemberdayaan masyarakat tidak boleh menciptakan 37 ketergantungan, tetapi harus mampu menyiapakan masyarakat penerima manfaatnya agar pada suatu saat mereka akan mampu secara mandiri untuk melanjutkan kegiatan pemberdayaan masyarakat sebagai proses pembangunan berkelanjutan. Pendapat lain dari Chabib Soleh 2014:98 menyatakan bahwa terdapat tiga pendekatan pemberdayaan yaitu pendekatan yang bersifat mikro, mezo dan makro. Pendekatan mikro dilakukan terhadap klien penerima manfaat secara individual melalui bimbingan, konseling, pengelolaan stress dan intervensi krisis dengan tujuan untuk membimbing dan melatih penerima manfaat dalam menjalankan tugas- tugas kehidupannya. Pendekatan mezo dilakukan terhadap dan melalui kelompok penerima manfaat sebagai media intervensi, pendidikan dan pelatihan yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan, melatih keberanian dan kemauan untuk memecahkan permasalahan yang mereka hadapi. Pendekatan makro, kelompok penerima manfaat diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas dengan memandang bahwa klien sebagai orang-orang yang memiliki kemampuan untuk memahami situasi mereka sendiri, mampu menetapkan dan memilih berbagai alternatif yang tepat untuk memcahkan masalah yang mereka hadapi. 38

e. Strategi Pemberdayaan Masyarakat

Kegiatan pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan yang jelas dan harus dicapai. Oleh sebab itu, setiap pelaksanaan pemberdayaan masyarakat perlu dilandasi dengan strategi kerja tertentu demi keberhasilannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam pengertian sehari-hari, strategi sering diartikan sebagai langkah-langkah yang ditempuh agar tercapai tujuan yang diharapkan. Proses pemberdayaan dapat dilakukan secara individual maupun kelompok kolektif kelompok-kelompok sosial. Akan tetapi dengan memperhatikan kasus di Indonesia dimana pembangunan menimbulkan perubahan sosial di tingkat komunitas yaitu terjadinya kesenjangan ekonomi maka melalui kelompok akan terjadi suatu dialogical ecounter yang menumbuhkan dan memperkuat kesadaran dan solidaritas kelompok. Anggota kelompok menumbuhkan identitas seragam dan mengenali kepentingan mereka bersama Fredian Tonny Nasdian, 2014:96 Menurut Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato 2015:168- 169, strategi merupakan suatu proses sekaligus produk yang “penting”yang berkaitan dengan pelaksanaan dan pengendalian kegiatan- kegiatan yang dilakukan untuk memenangkan persaingan, demi tercapainya tujuan. Strategi pemberdayaan masyarakat, pada dasarnya mempunyai tiga arah, yaitu : Pertama, pemihakan dan pemberdayaan 39 masyarakat. Kedua, pemantapan otonomi dan pendelegasian wewenangan dalam pengelolaan pembangunan yang mengembangkan peran serta masyarakat. Ketiga, modernisasi melalui penajaman arah perubahan struktur sosial ekonomi termasuk di dalamnya kesehatan, budaya dan politik yang bersumber pada partisipasi masyarakat. Dengan demikian pemberdayaan masyarakat dapat dilaksanakan dengan beberapa strategi. Yang pertama yaitu menyusun instrumen pengumpulan data. Dalam kegiatan ini informasi yang diperlukan dapat berupa hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, referensi yang ada, dari hasil temuan dari pengamatan-lapang. Kemudian membangun pemahaman, komitmen untuk mendorong kemanidirian individu, keluarga, monitoring dan evaluasi pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat.

f. Metodologi Pemberdayaan Masyarakat

Metodologi pada dasarnya merupakan kerangka kerja yang berisi serangkaian tindakan yang akan dilakukan dalam satu kesatuan sistem menuju tercapainya tujuan yang diinginkan. Dengan pengertian tersebut metodologi pemberdayaan masyarakat berarti suatu kerangka kerja yang berisi rangkaian kegiatantindakan yang akan dilakukan dalam satu kesatuan sistem pemberdayaan guna meningkatkan kemampuan dari kelompok penerima manfaat dalam rangka memperbaiki kualitas hidupnya, atau agar mereka dapat hidup secara mandiri Chabib Sholeh, 2014:100. Dalam praktiknya, metode pemberdayaan masyarakat terus

Dokumen yang terkait

Tradisi Masyarakat Desa Janji Mauli Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan (1900-1980)

3 83 104

Respon Masyarakat Desa Sitio Ii Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Oleh Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul

2 59 107

Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Pengembangan Kecamatan Di Kabupaten Aceh Utara...

0 33 3

Program Pemberdayaan Perempuan Kursus Wanita Karo Gereja Batak Karo Protestan (Kwk-Gbkp) Pada Perempuan Pengungsi Sinabung Kecamatan Payung Kabupaten Karo

2 51 132

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SANGGAR WAYANG KULIT SEBAGAI WISATA BUDAYA DI DESA KEPUHSARI MANYARAN Sanggar Wayang Kulit Sebagai Wisata Budaya Di Desa Kepuhsari Manyaran Wonogiri.

0 2 25

DASAR PROGRAM PERENCANAAN DANPERANCANGAN ARSITEKTUR Sanggar Wayang Kulit Sebagai Wisata Budaya Di Desa Kepuhsari Manyaran Wonogiri.

0 1 18

PENDAHULUAN Sanggar Wayang Kulit Sebagai Wisata Budaya Di Desa Kepuhsari Manyaran Wonogiri.

0 3 17

PENGARUH PENDIDIKAN FORMAL, PENDAPATAN, JARINGAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN TERHADAP KEBERLANJUTAN USAHA KERAJINAN WAYANG KULIT DI DESA KEPUHSARI KECAMATAN MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI.

0 0 14

PENDIDIKAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL MELALUI PELESTARIAN WAYANG KULIT DI DESA KEPUHSARI, KECAMATAN MANYARAN, KABUPATEN WONOGIRI | Widyamaharani | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8494 17909 1 SM

0 0 19

PENDIDIKAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL MELALUI PELESTARIAN WAYANG KULIT DI DESA KEPUHSARI KECAMATAN MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI

0 0 16